Bahasa bukan semata-mata alat komunikasi, gagah-gagahan dan meningkatkan gengsi penuturnya. Tapi bahasa adalah alat berpikir, memecahkan masalah, beretika, menghaluskan budi dan tutur kata.
Oleh karenanya, tuntaskanlah pendidikan bahasa ibu anak-anak kita, sampai pada kedalaman gramatika dan keindahan sastra, melalui dialog, cerita, bacaan, pembacaan puisi di sore hari, atau berbalas pantun.
Tundalah dulu gairah mengajarkan bahasa asing bagi mereka, agar tak kacau pola logikanya, agar tak rusak budi bahasanya. Percayalah, saat bahasa ibu terkuasai, belajar seribu bahasa asing bukan hal sulit.
Adriano Rusfi
Kata-kata Mutiara
Kata-kata di atas adalah salah satu kata-kata mutiara yang ditulis oleh Ustadz Adriano Rusfi. Lewat kata-kata bijaknya yang di kemas dengan bahasa lugas, padat dan indah, beliau mampu menyajikan nuansa bahasa yang berbeda.
Melalui academic Indonesia, kami berusaha menyajikan kata-kata bijak agar menjadi pembelajaran kita bersama. Menjadi tempat bertukar pikiran, pengalaman dan segala hal terkait kehidupan. Berikut ini 1000 kata-kata mutiara yang akan kami perbaharui setiap pekannya.
1. Kata-kata Mutiara Kembalilah kepada Islam
Otoritas perbankan itu telah berkali-kali melakukan riset, studi dan kajian ilmiah agar para pengusaha mikro berkomitmen untuk mengembalikan kredit tanpa bunga yang dipinjamkan kepada mereka.
Lalu, berbagai scientific treatment-pun telah diikhtiarkan agar kolektabilitas itu menguat. Namun segalanya berakhir hampa, sehingga mereka memohon agar agamawan turun tangan.
Nah, masihkah kalian berbangga-bangga akan kedigdayaan Iptek untuk menyelesaikan segala masalah? Percayalah, di ujung ikhtiar pada akhirnya kita akan kembali juga kepada agama.
2. Kata-kata Mutiara Berproseslah Menjadi Bagian dari Ummat Terbaik
Atas kehendak Allah, Ia ciptakan perubahan yang begitu dahsyat, begitu “liar” dan sulit ditakar nalar. Bagi kaum rasionalis, betapa masa depan telah menjadi barang ghaib yang sulit diramal
Sampai-sampai mereka mengeluarkan sebuah tagline keputusasaan, bahwa “Satu-satunya yang tak berubah adalah perubahan itu sendiri”. Mereka hanya berusaha sepenuh kesulitan untuk memahami masa depan yang dekat: the near tomorrow…
Maka, wahai orang-orang yang beriman pada sunnatullah, keghaiban dan hari akhir, sungguh masa depan adalah milik kalian. Mari bangun peradaban Sang Khairu Ummah…
3. Kata-kata Mutiara Kekuasaan itu Kecil
Nah, tampaknya mulai panas nih penyakit lama berebut tulang kepemimpinan dan kekuasaan. Ada yang memuja calonnya setinggi langit dan menghujat lawannya sehina binatang ternak.
Bahkan, yang tak berpihak kepada salah satu diantaranya juga kebagian kena semprot sebagai tak peduli, membiarkan kezaliman berkuasa, akan terpilih politisi yang merugikan ummat dan sebagainya.
Sahabat, tahukah Anda betapa kecilnya cawan kekuasaan demokrasi itu untuk mampu menampung masalah bangsa? Sedangkan cawan itu dikuasai sepenuhnya oleh adidaya dan pirami
4. Kata-kata Mutiara Penuhilah Hak-Hak Allah
Urusan mengalahkan musuh-musuh kebenaran hanyalah hak Allah semata. Ya, hanya hak Allah, SENDIRIAN !!!
Lalu apa hak kita?
Hak kita hanyalah menjadi tentara-Nya : Melaksanakan perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya. BUKAN untuk mengambil alih hak-Nya
Maka, siapapun yang berjuang untuk melawan musuh kebenaran dengan mengabaikan hak-hak Allah, sungguh ia sedang berjalan di jalan yang sama dengan musuhnya, namun dengan arah yang berlawanan.
5. Kata-kata Mutiara Keluarga adalah Benteng Agama Paling Kokoh
Di bumi ini rupanya ada orang-orang yang berkeyakinan bahwa humanisme dan HAM tak akan bisa tegak selama masih ada agama. Sehingga, agama harus dimusnahkan demi tegaknya hak-hak kemanusiaan.
Namun, kata mereka, begitu sulitnya membasmi agama selama keluarga masih ada. Keluarga, menurut mereka, hingga hari ini masih menjadi benteng agama paling kokoh, sehingga harus diruntuhkan.
Nah sahabat, ketika mereka ingin meruntuhkan keluarga melalui hubungan sejenis, mari kita kokohkan ikatan keluarga melalui pernikahan, lalu kita lahirkan generasi taqwa rahmatan lil ‘alamin yang banyak.
6. Kata-kata Mutiara Bukan Dilawan, namun Diluruskan
Ekstremisme itu sungguh menyesakkan. Ia menggunakan seribu alasan, tapi tak menggunakan satupun timbangan.
Namun, Ekstremisme itu bukan untuk dilawan, tapi untuk diluruskan.
Melawan atau berseberangan dengannya hanya akan menambah jumlah Ekstremisme.
Lalu, hidup pun bertambah sesak
7. Kata-kata Mutiara Menertawakan Tragedi
Hihihihi… tampaknya teroris hari ini kecele. Maksud hati menebar ketakutan, eh yang muncul malah komentar-komentar lucu, segar dan menggelikan. Ini Indonesia bung, bukan negeri para pecinta dunia yang takut mati.
Sejujurnya, tadinya saya ingin menulis status tentang rasa geram dan prihatin. Tapi batal, gara-gara di sekitar saya terlalu banyak orang-orang yang tingkat keimanannya telah sanggup menertawakan tragedi.
Hai teroris, kali ini kalian menghadapi lawan tangguh ya? Jika kalian menyembah kematian, kini kalian menghadapi para penyembah Allah. Ah, tadi kalian pasti gentar melihat pasukan malaikat di belakang kami ya?
