Sistematika Penulisan Skripsi Terlengkap

Skripsi adalah salah satu penelitian yang harus ditempuh mahasiswa akhir untuk mencapai gelar sarjana. Dalam penulisan skripsi, ada sistematika penulisan yang harus penuhi. Beriku adalah contoh sistematika penulisan skripsi yang bisa Anda jadikan sebagai referensi.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Penelitian ini berjudul “Wacana Kritis Kasus Suap Petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Terkait Sertifikasi Label Halal pada Majalah Tempo Edisi 24 Februari-2 Maret 2014”. Penelitian ini akan mencoba menggali wacana dibalik berita yang dikembangkan Majalah Tempo terkait kasus suap sertifikasi label halal petinggi MUI.

B. Latar Belakang Masalah

Mengkonsumsi makanan sehat adalah hak masing-masing setiap individu. Maka harapan besar ada di MUI sejak 6 Januari1989 membentuk Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI).
Pemberitaan kasus suap petinggi MUI terkait sertifikasi label halal yang tak banyak diberitakan media malah menjadi topik utama di Majalah Tempo edisi 24 Februari-2 Maret 2014.

Hal ini sangat mengejutkan berbagai ormas Islam bahkan sempat mengundang kemarahan. Tempo berani menerbitkan laporan khusus mengenai kasus ini lewat majalah yang terbit setiap mingguan. Selain di majalah, untuk menggiring dan membentuk wacana, Tempo juga sangat ‘getol’ menyebarkan pemberitaan terkait kasus suap petinggi MUI di media online. Menariknya, selain berbau agama, Tempo menduga adanya kong kalikong bisnis sertifikasi label halal antara petinggi MUI dengan pengusaha asing.

Begitu banyaknya peristiwa yang menyangkut hal agama sehingga media massa harus lebih cerdas dalam memilih mana berita yang akan disajikan. Hal ini mengingat ruang terbatas dan tingkat prioritas peristiwa yang diberitakan. Oleh sebab itu media tentu melakukan analisis dari berbagai pertimbangan dalam menyajikan pemberitaan.

Begitu banyak peristiwa yang menyangkut keagamaan hadir di negeri ini. Tak terkecuali pemberitaan kasus suap petinggi MUI terkait sertifikasi label halal. Kasus ini adalah kasus yang salah satu peristiwanya banyak melibatkan berbagai kalangan termasuk kalangan ulama.

Kasus suap sertifikasi label halal MUI ini banyak diyakini masyarakat muslim bahwa hal ini hanya suatu alibi untuk menjatuhkan citra Islam sekaligus menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai Islam. Selain itu, media juga pandai membuat moment karena dengan membuat pemberitaan yang menghebohkan akan menambah news value guna mendobrak rating. Dalam hal ini agamalah yang dimodifikasikan dari nilai guna menjadi daya jual.

Alasan diatas melatarbelakangi penulis akan menganalisis lebih dalam terkait “Wacana Kritis Kasus Suap Petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Terkait Sertifikasi Label Halal pada Majalah Tempo Edisi 24 Februari – 2 Maret 2014”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dari peneliti muncul sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Majalah Tempo mengkontruksi isu kasus suap petinggi MUI terkait sertifikasi label halal pada Majalah Tempo edisi 24 Februari-2 Maret 2014?
2. Apa kepentingan di balik ideologi media tersebut?

D. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Majalah Tempo mengkontruksi isu kasus suap petinggi MUI terkait sertifikasi label halal. Selanjutnya, mengetahui apa kepentingan Tempo di balik pemberitaan tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Setelah peneliti melakukan penelitian, akan ada beberapa manfaat yang telah didapat:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis dan praktis. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi studi analisis wacana dalam diskursus media. Selanjutnya menambah pengetahuan tentang media yang telah mewacanakan isu kasus suap petinggi MUI terkait sertifikasi label halal.

Secara praktis, pembaca lebih teliti melihat hasil berita, yakni memberikan penyadaran terhadap pentingnya berpikir kritis. Selain itu juga mengingatkan kembali peran media sebagai pusat informasi publik yang harus menjunjung independen, kritis dan pengontrol sosial.

F. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penulusuran pustaka, setidaknya ada beberapa karya akademik yang secara spesifik membahas mengenai analisis wacana kritis diantaranya yaitu karya Erfina Nurussa’adah tentang “Analisis Wacana Kritis Pencitraan Parpol Islam Pada SKH Republika dan Tempo Edisi Mei-Oktober 2012”.

