Contoh Laporan Perjalanan Study Tour Terbaik dan Terlengkap

Pengertian laporan perjalanan adalah sebuah laporan yang berisi hasil dari pengamatan, penelitian atau lain sebagainya terhadap destinasi tempat yang dikunjungi.

Contoh Laporan Perjalanan
noctambulo.com

Adapung laporan perjalanan dapat berupa persiapan sebelum perjalanan, target yang akan diraih selama melakukan perjalanan, acara apa saja yang dilakukan selama acara sampai evaluasi laporan perjalanan.

Nah, pada kesempatan kali ini, penulis akan memaparkan mengenai wawasan terlengkap terkait laporan perjalanan. Mari kita bahas.

Pengertian Laporan Perjalanan Study Tour

Pengertian laporan perjalanan
irhamfaridh.com

Laporan, laporan dan laporan. Itulah kegiatan mahasiswa terutama bagi kalian yang gemar berorganisasi. Laporan sendiri dikerjakan sesudah acara diadakan. Nah, kali ini saya akan menjelaskan apa itu laporan perjalanan study tour beserta manfaat, tujuan dan contoh-contohnya.

Membuat laporan perjalanan study tour (travel advisory) tidaklah sesulit membuat laporan keuangan, laporan rumus kimia atau disertasi kuantitatif (lho apa hubungannya?). Hehe, tentu saja berbeda kawan-kawan. Sekalipun terdapat jumlah biaya yang dikeluarkan, itu bukanlah konsen utama dari laporan perjalanan study tour. Tapi feel dan experience dari perjalanan itu yang penting.

Laporan perjalanan study tour merupakan sejenis tulisan yang penekanannya adalah pengalaman, kejadian, hambatan, dan lain sebagainya yang terjadi saat liburan. Normalnya laporan perjalanan study tour ditulis pasca perjalanan. Karena kalau pra liburan namanya proposal (just kidding guys hehe..).

Bentuknya sendiri ada yang bersifat formal, ada juga yang tidak terlalu formal. Tergantung instansi yang memintanya.

Jenis Laporan Perjalanan Study Tour

jenis laporan perjalanan
nugrohogalih.wordpress.com

Namanya laporan perjalanan study tour, otomatis kita juga menceritakan apa yang terjadi saat liburan. Sehingga yang terpenting adalah bagaimana laporan kita menjadi menarik. Inilah mengapa beberapa instansi justru meminta laporan yang sifatnya santai, namun tetap mengedepankan integritas pertanggungjawaban. Apalagi jika kalian jadi panitia perjalanan.

Jadi walaupun santai, namun tetap harus “berisi”. Selain itu cerita yang menarik bisa menjadi poin plus lain. Bisa saya katakan, laporan jenis ini bisa dinamakan creative travel advisory. Mirip-mirip sama creative CV begitu…

Namun berbeda prakteknya apabila kalian berada di sekolah atau lembaga resmi seperti yayasan. Nah kalau yang ini biasanya meminta laporan perjalanan study tour yang sifatnya formal. Bahasa kerennya “laporan perjalanan study tour kedinasan” atau “laporan perjalanan study tour formal” hehe.. .

Penekanannya pun bisa bermacam-macam. Ada yang penekanannya lebih ke kegiatannya, keuangan, fasilitas, atau bahkan menyoroti masalah teknis seperti jasa wisatanya, makanan dan lain sebagainya.

contoh-contoh laporan perjalanan study tour
nugrohogalih.wordpress.com

Beda lagi jika kita ingin menceritakan pengalaman perjalanan tanpa membutuhkan detail yang justru mungkin membuat pusing orang lain. Mungkin juga kita ingin agar perjalanan kita bisa dilihat dan dibaca orang lain.

Dengan demikian, teman-teman maupun orang lain mendapat tambahan pengalaman dari apa yang kita tulis. Maka kita bisa menuliskannya dalam bentuk artikel. Laporan jenis ini sangat efisien dari bentuk dan penulisannya. Selain itu artikel bisa di share di manapun. Entah itu di koran, majalah atau blog.

Apa persamaannya? Persamaannya biasanya ada disusunan laporannya alias masalah teknis penulisan. Mulai dari latar belakang sampai kritik dan saran. Tak lupa foto kegiatan juga disertakan entah dalam bentuk gambar print maupun CD.  Rata-rata tidak ada perbedaan yang signifikan. Kecuali artikel yang tidak membutuhkan masalah tentang teknis susunan penulisan.

