Terbukti 86%, Anosmia Gejala Dominan Pasien COVID-19 dan Waktu Pemulihannya

Terbukti 86%, Anosmia Gejala Dominan Pasien COVID-19 dan Waktu Pemulihannya

Anosmia Gejala Dominan Pasien COVID-19 dan Waktu Pemulihannya (Gambar: Pixabay/Engin_Akyurt)

Gejala anosmia atau kehilangan indra penciuman sebetulnya adalah salah satu gejala COVID-19 yang paling umum terjadi. Akan tetapi hingga saat ini belum diketahui seberapa umumnya gejala ini di setiap individu. Nah, baru-baru ini peneliti di Eropa mengungkapkan angka yang cukup signifikan, yaitu sekitar 86% pasien COVID-19 memiliki gejala dominan tersebut.

Bahkan, gejala anosmia yang dominan pada pasien COVID-19 tersebut masih dapat dirasakan sesudah pengobatan atau dua bulan sesudah mereka terinfeksi virus tersebut. Hal ini menguatkan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa gejala dominan pasien COVID-19. Salah satunya adalah anosmia tersebut beserta gejala lain seperti kehilangan indra perasa (ageusia) dan batuk tidak biasa.

Hal ini tertuang dalam penelitian berjudul ”Prevalence and 6-month Recovery of Olfactory Dsyfunction: A Multicentre Study of 1363 COVID-19 Patients”. Penulis utamanya adalah Jerome R. Lechien, MD, PhD, MS dari Universitas Paris Saclay di Perancis beserta sejumlah koleganya, seperti yang dikutip dari Science Daily (6 Januari 2021). Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Internal Medicine, Wiley.

Anosmia, Gejala Dominan Pasien COVID-19

Dalam studinya, peneliti mengumpulkan data dari 2.581 pasien COVID-19 yang tersebar di 18 rumah sakit berbeda di Eropa. Dari jumlah pasien inilah peneliti lalu menemukan sejumlah angka signifikan utamanya berkaitan dengan anosmia.

Sebanyak 85.9% pasien COVID-19 yang menderita gejala ringan melaporkan gejala anosmia ini. Lalu sebanyak 4.5% pasien dengan gejala menengah dan sebanyak 6.9% pasien dengan gejala berat juga mengalaminya.

Artinya bisa disimpulkan bahwa gejala anosmia ini lebih umum terjadi pada pasien yang justru gejalanya ringan. Gejala anosmia ini juga bisa menjadi pertanda awal infeksi virus COVID-19 di lingkungan sekitar.

Penelitian ini juga mengungkapkan hal lain berkaitan dengan jangka waktu gejala anosmia ini. Rata-rata pasien kehilangan indra penciuman mereka dalam kurun waktu 21.6 hari atau tiga minggu setelah infeksi.

Namun, sepertiga dari jumlah pasien tersebut menyatakan bahwa indra penciuman mereka baru benar-benar pulih dalam waktu 60 hari. Singkatnya butuh waktu lama atau sekitar dua bulan untuk memulihkan indra penciuman akibat gejala anosmia ini pada pasien COVID-19.

Selain itu ada sebanyak 4.7% dari pasien yang melaporkan gejala anosmia yang bertahan lama lebih dari enam bulan. Namun terdapat catatan bahwa data ini kurang objektif menurut penelitian ini. Sebanyak 15.3% dari jumlah pasien juga melaporkan gejala ini lebih dari 60 hari dan 6 bulan.

Sementara itu, 54.7% pasien COVID-19 dengan kasus ringan dan 36,6% pasien dengan gejala menengah-kritis mampu untuk mengidentifikasi gejala ini.

Waktu Pemulihan

Menurut peneliti Jerome R. Lechien menyatakan bahwa kasus anosmia ini lebih sering terjadi pada pasien dengan gejala ringan. Selain itu dibutuhkan waktu kira-kira enam bulan pasca infeksi untuk memulihkan indra penciuman mereka.

“Disfungsi penciuman lebih umu terjadi pada bentuk COVID-19 ringan daripada dalam bentuk sedang hingga kritis, dan 95% pasien memulihkan indra penciuman mereka pada 6 bulan pasca infeksi,” kata Jerome R. Lechien yang merupakan penulis utama penelitian ini.

 

Sumber:

Science Daily

Wiley, Journal of Internal Medicine

Tinggalkan komentar