8. Kata-kata Mutiara Memimpikan Rosulullah Saw di Tahun Baru
Aku “bermimpi” berjumpa Rasulullah SAW. Kekhusukan qiyamul lail-nya tampak terganggu dengan suara petasan, terompet dan hiruk-pikuk Tahun Baru. Lalu ia bergegas keluar dari biliknya, mencari tahu. Ia saksikan hingar-bingar ummatnya dalam sebuah pesta hingga dini hari…
Ia terperanjat bahwa beberapa shahabatnya terlibat dalam pesta. Beliau tarik gamis mereka dengan lembut, sambil berujar sedikit marah :
“Duhai shahabatku, tak cukup sempurnakah agama ini bagi kalian ?”
Lalu beliau masuk ke dalam sebuah kerumun. Ia terkejut bahwa beberapa tabi’in larut dalam keriaannya. Beliaupun berpaling dengan wajah sedikit masam. namun beliau tak berucap sepatahpun.
Iapun berpindah pada kerumunan yang lain. Beliau mengenali beberapa wajah tabi’it-tabi’in. Ia sapa mereka dengan ramah, sambil dalam hatinya beliau berdoa :
“Yaa Rabb, lapangkanlah pintu ampunanMu atas sikap tak patut ummatku malam ini. Mereka letih berjuang setahun, dan mereka ingin sekadar menikmati malam ini, karena esok mereka harus bertarung lagi, aamiin…”
Akhirnya, beliau berhenti di sebuah kerumunan raksasa, kerumunan ummat abad 21. Mereka sibuk membakar kembang api, meniup terompet dan berteriak riang. Beliau sapa mereka dengan ramah satu demi satu…
“Apakah kalian bergembira pada malam ini wahai ummatku ?”
“Sungguh sangat senang yaa Rasulullah…”, jawab ummat sedikit malu
“Maukah kalian aku tunjukkan yang lebih baik dari ini ?”
“Sungguh mau, ya Rasulullah…”
“Ssungguhnya kembang api di surga jauh lebih indah, warna-warni dan spektakular. Sedangkan suara terompetnya jauh lebih merdu dalam bentuk-bentuk lebih unik”
“Bagaimana caranya agar masuk ke dalamnya ya Rasulullah ?”, mata ummat berbinar antusias
“Ikutlah denganku. Ceriakan fitrah kalian dengan kegembiraan yang pantas. Tegakkanlah malam ini dengan tahajjud, tilawah dan muhasabah”
Duhai Rasulullah… betapa lembut hatimu… selalu saja engkau perlakukan ummatmu dengan bijak, berbeda-beda sesuai tingkat keimanan mereka…. Shalawat senantiasa atasmu wahai khairul anam…
9. Kata-kata Mutiara Diazab karena Perilaku
Hampir seluruh azab Allah ditimpakan kepada kaum-kaum terdahulu karena penolakan mereka kepada risalah, mendurhakai uluhiyatullah, dan pengingkaran mereka terhadap rasul-rasul yang diutus.
Namun, ada sebuah azab atas sebuah kaum, yang tidak disebabkan oleh pengingkaran atas risalah dan rasulNya. Mereka diazab karena perilaku. Ya, perilaku homoseksual yang diazab dengan cara mengerikan.
Mereka diazab menjelang subuh, waktu di mana para pemuas syahwat sedang tertidur sangat pulas tak berkutik. Sungguh, saat kebejatan telah menjadi massal dan massif, solusi satu-satunya hanyalah azab
10. Kata-kata Mutiara Saling Berwaisat dalam Hal Pemberadaban
Baiklah sahabat, kita telah tunaikan amanah untuk saling berwasiat dalam kebenaran, mewaspadai sebuah penyakit kejiwaan teramat parah yang dapat menjadi tragedi kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah.
Namun pada akhirnya kita tak pernah boleh terjebak pada isyu-isyu panas yang sengaja terus ditiupkan oleh kaum bejat, untuk mengalihkan fokus kita bagi tegaknya sebuah peradaban: goal setting – goal getting
Biarlah harumnya peradaban yang akan menggilas busuknya nafsu yang dipertuhankan. Mereka telah berada di ambang kehancuran, ketika mereka telah menganggap dirinya sekawanan dengan binatang.
Kata-kata Mutiara Cinta
11. Kata-kata Mutiara Allah Maha Perkasa, Jangan Lupakan Kemahaan-Nya
Sahabat, sebuah penyakit menular selalu saja sangat mengerikan. Apalagi jika penyakit tersebut ditularkan secara sistematis, masif, terorganisir, dan menglobal, dengan daya dukung kekuatan yang luar biasa.
Namun, sebenarnya yang lebih mengerikan adalah jika kita dan keluarga kita tak memiliki daya tangkal menghadapinya. Ya, bukan penyakit yang patut ditakuti, namun buruknya imunitas yang harus ditangisi.
Dan ada lagi yang paling mengerikan. Yaitu ketika kita merasa tak berdaya dalam mengatasi keganasannya. Karena pada saat itu kita telah lupa bahwa Allah adalah Maha Perkasa dan Mengetahui segala rencana
12. Kata-kata Mutiara LGBT dan Pengosongan Penduduk
Sahabat-sahabat seiman, ketika sejumlah negeri telah mensahkan perilaku-perilaku seksual menyimpang, sebenarnya negeri tersebut sedang mengosongkan penduduknya, karena populasi yang akan terus menyusut.
Ya, bukankah ayat tentang zina diapit oleh dua ayat tentang pembunuhan dan kematian? (17 : 31 – 33)
Maka, perbanyaklah jumlah orang-orang beriman, agar kelak anak-cucu kita mengisi bagian bumi Allah yang semakin sunyi itu.
13. Kata-kata Mutiara Kebergantungan adalah Kekuatan
Dan saat kita merasa tak berdaya atas kesewenang-wenangan “penguasa” yang secara sepihak menghapus tulisan-tulisan dan memblokir sesaat sebuah akun… Dan saat kita mulai siuman betapa telah begitu kuasanya pengaruh sebuah laku menyimpang…
Maka saat itulah kita kembali ke kesadaran untuk senantiasa meminta perlindungan Yang Maha Perkasa, sambil hati yakin berkata :
Laa haula wa laa quwwata illa biLlaah…
14. Kata-kata Mutiara Kedurhakaan Homoseksualitas
Allah yang Maha Pengasih sungguh telah memaafkan dan mengampuni banyak sekali dosa manusia. Namun, bagi dosa yang melampaui batas “toleransi ketuhanan”, Allah menanganinya secara berjenjang berdasarkan tingkat kedurhakaannya, mulai dari teguran, peringatan, cobaan, hukuman, dan yang terberat: AZAB
Lalu, apa yang Allah lakukan terhadap homoseksualitas ummat nabi Luth as? Ya, tak ragu lagi: AZAB !!!