Perbedaannya mungkin ada di bahasa dan kemasan. Laporan perjalanan study tour formal tentu saja selain menggunakan bahasa yang formal, tentu menuntut adanya kedetilan informasi yang didapatkan. Sedangkan creative travel advisory maupun artikel penekanannya lebih ke ringkasan informasi yang dipadukan dengan kemasan yang menarik. Sehingga tidak terlihat membosankan sebagaimana laporan perjalanan study tour yang formal.

Oh ya, ada satu lagi tambahan buat creative travel advisory. Jenis yang satu ini biasanya menuntut adanya improvisasi (kreativitas) pada saat menceritakan kegiatannya. Jadi asal menggunakan bahasa yang sopan, bisa ditulis dengan bahasa yang santai.

Creative travel advisory semacam ini juga dibuat karena biasanya  laporan perjalanan study tour formal itu membosankan untuk dibaca. Sehingga harapannya orang yang membaca laporan kreatif semacam ini bisa lebih santai ketika membahas perjalanan, terutama untuk masalah evaluasi.

Hal yang sama sebenarnya berlaku juga untuk artikel. Hanya kedetilan informasi tidak terlalu ditekankan. Intinya bagaimana perjalanan kita menjadi menarik di mata orang lain dengan sajian informasi yang berimbang dan padat.

Bahkan terkadang tidak membutuhkan masalah teknis seperti 5W+1H.  Cukup dengan kapan, di mana dan bagaimana pengalaman selama perjalanan bisa dituliskan. Ini dikarenakan rata-rata pertanyaan “bagaimana” sudah mencakup pertanyaan yang mungkin tidak terjawab (apa, berapa dan siapa).

So, kalian tinggal bagaimana sekreatif mungkin menuliskan laporan perjalanan study tour dengan bahasa yang menarik.

Manfaat Laporan Perjalanan Study Tour

manfaat laporan perjalanan
i.ytimg.com

Ketika kita menuliskan sebuah pengalaman, pasti tidak lepas dari pertanyaan ini “apa gunanya?”, “buat apa?” atau “pentingkah?”. Sewaktu penulis SMP dulu juga bingung ketika membuat laporan perjalanan study tour.

Mengingat hati kecil saya berkata “apa gunanya wong kita seneng-seneng kok harus bikin laporan demi nilai?”. Hehe mungkin sederhana, tapi pasti ada penjelasan mengenai apa yang saya keluhkan waktu itu.

Pada dasarnya apa yang kita tulis merupakan apa yang kita rasakan. Apa yang kita rasakan belum tentu sama dengan orang lain yang mengalaminya. Kita sering berbeda pendapat tentang suatu tempat.

Misal “ah, tempat ini bersih sekali ya” atau “ah, di sini menyenangkan sekali permainannya”. Belum tentu orang lain menganggap hal yang sama. Bisa jadi jawabannya malah seperti ini, “ah di sini lumayan kotor” atau “biasa aja tuh”.

Nah dari situlah laporan perjalanan study tour bermanfaat. Kita bisa belajar dari orang lain mengenai tempat, prasarana, fasilitas penunjang maupun keberadaan tempat yang kita kunjungi. Itu juga memberikan informasi yang utuh mengenai apa yang terjadi saat perjalanan. Dalam tingkatan yang formal, hal ini dibutuhkan agar setidaknya menjadi tolak ukur dalam mengadakan sebuah kunjungan.

Sedangkan pada level non formal, bisa menambah pengetahuan bagi orang lain yang membacanya. Syukur-syukur bisa berbagi pengalaman dengan orang lain. Karena barangkali orang lain membutuhkan informasi tentang tempat yang kita kunjungi. Ini tentu bermanfaat bagi orang lain yang membacanya.

Lalu apa manfaatnya untuk kita? Tanpa kita sadari, laporan perjalanan study tour yang kita buat dapat menjadi bahan pengalaman kita untuk menjelajahi dan bisa menjadi cerita tersendiri.

Sayang memang apabila di zaman sekarang ini, kita hanya bisa ber-selfie ria, update status, dan menunggu orang lain nge-like status kita (hehe…). Akan lebih baik kita tuangkan dalam sebuah tulisan agar perjalanan kita abadi dan dapat menambah wawasan kita secara lebih luas dan mendalam.