Erfina Nurussa’adah mencoba membongkar strategi-strategi yang dilakukan SKH Republika dengan Tempo. Citra yang ditampilkan Republika menunjukkan citra positif terhadap partai Islam, sedangkan Tempo lebih kritis.
Titik kesamaan antara penelitian Erfina Nurussa’adah dengan penelitian ini terletak pada media Tempo dengan pemberitaan yang berbau Islam.

Selain itu, kesamaan penelitiian ini juga terletak pada pisau analisis yang digunakan yakni paradigm kritis A. Van Dijk. Namun demikian, penelitian ini tidak spesifik mengkaji citra apa yang ingin dikembangkan Tempo, namun mencoba mengetahui bagaimana Tempo mengkontruksi berita sekaligus membongkar apa kepentingan di balik ideologi Majalah Tempo.

Penelitian dengan menggunakan analisis wacana kritis juga pernah dilakukan Abdul Muizzu mengenai “Sikap Media Massa terhadap Kasus Pimpinan KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah (Analisis Wacana Kritis Tajuk Wacana Kompas Edisi November 2009)”. Penelitian tersebut menganalisis jauh bagaimana Kompas mengonstruksikan tajuk rencana guna mengidentifikasi sikap Kompas dalam mengambil sikap atas kasus Bibit-Chandra.

Perbedaan penelitian yang sangat mendasar adalah sumber data yang dalam kesempatan ini peneliti mengambil data dari majalah Tempo sedangkan Abdul Muizzi menggunakan Kompas. Selain itu kasus yang dikaji pun berbeda, dalam skripsi ini penulis mengambil kasus suap pemimpin MUI. Sedangkan kesamamaan skripsi Abdul Muizzu dengan penelitian ini sama-sama menggunakan metode kualitatif.

G. Kerangka Teoritik

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, abstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatian.
1. Tinjauan Liputan Jurnalisme
2. Berita sebagai Politik Hegemoni Media
3. Wacana Media

H. Metode penelitian

1. Sumber Data
Sumber utama penelitian ini ialah 4 berita yang diambil dari Majalah Tempo edisi 24 Februari-2 Maret 2014. Pemilihan periode tersebut didasari oleh keadaan banyaknya kalangan politisi Islam yang menjadi tersangka korupsi. Kondisi tersebut setidaknya menimbulkan 2 masalah yang dihadapi MUI. Kedua masalah tersebut, pertama MUI diberitakan sebagai lembaga yang korup, yakni mengambil keuntungan pribadi dari hasil sertifikasi label halal.

Kedua, Rancangan Undang-Undang Jaminan Produk Halal (RUU-JPH) yang dirancang pada 2009 memperburuk keadaan bahwa MUI merupakan lembaga non pemerintah yang hingga saat ini belum ada pedoman terkait bagaimana sertifikasi label halal diberlakukan. Alhasil, banyak media ataupun tokoh yang kontra Islam semakin menyudutkan MUI.

Ada empat judul berita yang dianggap peneliti mewakili dan yang dijadikan sampel dalam menganalisis pemberitaan kasus suap petinggi MUI terkait sertifikasi label halal MUI pada surat Majalah Tempo Edisi 24 Februari- 2 Maret 2014, diantaranya yang bertema sebagai berikut:

1. Transaksi Mahal Label Halal
2. Dua Label Daging Flemington
3. Pengakuan “Dosa” Pemain Utama
4. Amidhan Shaberah: Bukan Penyelenggara Negara, Saya Boleh Terima Gratifikasi

2. Analisis Data
Untuk menjawab dan mencapai tujuan penelitian sebagaimana yang telah dirumuskan, maka metode ini menggunakan analisis isi kualitatif. Analisis isi kualitatif adalah suatu metode yang biasa digunakan untuk memahami pesan simbolik dari suatu wacana atau teks.

Analisis data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: pertama, peneliti mengumpulkan data, yakni teks-teks berita berkaitan sertifikasi label halal MUI di Majalah Tempo. Teks-teks berita penelitian ini berada dalam satu majalah edisi 24 Februari-2 Maret 2014. Kedua penelitiaan ini menekankan aspek pemaknaan teks berita. Oleh karena itu, peneliti mengandalkan pemaknaan dan penafsiran.

Hal ini sesuai dengan penjelasan mengenai analisis wacana yakni menggunakan metode intepretatif. Ketiga, penelitian ini memfokuskan pada pesan yang tersembunyi (latent). Hal ini mengingat banyaknya teks berita yang menggunakan bahasa sebagai ideologi melalui pernyataan-pernyataan implisit.

 

Tinggalkan komentar