Jadi, jelas bukan seberapa durhakanya homoseksualitas itu???
15. Kata-kata Mutiara Menyikapi Sebuah Momentum
Sahabat, tahukah anda bedanya antara nasihat dengan cercaan ?
Nasihat bermula dari baik sangka, dan senantiasa memiliki unsur kebenaran, kesabaran dan kasih sayang. Sedangkan cercaan bermula dari buruk sangka, dan penuh dengan kritik, ancaman serta kebencian.
Beda dari keduanya mudah terlihat dari sikapnya terhadap momentum. Bagi juru nasihat, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an, Hari Ibu atau tahun Baru adalah momentum pengingat atas sifat lalai manusia. Sedangkan bagi ahli cerca, itu semua adalah momentum kemaksiatan.
16. Kata-kata Mutiara Kesalahan yang Tak Logis
Logisnya, terhadap kesalahan permainan sebuah tim, akan mendapat omelan dari supporternya sendiri, bukan supporter lawan. Kalau toh ada yang tak bisa menerima omelan, itu seharusnya tim yang bersangkutan.
Yang tak logis adalah kalau supporter tak pernah mengomeli kesalahan tim kesayangannya, atau penonton yang hobby mengomeli kesalahan tim lawan, atau supporter yang ngamuk atas sikap supporter lainnya.
Tapi keanehan dan ketidaklogisan itu terjadi di negeri tercinta ini. Ya, terhadap permainan dan kinerja sebuah kabinet: Ketika kabinet wanprestasi, ketika haters nggamuk-ngamuk, ketika lovers meradang
17. Kata-kata Mutiara Bila Demokrasi Menghambat, Buanglah Ke Laut
Begini lho Pakdhe Presiden…. Anda itu bukan sekadar Kepala Pemerintahan, tapi juga KEPALA NEGARA. Sebagai Kepala Negara, Anda punya kewenangan sangat besar terhadap setiap jengkal asset negara.
Sebagai Kepala negara, Anda punya kewenangan TANGAN BESI saat keselamatan negara dan rakyat menjadi taruhannya. Sebagai Kepala Negara, anda punya PERPU, bahkan DEKRIT PRESIDEN
Jadi, berhentilah menjadi pengecut yang berlindung di balik otonomi daerah, taat hukum dan sebagainya. Jika demokrasi telah menghambat langkah Anda menggunakan otoritas maksimal, buang saja demokrasi itu ke laut.
18. Kata-kata Mutiara Jangan Berpikir Kerdil
Allah itu Esa. Ia tak beranak dan tak diperanakkan. Untuk itu, jangan pernah memperlakukan siapapun sebagai “anak-anak Allah”, sekalipun ia adalah ulama sangat berpengaruh dan tokoh gemilang sejarah Islam
Kita juga bisa menghasilkan konsep, gagasan, pemikiran atau manhaj yang seratus persen berasal dari ajaran Islam. Namun, jangan pernah katakan itu dari Allah. Karena, sekali lagi, Allah itu tak beranak.
Maka, Ibnu Taimiyah, AlGhazali, Hasan AlBanna, Taqiyyuddin AnNabhani, Muhammad bin Abdul Wahab, atau Fii Zhilalil Qur’an, bukanlah anak-anak Allah. Janganlah kebesaran mereka mengerdilkan nyali kita untuk melahirkan karya besar peradaban berikutnya. Mari bersihkan hati kita dari syirik itu, karena Allah mengetahui yang tersirat di hati.
19. Kata-kata Mutiara Adil Sepanjang Zaman
Apapun yang dirasakan saat ini, yang penting kita mampu berlaku adil :
Jika sebuah kegagalan dinyatakan sebagai: “Ini karena kami mewarisi begitu banyak masalah dari pemerintahan sebelumnya”
Maka, sebuah keberhasilanpun harus dinyatakan sebagai: “Ini karena kami mewarisi begitu banyak kebaikan dari pemerintahan sebelumnya”
Saya percaya yg namanya keberhasilan itu biasanya cenderung karena perjuangan panjang.
Dengan demikian memang lebih bijak jika kita tidak hanya mengklaim diri kita sendiri saja yg berjasa atas sebuah keberhasilan.
20. Kata-kata Mutiara Menakar Kabinet
Rasanya terlalu dini menakar keberhasilan atau kegagalan Kabinet Jokowi – JK. Biarlah setahun ini mereka melakukan persiapan matang dan membangun pondasi pemerintahan yang memang tak kasat mata itu.
Yang lebih pantas untuk dinilai pada setahun pertama pemerintahan Jokowi – JK adalah: apakah pemerintahan ini telah memiliki arah pembangunan dan menawarkan harapan kepada bangsa dan negaranya ?
Nah, setelah saya mempelajari Nawacita, memetakan konstruksi kabinet, memahami logika reshuffle yang lalu, dan membaca kiprah-kiprah strategisnya, maka jawaban saya adalah: BELUM…
Kata-kata Mutiara Kehidupan
21. Kata-kata Mutiara Hukum Rimba atau Hukum Rejeki?
Menonton “On The Spot” di sebuah stasiun TV satu jam silam, saya seakan sedang menyaksikan antitesa dari hukum rimba: Ada kucing kalahkan buaya….. Ada burung kecil kalahkan ular berbisa…. Ada tupai mungil kalahkan kawanan singa…. Ada kambing kalahkan sapi…..
Boleh jadi hukum rimba itu memang tak ada. Yang ada hanyalah HUKUM REJEKI: Bahwa predator hanya bisa menaklukkan mangsanya. Ini bukan soal kekuatan, ini adalah soal rantai makanan…
Maka, nikmat Tuhan yang manakah yang kalian dustakan ?