Itu baru hal yang kecil, belum yang besar. Misal tulisan kita ternyata dibaca oleh pengelola tempat yang kita kunjungi atau tulisan perjalananmu jadi viral karena mengupas tuntas permasalahan di tempat yang kamu kunjungi.

Nah ini bisa menjadikan laporan perjalanan study tour Anda sebagai bahan evaluasi mereka (pengelola) untuk memberikan rasa nyaman bagi pengunjung lainnya. Tahu-tahu mereka sudah mengerti apa yang menjadi kekurangan tempat yang kita pernah kunjungi.

Harapannya, mereka memperbaiki sana-sini sesuai dengan apa yang pernah Anda alami. Nah perubahan inilah yang menjadikan laporan kunjungan menjadi bermanfaat dalam skala yang lebih besar.

Jadi intinya, manfaat yang bisa kita ambil dalam membuat laporan perjalanan study tour yaitu:

  1. Agar dapat menambah jendela pengetahuan kita dan orang lain terhadap tempat yang kita kunjungi.
  2. Agar menjadi referensi sebelum maupun sesudah kita mengunjungi sebuah tempat.
  3. Bisa menjadi bahan evaluasi semua pihak baik penyelenggara maupun pengelola tempat yang kita kunjungi.
  4. Menimbulkan kesan bagi orang yang membacanya.
  5. Berbagi pengalaman dan perasaan (cieee…) terhadap orang lain yang pernah atau juga mengunjungi tempat tersebut.
  6. Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap segala aktivitas yang dijalani (biasanya kalau yang ini bersifat formal).

Cara Membuat Laporan Perjalanan Study Tour

Cara membuat laporan perjalanan
makemac.com

Oke, teorinya udah dapet. Sekarang penulis jelaskan praktek secara teknis dan contohnya. Penulisan teknis berikut adalah yang bersifat formal terlebih dahulu. Sedangkan seperti creative travel advisory dan artikel bisa menyesuaikan sesudahnya. Sebuah laporan perjalanan study tour formal biasanya membutuhkan :

a. Latar Belakang Perjalanan

Tulislah kenapa kamu atau instansimu ingin pergi ke suatu tempat. Misal untuk kunjungan wisata saja,  kunjungan (silaturahmi) tahunan, berlibur atau ingin mengetahui sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya. Nah kalau yang terakhir ini biasanya bisa bermacam-macam alasan. Tapi jangan kebanyakan nge-les ya. Hahaha…

b. Tujuan perjalanan

Tidak mungkin sebuah perjalanan tidak ada tujuan yang sifatnya pasti. Logikanya buat apa kamu buang-buang uang hanya untuk pergi ke suatu tempat? Nah di sinilah kamu tuangkan biar perjalananmu sesuai dengan niat awal perjalanan. Nah lho, tiada perjalanan tanpa niat kan? Apalagi kalau perjalanannya penting dan membutuhkan rencana yang matang dan lama.

c. Manfaat

Seperti yang sudah penulis jelaskan tadi, bisa menjadi tambahan pengetahuan, bahan evaluasi, bahan curhat dan lain sebagainya. Tapi tidak direkomendasikan sebagai bahan gosip. CmiwW..

d. Jadwal dan Tempat Kegiatan

Kalau yang ini bergantung pada awal perencanaan. Namun tidak menutup kemungkinan prakteknya ternyata tidak sesuai dengan rencana. Sehingga kamu perlu untuk menulis sesuai dengan apa yang terjadi. Akan lebih rapi jika kamu membuat rundown acara yang sudah dilaksanakan.

e. Alur dan Objek Kegiatan

Nah di sinilah kamu bisa bercerita mengenai bagaimana perjalanan dan tempat kegiatannya. Khusus untuk laporan formal, kamu bisa menjelaskannya dengan detail sesuai dengan rundown yang ditulis.

f. Anggaran Dana (Pemasukan, Pengeluaran dan Saldo)

Ini nih pekerjaannya bendahara. Kamu harus menuliskan segala pemasukan, pembiayaan, pengeluaran sampai kalau ada sisa uang kamu harus jelaskan berapa saldonya. Termasuk uang untuk transport, masuk ke objek dan biasanya yang paling vital adalah masalah konsumsi (Jadi laper guys… Huhu).

g. Penutup (Kesimpulan Saran dan Kritik)

Kesimpulan hasil perjalanan sangat dibutuhkan agar kita benar-benar bisa memahami apa yang menjadi titik letak pengetahuan yang kita dapatkan di lokasi. Sehingga bisa menjadi rekomendasi bagi semua pihak yang membaca laporan serta langkah kedepannya.

