Covid-19, Kepuasan Konsumen dan Solusi Bisnis Kuliner

Covid-19, Kepuasan Konsumen dan Solusi Bisnis Kuliner

Pandemi covid-19 menimbulkan dampak negatif bagi banyak sektor usaha, salah satunya pada bidang kuliner yang mengalami penurunan pendapatan. Hal ini dapat dibuktikan melalui surat kabar Liputan6.com yang diunggah pada 26 Maret 2020 yang menuliskan sektor usaha bidang kuliner menjadi sektor usaha yang paling terkena dampaknya kemudian disusul oleh sektor usaha ritel. Hal ini dibuktikan melalui observasi disejumlah kota di Indonesia setelah diberlakukannya kebijakan social distancing yang menghimbau masyarakatnya untuk saling menjaga jarak.

Kebijakan social distancing yang dikeluarkan pemerintah memicu timbulnya perubahan perilaku konsumen yang lebih meningkatkan kewaspadaannya untuk menghindari tempat ramai seperti restoran. Hal ini menyebabkan sepinya pengunjung restoran pada masa pandemi yang berimbas pada penurunan pendapatan bisnis tersebut. Jika hal ini tidak cepat diatasi, akan banyak pebisnis yang bangkrut pada masa AKB mendatang.

Perubahan perilaku konsumen ini, mengharuskan para pebisnis untuk melakukan strategi baru yaitu dengan cara meningkatkan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen menjadi titik tumpu dimana suatu bisnis itu bergerak. Menurut (Umar,2005:65) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya.

Jika harapan  terpenuhi maka seseorang itu merasa puas terhadap apa yang diberikan oleh produk atau jasa yang kemudian akan memberikan loyalitas. Oleh karena itu, hal yang dilakukan adalah mengutamakan kepuasan dari konsumen itu sendiri demi menjaga keberlangsungan bisnisnya.

Strategi yang dilakukan pada masa pandemi untuk meningkatkan kepuasan konsumen akibat dari perubahan perilaku konsumen tersebut bisa dilakukan dengan cara mempermudah akses dan melindungi konsumen saat akan memesan makanan. Strategi tersebut bisa dilakukan dengan cara take away, delivery, dan  drive thru yang semuanya tidak melakukan kontak langsung. Langkah ini mendukung kebijakan pemerintah untuk social distancing.

Menurut Direktur IT dan Keuangan MCD Indonesia yang dikutip oleh  LINE TODAY (15/04/2020) McDonals sebagai salah satu restoran siap saji di Indonesia menuturkan bahwa bisnisnya masih berjalan ditengah pandemi ini karena menekan pada startegi take-away,  McDelivery dan drive-thru. Strategi seperti ini sangat efektif untuk mengurangi kontak langsung dengan oranglain sehingga mampu meminimalisir penyebaran virus.  Strategi efektif ini mampu menimbulkan rasa aman terhadap konsumen, sehingga mampu meningkatkan kepuasan saat membeli makanan direstoran tersebut.

Strategi selanjutnya menggunakan metode pembayaran non tunai yang mampu meminimalisir penyebaran virus. Pembayaran non tunai dinilai lebih efektif dari pada pembayaran tunai karena menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) dikutip dari laman Halodoc (29/04/2020) uang tunai bisa menjadi salah satu media penyebaran virus karena peredarannya luas dan cepat.

Selain itu, pembayaran non tunai membuat transaksi pembayaran menjadi lebih praktis dan efisien. Hanya dengan sekali klik atau scan kode QR, proses pembayaran tidak akan memakan waktu yang lama sehingga bisa mengurangi durasi kontak langsung dengan oranglain pada saat memesan makanan melalui kasir. Untuk lebih memudahkannya lagi, pengelola restoran biasanya menyediakan berbagai macam metode pembayaran melalui berbagai aplikasi atau debit.

Selain itu, ada strategi unik yang dipakai oleh salah satu pemilik restoran hotpot di Bangkok yang bernama Penguin Eat Shabu untuk tetap menjaga keamanan pelanggan dari penyebaran virus. Data yang bersumber dari Liputan6.com yang diunggah (07/05/2020) memperlihatkan beberapa foto dimana restoran tersebut membuka layanan dine in dengan menerapkan protokol kesehatan yang unik.

Dalam foto tersebut pengunjung terlihat ramai menempati meja makan yang telah disediakan dengan memberi sekat yang terbuat dari pipa PVC dan plastik. Jarak antar meja pun cukup jauh sehingga pengunjung tetap merasa aman dan menikmati makanan dengan relax. Pemilik restoran menuturkan cara seperti ini lebih baik dilakukan disaat pandemi untuk tetap menjaga bisnisnya dari pada harus menutup restorannya.

Strategi untuk melindungi pelanggan dari penyebaran virus merupakan upaya agar pelanggan merasa nyaman ketika berada direstoran tersebut. Saat pelanggan merasa nyaman, disitulah timbul kepuasan konsumen yang dapat menghasilkan loyaliti terhadap penjualan. Strategi seperti ini dapat diterapkan dan diadaptasi pada masa AKB  bagi pengelola bisnis dibidang kuliner demi menggerakan bisnis yang dikelolanya. Mengingat pada masa AKB orang mulai beraktifitas diluar seperti biasa namun lebih meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyebaran virus corona.

REFERENSI

“Industri Makanan dan Minuman Paling Terdampak Virus Corona”. Liputan6.com. 26 Maret 2020. 23 Juli 2020. https://m.liputan6.com/bisnis/read/4211947/industri-makanan-dan-minuman-paling-terdampak-virus-corona

“Pengertian, Faktor dan Pengukuran Kepuasan Konsumen”. KajianPustaka.com. 02 Apr, 2013. 23 Juli 2020. https://www.kajianpustaka.com/2013/04/pengertian-faktor-pengukuran-kepuasan-konsumen.html#:~:text=Kepuasan%20konsumen%20adalah%20tingkat%20perasaan,pelanggan%20dalam%20waktu%20yang%20lama.

”Strategi McDonald’s Pertahankan Bisnis di Kala Pandemi COVID-19”. Line Today. 15 April 2020. 26 Juli 2020 https://today.line.me/id/pc/article/Strategi+McDonald+s+Pertahankan+Bisnis+di+Kala+Pandemi+COVID+19-9l5ENm

“Benarkah Uang Tunai Jadi Media Penyebaran Virus Corona?”. Halodoc. 29 April 2020. 26 Juli 2020. https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-uang-tunai-jadi-media-penyebaran-virus-corona

“Ide Kreatif Restoran di Bangkok untuk Jaga Jarak Aman Antar-Pengunjung”. Liputan6.com. 6 Mei 2020. 29 Juli 2020 https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4246693/ide-kreatif-restoran-di-bangkok-untuk-jaga-jarak-aman-antar-pengunjung

 

Penulis

Trisna Erviana

Universitas Katolik Parahyangan

Tinggalkan komentar