22. Kata-kata Mutiara Ridha dan Adil dalam Bersikap
Ketika atas nama iman kita mempertanyakan ijin pendirian sejumlah rumah ibadah…
Lalu, kemanakah iman itu tatkala kita menyaksikan sejumlah kaum serakah tanpa ijin telah mengeksploitasi merusak dan membakar hutan ???
Sungguh ridha Allah senantiasa hadir bersama keadilan sikap…
23. Kata-kata Mutiara Oh Ummat, Berhentilah Menangis, Mulailah Tersenyum
Hijrah ada karena ada masa kini dan ada masa depan….. Hijrah ada karena ada banyak masalah namun juga ada begitu banyak harapan….. Hijrah ada karena hari esok harus lebih baik daripada hari ini…
Hijrah itu terjadi setelah mi’raj, karena nun dari atas sana kita dapat melihat bahwa bumi penuh tangisan (Makkah: tangis) perlu ditinggalkan, untuk berpindah ke bumi peradaban (Madinah : peradaban)
Maka, sudah datang masanya untuk berhenti menangis, bersedih, merasa terancam, terkonspirasi dan terkorbankan, hijrah kepada senyum optimisme ummat terbaik yang dikeluarkan untuk kemanusiaan.
24. Kata-kata Mutiara Bangunlah Ummat dengan Watak Feminin
Ummat itu adalah seorang ummi: ibu.
Ia berjenis kelamin dan berwatak sangat feminin. Nah, jika ingin membangun ummat lakukanlah hal-hal feminin seperti cinta, ketulusan, kelembutan dan kasih-sayang.
Percayalah, ummat tak akan pernah terbentuk lewat cara-cara maskulin seperti AD/ART, visi, misi, fikrah, minhaj atau masterplan. Pendekatan maskulin itu bisa melahirkan gerakan (harakah), tapi bukan ummat.
Maka, kerinduan akan tegaknya ummat yang satu hanya akan terwujud lewat hati feminin, bukan lewat nalar maskulin. Karena hanya hati yang mampu bersatu. Sedangkan isi otak selamanya akan penuh perbedaan
25. Kata-kata Mutiara Yang Memesan yang Membatalkan
Legenda Roro Jonggrang maupun Sangkuriang bercerita tentang kemampuan bangsa ini memanfaatkan minimnya waktu untuk selesaikan target dengan mengerahkan seluruh sumber daya.
Namun, segala ikhtiar yang telah mengeluarkan seluruh kemampuan, termasuk seluruh potensi tak kasat mata, ternyata digagalkan oleh pemesannya sendiri lewat sebuah siasat politik.
Apakah memang akan selalu begini nasib bangsa ini: bahwa segala mimpi peradabannya akan selalu digagalkan oleh para politisi? Bahwa ikhtiar eksekutif akan digagalkan pemesannya sendiri: legislatif?
26. Kata-kata Mutiara Siapa yang Bertanggung Jawab?
Kabut asap memang telah menjadi bencana tahunan. Namun, jika dampaknya tahun ini begitu buruk, siapakah yang bertanggung jawab? kemarau kah, pemimpin terdahulu kah, pemegang HPH kah?
Sekali lagi, yang saya tanyakan adalah: siapa yang bertanggung jawab, BUKAN siapa yang bersalah. Karena kita semua bersalah, dan kita semua wajib terlibat mengatasi sebab dan dampaknya.
Saya harus bertanya, sekadar ingin tahu apakah negara ini masih punya pemimpin. Karena yang terbakar adalah milik negara. Atau, bumi, air dan kekayaan yang ada di dalamnya telah dijual kepada swasta?
27. Kata-kata Mutiara Kiprah Hajimu
Ahlan wahai para tamu Allah, semoga meraih kemabruran. Negeri ini menanti kiprah Anda yang telah sampai di kearifan (Arafah), merenung di kesadaran (Masy’ar) dan melempar karena cinta (Mina)
Bagi yang berangkat semata karena Allah, Allah akan puaskan ia dengan mabrur. Namun, bagi yang berangkat karena Makkah dan Madinah, Allah akan jadikan ia lebih merindukan Haramain daripada Allah.
Dan, entah dengan cara apapun kalian dulu berangkat, kini malaikat telah mencatat kalian ke dalam golongan orang-orang mampu. Maka, sejak hari ini bantulah kehidupan, dan mintalah bantuan hanya pada Allah.
28. Kata-kata Mutiara Kosmetika PKI
Tampaknya sejumlah anak bangsa ini semakin ciamik saja dalam bersiasat. Untuk mewujudkan maksudnya, mereka melipir kian-kemari. Dikira tulus bergerak ke kanan, eh… ternyata menyerang sisi kiri.
Yang sering mereka majukan sebagai kosmetika adalah isyu kemanusiaan dan kebangsaan, untuk mengusung agenda-agenda terselubung demi menusuk kebenaran. Dan beberapa orang telah tertipu.
Nah, hari ini gagasan rekonsiliasi bagi kaum teraniaya atas tuduhan PKI juga telah dikemas begitu “manusiawi”. Mari tak terjebak pro-kontra, karena urusan jebakan kaum tipudaya sejak dulu telah diambil alih oleh Allah.
29. Kata-kata Mutiara Haji Natural
Setiap perintah ibadah tentu ditujukan bagi yang mampu. Sedangkan bagi yang kurang mampu atau tak mampu karena uzur syar’ie, maka Allah sediakan keringanan (rukhshah) sebagai kabar gembira.
Khusus bagi ibadah haji, kriteria “bagi yang mampu” ini sengaja digarisbawahi, karena banyak syarat “kemampuan” yang harus terpenuhi, agar kita tak zalim pada diri sendiri dan orang lain.
Ya, agar ibadah haji tak berubah menjadi nafsu naik haji. Dan diantara tanda-tanda nafsu itu adalah memaksakan diri untuk mampu, dan tak bergembira atas keringanan dari Allah.
Sungguh, andai berhaji itu kita jalani secara alami dan sesuai tuntunan ilahi, tentulah teramat-sangat sedikit yang berkemampuan menjalaninya. Dan Mina-pun masih teramat lapang bagi para pelempar Jumrah
30. Kata-kata Mutiara Islam dan Fitrah Kerinduan
Hari ini Muslim dari berbagai negara, warna, ideologi, madzhab, dan gerakan kompak berpadu melempar Jumrah. Padahal, mungkin dalam kesehariannya mereka saling bentur, hujat, bahkan mengkafirkan.