Saran diperlukan agar menjadi masukan tambahan agar penyelenggaraan acara bisa berlangsung lebih baik kedepannya. Tidak menutup kemungkinan agar saran tersebut menjadi bahan pertimbangan semua pihak. Begitu pula dengan kritik, tanpa kritik kita hanya akan masuk di dalam “lubang” yang sama. Lebih disarankan menggunakan bahasa yang membangun, bukan men-judge pihak-pihak yang terkait.

i. Lampiran

Ini yang sering terlupa. Bukti fisik sangat penting untuk menjadi barang bukti, eh maksudnya bukti perjalanan. Biasanya berupa foto, nota, sampai wawancara.

Untuk laporan formal, semua hal tersebut harus ada dan disertakan. Itu sudah termasuk penjelasan per bab I (latar belakang, tujuan, dan manfaat), bab II (jadwal kegiatan, alur perjalanan dan anggaran dana), dan III (penutup, saran, kritik dan lampiran). Walaupun ada juga beberapa instansi yang langsung menulis laporannya tidak menggunakan format per bab.

Sedangkan untuk creative travel advisory biasanya ditambahkan dengan desain laporan (contoh ada di bawah). Ukurannya pun bebas, tidak seperti laporan formal yang mengharuskan penggunaan kertas A4 misalnya. Intinya buatlah desain semenarik mungkin.

Oh ya, kalau menggunakan format ini biasanya tidak perlu ditulis menggunakan format per bab. Tapi langsung dari latar belakang sampai lampiran pun sebenarnya tidak masalah untuk menyingkat pembahasan.

Untuk artikel, detail semacam itu tidak diperlukan. Cukup ceritakan saja feel dan experience yang kamu rasakan selama perjalanan. Ini lebih penting dan efisien, apalagi jika artikelmu dipasang di sebuah halaman web atau blog.

Sedangkan untuk koran atau majalah, itu bergantung kepada konsentrasi yang diinginkan. Misal untuk mahasiswa, umum atau orang tua. Oh ya satu lagi, kalau kamu mengirim di media semacam itu, penulisan 5W+1H biasanya masih ditekankan. Tentu dengan bahasa yang santai agar pembaca tidak lantas membuka halaman lain alias membosankan.

Contoh Laporan Perjalanan Study Tour

contoh laporan perjalanan study tour
rosediana.net

Agar pemaparan di atas lebih jelas, penulis akan menyajikan beberapa contoh laporan perjalanan. Tenu saja contoh laporan perjalanan tidak bisa kami tuliskan semua di sini, namun hanya beberapa contoh laporan perjalanan saja.

Contoh laporan perjalanan yang penulis sajikan adalah contoh laporan perjalanan studi tour Tim Capung. Contoh laporan perjalanan tersebut adalah conth laporan perjalanan ke Museum Ullen Sentalu.

Contoh laporan perjalanan tersebut tergolong contoh perjalanan resmi.

Sedangkan contoh laporan perjalanan kedua adalah contoh laporan perjalanan yang destinasi tempat studynya masih sama yakni Ullen Sentalu. Hanya saja, di contoh laporan perjalanan yang kedua dibuat dengan menggunakan bahasa non formal.

Contoh Laporan Perjalanan Study Tour Formal

LAPORAN PERJALANAN STUDY TOUR TIM CAPUNG

KE MUSEUM ULLEN SENTALU, KALIURANG, SLEMAN

16 SEPTEMBER 2016

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Budaya Jawa sebenarnya sangat banyak dan beragam. Filosofi, sejarah peradaban dan peninggalannya masih dipelajari hingga kini. Tingginya peradaban bangsa Jawa juga menjadi daya pikat lain dalam mempelajari kebudayaannya. Terutama berkenaan dengan kerajaan di Jawa yang tersisa seperti di Yogyakarta dan Surakarta.

Namun seiring berjalannya waktu, tidak mudah mempelajari kesemuanya itu hanya dari satu tempat. Ini masih ditambah dengan minat sejumlah kawula muda di zaman sekarang yang minatnya masih kurang untuk mempelajari budaya Jawa.

Padahal sangat disayangkan jika di masa depan anak muda suku Jawa ini tidak mengetahui budayanya. Terlebih adat istiadat, kebiasaan serta warisan budaya lainnya akan punah ditelan waktu. Ini juga dibuktikan dengan buta sejarahnya pemuda saat ini tentang siapa yang memimpin keraton dan perkembangannya dari waktu ke waktu.

