Pengertian Komunikasi menurut saya Sendiri

Pengertian Komunikasi menurut saya Sendiri

Sejenak penulis membayangkan, bagaimana jadinya bila di dunia ini tidak ada komunikasi? Paling-paling semua membisu, orang-orang serba egois, tabrak sana-sini hingga yang paling mengerikan adalah permusuhan dan persahabatan itu tidak ada bedanya.

Manusia mudah tersinggung, manusia tapa proses, dan manusia-manusia sumbu pendek akan cepat sekali merajalela. Alhasil, tidak menunggu nalar umur 60-80 tahun untuk meninggalkan dunia, cukup 1-2 jam saja manusia tanpa komunikasi bisa punah.

Bila kita putar kenangan masa lalu keilmuan kita, semuanya seba terbalik apa yang terjadi saat ini. Dahulu, ketika jaya-jayanya pendekatan kuantitatif, komunikasi hanya dijadikan sebagai bumbu-bumbu ilmiah semata. Bahkan, komunikasi sepi peminat lantaran inti dari materi yang dipelajari hanya itu-itu saja.

Namun lihatlah saat ini, sejak munculnya era digital, komunikasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari berbagai disiplin ilmu. Kerja keras para ilmuan untuk menangkap berbagai fenomena pun terus dilakukan mengingat banyak sekali teori dari Barat yang kurang relevan bila diterapkan saat ini.

Kondisi saat ini mengingatkan kita bahwa teori pun tak bisa bertahan lama (tak abadi), apalagi hanya sekadar komunikasi yang barangkali makna dari masa ke masa cukup mempunyai artikulasi yang berbeda.

What is Communication?

Penulis akan mengawali pengertian komunikasi menurut kacamata penulis sendiri terlebih dahulu. Sesuai perenungan di atas, pengertian komunikasi adalah segala sesuatu yang dilakukan baik verbal maupun non verbal sebagai strategi untuk bertahan hidup.

Pada dasarnya, komunikasi dilakukan tidak hanya dalam bentuk ucapan kata-kata saja (verbal), namun sesungguhnya, apabila seseorang menguap, kepalanya geleng-geleng atau hanya ngolet punggungnya merupakan bagian dari strategi menyampaikan pesan; dalam hal ini juga digunakan agar bisa bertahan hidup.

Sebagai insan komunikasi, apabila ada seorang presentator lalu pesertanya banyak yang menguap, dari sisi insan komunikasi presentator harus menyadari bahwa fenomena tersebut merupakan pengaruh dari penyampaiannya. Barangkali presentator kurang menarik di dalam menyampaikan materi, membosankan atau barangkali matri sudah basi.

Pun dari perspektif peserta, bagi peserta kegiatan menguap, ngolet punggung atau kepala geleng-geleng merupakan reaksi yang sebenarnya mempunyai makna yang lebih dalam lebih luas. Ia bukan hanya sekedar geleng-geleng saja, namun barangkali ia menilai bahwa materi yang disampaikan kurang relevan. Begitu pun bila salah seorang peserta ngolet, bisa jadi presentator terlalu lama dalam menyampaikan pesannya sehingga membuat pegal.

Definition of Communication

Istilah komunikasi sendiri dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari bahasa Latin “communication”, bersumber dari “communis” yang berarti “sama”. Sama di sini bermaksud sebagai “sama makna”. Artinya, komunikasi adalah hubungan yang mempunyai “kesamaan makna”.[1]

Penjelasan mengenai istilah di atas menggarisbawahi kata sama, dalam hal ini adalah maknanya. Tentu saja, manusia dipandang sebagai makhluk sosial yang memerlukan satu dengan yang lainnya. Atas dorongan kesamaan makna tersebut, manusia bisa menciptakan berbagai kreatifitas multiguna yang bisa mendukung tujuannya secara bersama-sama.

Salah Satu bentuk kreatifitas manusia yang benar-benar riil hadir di tengah-tengah masyarakat adalah hadirnya Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) di perguruan tinggi. Melalui KPI Pula, kampus Islam menunjukkan eksistensinya melalui berbagai media yang mengarah pada Koran cetak online, radio maupun televisi.

Oleh sebab itu, lahirnya KPI juga tentu saja tidak terlepas daari pengertian komunikasi itu sendiri yang menitikberatkan pada proses penyammpaian pesan. KPI menjadi corong utama komunikasi khususnya yang membahas komunikasi yang diatur oleh Islam.

[1] Wahyu Illahi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Rosdakarya, 2013), hlm. 4.

Tinggalkan komentar