Kok bisa? Ya, karena mereka ditaklukkan oleh fitrah yang sama: Fitrah kerinduan untuk mengunjungi Baitullah. Fitrah kerinduan yang dimiliki oleh tiap manusia, begitu do’a Ibrahim as dikabulkan Allah.
Maka, agar ummat ini kembali menjadi ummat yang satu, hidupkanlah fitrah kemanusiaan itu. Biarkanlah fitrah nan alami itu melembutkan hegemoni doktrin, kesombongan fikrah dan kekakuan manhaj.
Kata-kata Mutiara Indah
31. Kata-kata Mutiara Bertahan di Padang Kearifan
Saya heran, saat bangsa ini begitu kaya masalah, ada orang-orang yang orientasinya hanya memuja dan memaki penguasa.
Bagi yang memuja penguasa dengen terus-menerus mengekspose kehebatannya, apakah tidak cukup bagi kalian bahwa Allah itu tak tidur dan akan senantiasa menyaksikan setiap kinerja ?
Lalu bagi Anda yang selalu saja mencari titik lemah sang penguasa, tidakkah cukup bagi kalian bahwa kebatilan itu akan selalu membinasakan dirinya sendiri, dan Allah akan membalikan segala tipudaya?
Sudah saatnya kita Wukuf di Arafah: Diam di Padang Kearifan.
32. Kata-kata Mutiara Islam Berseri-seri
Muhammadiyah, aku boleh ijin cuti dua hari saja sebagai wargamu nggak ?
Aku hanya ingin berpuasa dan berlebaran bareng dengan saudara, tetangga dan sahabatku di tempat aku tinggal, yang kebetulan hampir seluruhnya akan melakukannya sehari lebih lambat daripadamu.
Tadinya sih, sebagai warga yang baik aku akan ikut kamu. Tapi nanti siapa tetanggaku yang akan menemaniku bertakbir? Lalu dengan siapa aku berjamaah mendengarkan khutbah Ied? Trus, siapa yang akan membantuku menyembelih hewan Qurban, dan kepada siapa dagingnya akan kubagikan? Kan tetanggaku sedang berpuasa Arafah…
Aku janji deh, begitu pesta kelar aku akan pakai jaketmu lagi…
33. Kata-kata Mutiara Para Nabi Pun Pernah Kepepet
Manusia itu makhluk efektif-efisien, kalau masalahnya sepuluh, maka potensi yang akan dia keluarkan hanyalah sepuluh. Jika masalahnya seratus, maka aktualisasi potensinyapun seratus.
Lalu, kapan manusia akan mengeluarkan seluruh potensinya? Itu hanya jika ia kepepet, baik kepepet ekonomi, kepepet waktu dan lainnya. Itulah manusia yang berani keluar dari zona nyaman.
Dan kapan manusia dikatakan kepepet? Yaitu saat kita tak punya apa-apa lagi kecuali Allah. Atau berada dalam situasi di mana para nabi sekalipun akan bertanya: kapan datangnya pertolongan Allah?
34. Kata-kata Mutiara Untukmu Ummat yang Gemar Berkeluh Kesah
Dalam rencana manusia, Musim Semi Arab atau Arab Spring adalah tumbangnya rejim-rejim tiran dan digantikan secara paksa dengan sistem demokrasi di negara-negara Timur Tengah
Sedangkan dalam rencana Allah, Arab Spring adalah hijrahnya warga terdidik dari Timur Tengah yang luluh lantak itu ke Eropa, agar cahaya kebenaran makin bersemi di Benua Biru.
Maka, masihkah kita menjadi ummat yang gemar berkeluh-kesah dan reaktif mengutuk tipu daya manusia, karena lalai mengimani bahwa Allah adalah sebaik-baiknya pembuat rencana?
35. Kata-kata Mutiara Musuh Peradaban
Ketika sebuah negeri dikelola oleh para prajurit perang tanpa darah (baca: politisi), mau nggak mau berita yang harus kita “nikmati” sehari-hari adalah berita tentang kegaduhan demi kegaduhan.
Bahkan siapapun yang memimpin negeri tersebut tak kan punya cukup waktu membangun negeri. Karena waktunya habis tersita untuk menangkis tusukan demi tusukan dari lawan politiknya
Nah, kalau itu yang terjadi, maka sehebat apapun pondasi ekonomi, sekokoh apapun benteng pertahanan, toh ia akan krisis jua. Karena musuhnya bukan dari luar, tapi dari sesama.
36. Kata-kata Mutiara Belajar tentang Keimanan
Beberapa hari ini saya menikmati banyak hal di kota Batu. Ada Museum Angkut, ada Batu Secret Zoo, ada Batu Night Spectacular
Duh, bagai menjalani hidup saja rasanya: bahwa untuk optimal menikmati sesuatu kita harus rela untuk “dipaksa” mengikuti sebuah rute, ikhlas menjalani sebuah skenario tematik nan memukau, lalu terkejut ketika menikmati misteri keindahan berikutnya.
Sungguh, saya seperti sedang belajar tentang IMAN dari ketiganya: ada penyerahan diri untuk “dipaksa”, ada keikhlasan untuk menjalani skenario, ada kerelaan untuk dipeluk misteri.
37. Kata-kata Mutiara Harta Sejati
Kita ini memang terlalu mudah lupa. Padahal krisis moneter 1998 belum terlalu lama berlalu. Dan ia memberikan pelajaran sangat telak: Lepaskan ketergantungan kita pada uang.
Kita tak mungkin hidup dengan uang. Kita memang bisa membeli banyak hal dengan uang. Tapi itupun jika ada yang bersedia menjualnya. Jika tidak, maka kita tak mungkin mengunyah uang.
Mungkin Allah ingin mengingatkan kita lagi bahwa harta sejati yang akan menyelamatkan kita dari krisis adalah keyakinan akan janji Allah, ikhtiar, kebersamaan dan asset produktif, bukan uang.
38. Kata-kata Mutiara Sejarah Politisi Mungkin akan Berulang
Entahlah, belakangan ini saya seperti mengalami deja vu ke tahun 1998, saat Rupiah terpuruk dan pengambil kebijakan ekonomi bilang:
“Pondasi ekonomi kita masih bagus, cadangan devisa cukup kuat, badai pasti berlalu, dan kita masih lebih baik daripada Korea Selatan maupun Thailand”. Lalu kita masuk ruang rawat inap IMF.