Untuk itulah tim Capung memilih museum Ullen Sentalu sebagai destinasi kunjungan. Museum Ullen Sentalu merupakan salah satu museum yang menghadirkan peninggalan seni Jawa khususnya yang berkaitan dengan Kesultanan di Yogyakarta dan Solo.

Menariknya museum ini berdiri di kawasan Kaliurang yang terkenal sebagai salah satu objek wisata di lereng gunung Merapi. Sehingga diharapkan anggota tim bisa belajar sembari menikmati hawa dingin di sana.

2. Tujuan

Tujuan diadakannya perjalanan ini yaitu untuk mempelajari budaya Jawa secara utuh, terutama yang berkaitan dengan keraton Yogyakarta dan Solo. Selain itu diharapkan peserta dapat melihat dengan jelas tradisi dari kedua kerajaan tersebut

  1. Manfaat
  2. Membuka jendela pengetahuan tentang tradisi dan ada istiadat suku Jawa.
  3. Agar menjadi bahan pengetahuan yang dapat diteruskan antar generasi.
  4. Mengembalikan jati diri kita sebagai bangsa yang mempunyai peradaban tinggi.

 

BAB II

PEMBAHASAN

1. Jadwal dan Tempat Kegiatan

Tanggal 20 September 2016

07.00-07.15   : Peserta berkumpul dan registrasi

07.15-07.30   : Pengarahan dan berdo’a sebelum keberangkatan

07.30-08.30   : Menuju museum Ullen Sentalu di Kaliurang, Sleman Yogyakarta

08.30-10.00   : Acara Inti

10.00-11.30   : Menuju ke Taman Kaliurang

11.30-12.30   : Ishoma

12.30-15.00   : Menuju Tlogo Putri Kaliurang

  •                : Kembali ke Kota Yogyakarta

2. Alur dan Objek Kegiatan

Sesuai dengan kesepakatan, peserta berkumpul sebelum jam 07.00 WIB dan melakukan registrasi. Perjalanan menuju Kaliurang sedikit terkendala dengan adanya sejumlah titik macet di kota Yogyakarta serta di Jl. Kaliurang. Bahkan di jalan Kaliurang km 14 terjadi macet yang cukup panjang. Alhasil baru pada sekitar jam 08.45 peserta sampai di Museum Ullen Sentalu.

Setelah sampai di sana, dijelaskan beberapa benda yang menjadi koleksi museum. Misal seperti seperangkat gamelan, baju daerah dan juga lukisan bersejarah. Selama mengikuti panduan, peserta tidak boleh merekam dan berfoto di museum. Hanya ada 2 tempat saja yang diizinkan pengelola museum untuk berfoto.

Museum ini lebih banyak menyajikan foto dan lukisan. Namun foto dan lukisan tersebut memiliki banyak kenangan bagi Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo. Misal surat tentang Gusti Nurul, Lukisan pembesar Keraton beserta sejarah penting yang mungkin tidak diketahui sebelumnya. Ternyata banyak yang tidak tahu tentang Perjanjian Giyanti, Panggilan BelAnda Sultan Yogya dan Solo, dan kebiasaan para pembesar Keraton. Semuanya dijelaskan di sini

Misal nama panggilan BelAnda Sunan Pakubuwono XII, yang ternyata bernama “Boby”. Sultan Hamengkubuwono XI yang juga memiliki nama BelAnda “Hengky”. Atau Sultan Hamengkubuwono VII yang dikenal dengan sebutan “Rojo Koyo” karena kekayaannya waktu itu. Sejumlah tarian dan filosofinya juga dijelaskan di museum ini.

Setelah ke museum barulah peserta beristirahat dan melanjutkan di objek lain, yaitu Taman Kaliurang dan Tlogo Puteri. (Pre-Minor, -bisa dilanjutkan sendiri-, Red)

 

3. Anggaran Dana

Pemasukan

  1. Kontribusi Peserta 5 x Rp 50.000                        : Rp   000,-
  2. Uang Kas                                                                    : Rp    000,-

Jumlah                                                                                  : Rp    700.000,-

 

Pengeluaran

  1. Transport (Bensin)                                                   : Rp    000,-
  2. Masuk TPR                                                                 : Rp    000,-
  3. Masuk Museum Ullen Sentalu                               : Rp    000,-
  4. Konsumsi                                                                    : Rp    000,-
  5. Masuk Tlogo Puteri                                                   : Rp    000,-
  6. Parkir (Taman Kaliurang dan Tlogo Puteri)        : Rp    000,-

Jumlah                                                                                   : Rp    345.000,-

Saldo                                                                                      : Rp    355.000,-

 

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Museum Ullen Sentalu memiliki berbagai koleksi yang sebenarnya sudah baik untuk menjadi pembelajaran terutama budaya Jawa.