Semoga kata-kata tersebut sekarang ini memang benar. Kalau sejarah kembali berulang, itu tentu karena tugas dari seluruh politisi adalah berbohong pada rakyatnya.
39. Kata-kata Mutiara Keikhlasan menjadi Jamaah
Pemimpin itu hanya satu, sedangkan sisanya adalah pengikut. Bahkan, jika diangkat dua pemimpin, maka singkirkanlah yang terakhir (AlHadits). Itulah kunci soliditas bagi sebuah ummat yang satu.
Yang repot adalah jika setiap orang, jama’ah dan pergerakan merasa paling pantas menjadi pemimpin. Tak ada yang mau menjadi pengikut, karena merasa kapasitas, visi, fikrah dan manhajnyalah yang unggul.
Jadi, keikhlasan menjadi pengikut (followership) tak kalah pentingnya daripada ambisi menjadi pemimpin (leadership). Sungguh tak hina menjadi pengikut, karena darinya Allah akan angkat seorang pemimpin.
40. Kata-kata Mutiara Islam dan Keindahan Hidup
Baca selengkapnya di sini
Kata-kata Motivasi Islam
41. Kata-kata Mutiara Membaca Pasal dan Rasa
Kangmas Polisi, kebenaran hukum itu nggak cuma tentang pasal-pasal lho, Ia juga menyangkut nilai dan rasa keadilan yang berkembang di masyarakat. Termasuk nilai dan rasa keadilan orang Jogja dan Indonesia.
Alhasil, penghadangan di Condongcatur kemarin bukan semata penghadangan atas konvoi berijin, tapi penghadangan atas arogansi yang diparadekan, dan atas kewenangan yang diperjualbelikan.
Jadi, jangan khawatir Kangmas. Kalau besok sampeyan mengawal konvoy arak-arakan rakyat yang bersukacita, nggak akan dihadang kok. Yang penting, sampeyan bisa membaca pasal dan rasa.
42. Kata-kata Mutiara Serahkan pada Ahlinya
Nah, ketika negara dikuasai politisi, maka kesuksesan pejabat negara sering disebabkan oleh alasan politik, bukan kompetensi. Dan kegagalannyapun disebabkan alasan politik, bukan tak kompeten.
Lalu, ketika mereka diganti, pertimbangannyapun menjadi begitu sarat politik, atas saran pemimpin partai politik, demi mensiasati manuver politik. Kompetensi tentu masih menjadi pertimbangan, tapi tak utama.
Tapi percayalah, pesan Rasulullah SAW masih tetap berlaku hingga akhir jaman : “Bila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” (AlHadits).
43. Kata-kata Mutiara Pembebasan dari Penghambaan-Penghambaan Selain Allah
Beberapa organisasi keislaman telah mengakhiri muktamarnya masing-masing. Ada yang ricuh dan gaduh, ada yang bernuansa intrik namun berakhir elegan, lalu ada pula yang berlangsung mulus dan adem-ayem
Namun, ukuran sebenarnya dari kadar keislaman sebuah muktamar adalah pada kemampuannya untuk membebaskan organisasi dan anggotanya dari penghambaan kepada selain Allah.
Maka saatnya kita menyaksikan : Apakah para anggotanya mampu berkata TIDAK pada “tuhan-tuhan” selain Allah. Dan apakah ada DEWA SILUMAN yang mampu membuat pengurus bak boneka belaka
44. Kata-kata Mutiara Islam Nusantara atau Muslim Nusantara?
Persentuhan Islam dengan kehidupan itu terjadi melalui manusia, karena Islam adalah ajaran bagi manusia. Sejak saat itulah muncul istilah Muslim. Maka Muslim adalah produk Islam dan budaya sekaligus.
Kombinasi Islam dan budaya pada diri seorang Muslim akan melahirkan varian Muslim Shaleh, Muslim Pencuri, Muslim Penyabar, Muslim Ekstremis, Muslim Mesir, Muslim Tradisional atau Muslim Jazzy.
Bagi siapapun yang memiliki rasa bahasa yang baik, tentulah ia akan sadar bahwa yang ada adalah Muslim Nusantara, bukan Islam Nusantara. Bukankah kecermatan berbahasa adalah penanda kejernihan nalar?
45. Kata-kata Mutiara Kebahagiaan Rumah Tangga itu…
Terlalu banyak yang berkata : “Rumah tanggaku tak bahagia…”
Dan biasanya aku hanya bisa terdiam. Karena aku tak mengerti apa makna dan ukuran kebahagiaan yang mereka maksud. Bisa saja mereka tak bahagia karena mereka mematok tolok ukur kebahagiaan yang terlalu tinggi. Atau, yang mereka maksudkan adalah kesenangan surgawi? Wah, kalau begitu jangan-jangan rumahtanggaku juga tak bahagia
Bagiku, rumahtangga adalah perjuangan : Jihad. Dan aku berbahagia karena sampai hari ini ternyata aku masih sanggup berjuang merawatnya
46. Kata-kata Mutiara Cintailah Keluarga
Sahabat, sesungguhnya Allah telah berjanji bahwa para pembenci Rasulullah SAW akan putus atau tak punya keturunan (abtar). Ya, sebagaimana yang Allah janjikan dalam surat AlKautsar ayat 3.
Mereka tak perlu menunggu atau menantang datangnya azab atas perangai menyimpang mereka. Karena perangai menyimpang tersebut adalah azab itu sendiri. Mereka diazab dengan abtar: putus keturunan !!!
Maka, wahai para pecinta Rasulullah SAW, cintailah keluarga dan dan cintailah keturunan. Dan mulai dari malam ini, pekikkanlah sebuah gerakan family friendly : INDONESIA RAMAH KELUARGA !!!
47. Kata-kata Mutiara Jangan Mendidik Anak Menjadi Generasi Abu-Abu
Terus terang, maraknya LGBT hanyalah dampak… Ya, dampak dari telah lahirnya sebuah generasi yang mengalami kebingungan dan kegalauan identitas dan orientasi diri. Generasi itu bernama REMAJA
Inilah generasi yang terlalu telat aqil dan terlalu cepat baligh. Nafsunya telah bergejolak dahsyat tanpa kendali akal. Jangankan terhadap manusia sejenis, terhadap hewan bahkan mayatpun kelak bisa ditumpahkan.