Konsep museum yang dipadukan dengan sejumlah tatanan yang menyerupai labirin menjadikan museum ini seperti benteng sekaligus mampu menghadirkan nuansa Jawa yang eksotik dan menawan. Tak lupa filosofinya sangat kental dan mendalam.

2. Kritik dan Saran

Tulisan ini dibuat agar penulis memahami apa yang menjadi bahan selama perjalanan. Namun tulisan ini juga mengandung  kesalahan yang tidak disengaja oleh penulis. Sehingga penulis membuka kritik dan saran dari semua pihak yang terkait untuk bersedia memberi masukan terhadap laporan ini. Demikian dan terima kasih.

***

Nah, di atas merupakan contoh laporan perjalanan study tour yang bersifat formal. Bisa juga ditulis tanpa menggunakan format per bab seperti yang saya jelaskan tadi. Jadi cukup mengurutkan dari latar belakang sampai kritik dan saran sebenarnya juga bisa. Sedangkan di bawah ini merupakan contoh creative travel advisory. Anda boleh berimprovisasi terutama bagi yang menyukai desain.

Lebih praktis bukan? Sekalipun lebih sederhana, namun ini lebih ringkas dan tidak terlalu membosankan. Bagaimana dengan artikel? Jika Anda ingin membuat laporan semacam ini, Anda tinggal bercerita layaknya Anda sedang mendongeng.

Biasanya cukup dengan 300 kata, itu bisa dilakukan. Namun diusahakan tulisan Anda menggunakan bahasa yang menarik, agar orang yang membacanya tidak lantas berganti halaman alias agar tulisan Anda tidak diremehkan.

 

Contoh Laporan Perjalanan Study Tour Non Formal

Ullen Sentalu, Budaya Jawa Berbalut Dinginnya Kaliurang

Hi Guys, apa kabarmu? Kali ini aku mau mengajak kalian nih main di sebuah museum. Bukan museum biasa, karena letaknya di lereng gunung Merapi. Yap, Museum Ullen Sentalu merupakan museum untuk mempelajari budaya Jawa yang ada di Yogyakarta. Tepatnya di kawasan wisata Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di sini kamu bisa belajar budaya Jawa. Mulai dari alat musik, peninggalan bersejarah, lukisan, surat sampai kamu bisa belajar tradisi dari keluarga Keraton. Sebenarnya museum ini juga dibangun oleh salah satu keluarga Keraton Yogyakarta.

Jadi tidak heran di sini kamu juga bisa belajar sejarah Keraton. Mulai dari kerajaan Mataram Islam, Keraton Solo dan Yogyakarta, serta Kadipaten Puro Pakualaman dan Kadipaten Mangkunegaran. Wah lengkap ya, konsep museum ini juga unik.

Terdiri dari beberapa bangunan yang menempati lahan seluas 2 hektar, pengunjung akan selalu dipandu pengelola museum untuk memberi penjelasan apa saja yang menjadi kebiasaan keluarga Keraton.

Ada yang unik nih dari museum ini. Pengunjung dilarang untuk mengambil foto secara sembarangan. Ada area tersendiri jika kamu ingin foto-foto. Oh ya, pengunjung juga bisa racikan minuman Keraton yang konon bisa membuat kita awet muda.

Menarik ya, harga tiket untuk orang dewasa sebesar Rp 30.000,-.  Setimpal dengan apa yang kita nanti dapatkan di museum ini. (Pre Minor, -bisa diteruskan sendiri-, Red)

***

Tidak sulit bukan membuat laporan perjalanan study tour? Baik yang formal maupun non formal sebenarnya bisa ditulis menggunakan bahasa yang mudah dan susunan yang simpel. Tidak membutuhkan kalimat yang rumit, kecuali anggaran biaya yang mungkin membuat sedikit hitung-menghitung. Asal tidak di korupsi saja… hehe…

Tinggalkan komentar