Wajar jika fenomena transisional yang abu-abu ini menjadi sasaran empuk segala yang abu-abu pula, mulai dari terorisme hingga LGBT. Maka, masihkah kita ingin mendidik anak-anak kita menjadi abu-abu ?
48. Kata-kata Mutiara Garansi Seorang Pahlawan
Di sebuah sudut bumi, sejumlah jejaka berdiri gelisah, letih menanti sang kekasih hati siap untuk dilamar.
Sedangkan di sudut bumi yang lain, sejumlah gadis justru resah menanti pinangan yang tak kunjung datang, saat hati mereka telah siaga untuk berkata “aku terima…”, atas lamaran lelaki manapun
Duhai jejaka, cintakah yang menghalangi kalian untuk menjadi seorang pahlawan atas hati para gadis yang siap diperistri? Padahal, bagi sang pahlawan, Allah telah garansikan kemudahan hidup di dunia, lalu Ia siapkan surga
49. Kata-kata Mutiara Hikmah Antara Hate and Love
Love dan hate adalah dua hal yang sangat berkaitan, bahkan seringkali menjadi dua sisi dari satu mata uang. Begitu tipisnya garis antara love dan hate, sehingga love berlebihan seketika bisa berubah menjadi hate.
Makanya, love speech yang berlebihan juga dapat melahirkan rasa jijik yang luar biasa, sehingga merangsang lahirnya hate speech. Ya, apa komentar anda ketika ada yang berujar “I love crime very much” ?
Alhasil, mari kita hentikan hate speech, diantaranya dengan cara menetralisir kebencian dari dalam dada. Sedangkan cara lainnya adalah dengan tidak mengumbar cinta fanatik membabi-buta yang menjijikkan
50. Kata-kata Mutiara Perjuangan Tak Ada Akhirnya
Sahabat sesama usia 50-an yang berfikir untuk beristirahat panjang menanti ajal… Sahabat club fifty yang memutuskan untuk turunkan kinerja dan prestasi karena melemahnya tubuh dan pikiran…
Mari kira renungkan hal satu ini: betapa masih terlalu banyak yang belum tuntas… betapa masih terlalu banyak tanggung jawab menanti, padahal waktu tinggl sedikit lagi. Bukankah ini saatnya berpacu?
Sungguh amat sedikit karunia yang hilang dari kita, dan terlalu banyak nikmat yang bertambah pada kita. Ya, ini usia emasnya manusia. Mari kita buat kaum muda terperanjat, bahwa ternyata kita makin hebat.
Kata-kata Mutiara Bermakna
51. Kata-kata Mutiara Allah Sebaik-baik Perancang
Sahabat-sahabat sekalian, saat ini beredar tulisan “LGBT : Sebuah Gerakan Penularan”, yang seakan-akan itu ditulis oleh Prof. DR. Sarlito Wirawan Sarwono.
Sesungguhnya sebagian dari tulisan itu adalah tulisan saya, sedangkan sebagiannya lagi bukan tulisan saya . Saya tidak tahu siapa yang melakukan perubahan, dan sama sekali di luar tanggung jawab Prof. DR Sarlito Wirawan Sarwono.
Tampaknya ada pihak-pihak yang ingin menciptakan kesan bahwa penggiat anti LGBT adalah orang-orang yang suka berbohong, menutupi kebenaran dan memalsukan identitas
“Wa makaruu wa makarallah… wallahu khairul maakiriin…”
52. Kata-kata Muttiara Tiada Daya dan Kekuatan Selain dari Allah
Dan saat kita merasa tak berdaya atas kesewenang-wenangan “penguasa” yang secara sepihak menghapus tulisan-tulisan dan memblokir sesaat sebuah akun… Dan saat kita mulai siuman betapa telah begitu kuasanya pengaruh sebuah laku menyimpang…
Maka saat itulah kita kembali ke kesadaran untuk senantiasa meminta perlindungan Yang Maha Perkasa, sambil hati yakin berkata:
Laa haula wa laa quwwata illa biLlaah…
53. Kata-kata Mutiara Hukuman Bagi Pendosa yang Melampaui Batas
Allah yang Maha Pengasih sungguh telah memaafkan dan mengampuni banyak sekali dosa manusia. Namun, bagi dosa yang melampaui batas “toleransi ketuhanan”, Allah menanganinya secara berjenjang berdasarkan tingkat kedurhakaannya, mulai dari teguran, peringatan, cobaan, hukuman, dan yang terberat: AZAB
Lalu, apa yang Allah lakukan terhadap homoseksualitas ummat nabi Luth as? Ya, tak ragu lagi: AZAB !!!
Jadi, jelas bukan seberapa durhakanya homoseksualitas itu ???
54. Kata-kata Mutiara Jadilah Para Penegak Timbangan
Allah telah meninggikan langit dan telah meletakkan neraca di atasnya, agar kita menegakkan keseimbangan dan kesetimbangan. Karena dengan cara itulah keadilan ditegakkan.
Makanya, ayat-ayat Allah tentang ekonomi sangat sederhana namun sungguh dalam: jujurlah dalam takaran dan timbangan. Rasulullah SAW enggan meregulasi harga, agar tegak timbangan itu.
Jadi, wahai para pelaku ekonomi, jadilah penegak timbangan, bukan sibuk menuntut regulasi ini-itu. Percayalah, sunnatullah tak bisa dikalahkan oleh regulasi negara dan tipu-daya pengusaha.
55. Kata-kata Mutiara Kita adalah Ummat Terbaik
Atas kehendak Allah, Ia ciptakan perubahan yang begitu dahsyat, begitu “liar” dan sulit ditakar nalar. Bagi kaum rasionalis, betapa masa depan telah menjadi barang ghaib yang sulit diramal
Sampai-sampai mereka mengeluarkan sebuah tagline keputusasaan, bahwa “Satu-satunya yang tak berubah adalah perubahan itu sendiri”. Mereka hanya berusaha sepenuh kesulitan untuk memahami masa depan yang dekat: the near tomorrow…
Maka, wahai orang-orang yang beriman pada sunnatullah, keghaiban dan hari akhir, sungguh masa depan adalah milik kalian. Mari bangun peradaban Sang Khairu Ummah…
56. Kata-kata Mutiara Hukum Islam: Lentur namun Tegas
Diantara keluarbiasaan ajaran Islam adalah positioningnya yang tegas, namun tafsir dan ekspresinya begitu lentur dan adaptif untuk menjawab segala kebutuhan dan persoalan pada ruang dan waktu beragam.
Maka ekspresi keber-Islam-an abad 19 berbeda dengan ekspresi abad 20. Sedangkan tafsir Buya Hamka terhadap AlQur’an berbeda dengan tafsir Sayyid Quthb tentang ayat yang sama di kitab yang sama.
Lalu, keragaman tafsir dan ekspresi ini perlukah kita sebut sebagai AlQur’an Hamka, Islam abad 20, Islam Nuh as, Islam Hambali dan Islam Nusantara??? Apakah akan ada Islam Adriano???
57. Kata-kata Mutiara Pupuklah Keridhoan-Nya
Nah, ketika pilihan dan keputusan itu kita ambil karena iman dan keridhaan kepada Allah, Rasulullah dan Islam, maka ia akan mengantarkan kita pada kemuliaan, keagungan dan kebesaran.
Namun, ketika pilihan dan keputusan itu kita ambil semata-mata karena nafsu, selera dan memperturutkan kehendak bebas manusia, maka ia akan mengantarkan kita pada kejatuhan, keruntuhan dan kehinaan.
Pilihan lewat cara pertama memang dapat menghasilkan kesan terpaksa dan “bukan passionku”. Namun dengan memupuk ridha dan mempercayai rahasia keghaiban, niscaya kelak kita akan terpesona dibuatnya
58. Kata-kata Mutiara Sains dan Kebudayaan Lokal adalah Sebuah Instrumen Peradaban
Dulu, kita punya dukun beranak, bengkong juru sunat, tukang urut patah tulang, peracik jamu, dan sebagainya. Sungguh, itu bukan produk keterbelakangan. Tapi local genius dari sebuah kearifan budaya.
Lalu, kita belajar sains dan teknologi dari Barat secara dangkal dan setengah-setengah. Kita mendewakannya dengan sepenuh buta dan bangga, sambil pelan-pelan membunuh kegemilangan lokal kita sendiri.
Sungguh, sains dan teknologi tak berniat untuk menjadi algojo atas segala tradisi. Bahkan keduanya akan menjadi instrumen peradaban yang dahsyat, justru ketika keduanya mencium tangan kearifan ruang dan waktu
59. Kata-kata Mutiara Harapan untuk Cucundaku
Cucunda… sesungguhnya engkau lahir di jaman penyimpangan fitrah dan di era penuh goda. Semoga namamu menguatkan identitasmu sebagai lelaki, dan memanggil namamu adalah sebuah doa.
Cucunda… engkau lahir di masa sarat nestapa, namun di depanmu menanti harapan peradaban. Semoga matamu tak sembab menangisi hari ini, namun berbinar menatap indahnya masa depan.
Cucunda… engkau lahir di mana orang bimbang akan jatidiri dan gamang tentang eksistensi. Semoga namamu adalah teriakan lantang kepada dunia : “Saksikanlah bahwa aku adalah seorang Muslim !!!”.
Kata-kata Mutiara Indah Cinta
60. Kata-kata Mutiara Karunia Teknologi
Sesungguhnya metodologi dan teknologi adalah alat bantu untuk mempertajam kompetensi manusia. Karena sungguh Allah telah menginstall pada jiwa segala instrumen canggih untuk membaca dunia.
Namun, jika metodologi dan teknologi itu justru membuat tumpul MIZAN (timbangan) yang telah Allah karuniakan pada diri manusia, sungguh kita adalah manusia yang kufur atas sebuah nikmat.
Maka, ketika supir ditumpulkan oleh GPS, psikolog ditumpulkan oleh psikotes, dokter ditumpulkan oleh laboratorium klinik, dan bidan ditumpulkan oleh USG, mari kita saksikan betapa azab Allah amat pedih.
61. Kata-kata Mutiara Hari itu, Aku Menjadi Kakek
Alhamdulillah, tepat jam 07.30 hari ini saya telah menjadi seorang kakek. Semoga cucuku kelak menjadi lelaki shaleh yang memodali dirinya dengan keikhlasan dalam beribadah melayani kehidupan.
Mungkin cucuku terlahir ditengah situasi konflik antara bisnis dan pelayanan medis. Mungkin cucuku terlahir di saat seni dan atraksi kebidanan tradisional telah terkubur oleh sains dan teknologi kebidanan Barat.
Namun, semoga operasi caesar yang mengawali kehadirannya ke dunia akan mengingatkannya bahwa kelak ia harus semakin menggali potensi-potensi intrinsik manusia dalam menyelesaikan masalahnya sendiri
62. Kata-kata Mutiara Tahta, Wanita, Harta
Memang sudah menjadi nasib bagi tiap lelaki, bahwa ia akan selalu diuji dengan Harta… Tahta… dan Wanita…
Bagi lelaki baik, ujian itu akan dimulai dengan TAHTA. Karena lewat tahta ia bak mampu melakukan sejuta kemuliaan: menegakkan hukum, mensejahterakan, mencerdaskan, bahkan membangun peradaban.
Dan tahtapun akan membuka segala pintu dunia, karisma, dan keagungan. Maka dengannya tiba-tiba saja kita mampu menebar sejuta pesona dan janji masa depan. Lalu para WANITA serta merta antri di depannya.
Akhirnya HARTA, zat pelicin yang mampu memuluskan segala mimpi dan janji bagi Tahta dan Wanita. Jika ia lulus uji, ia akan berakhir di surga. Jika ia tergelincir, maka ujungnya minimal di penjara.
63. Kata-kata Mutiara Ummat yang Dipersiapkan sebagai Pemimpin
Sobat… tahukah anda nasib seorang pemimpin ?
Ia kesepian karena sendirian di depan. Ia jarang dipuji, namun rajin dimaki. Prestasi hebatnya akan dipandang biasa, sedangkan khilafnya dianggap aib luar biasa. Diperlakukan tak adil adalah makanannya sehari-hari, padahal ia dituntut untuk menjadi teladan bak malaikat.
Sobat… itulah nasib ummat saat ini: Ummat yang sedang Allah siapkan untuk menjadi pemimpin. Jadi, berhentilah cengeng… Berhentilah merasa diperlakukan tak adil… Berhentilah meminta belas kasihan…. TEGARLAH !!!
64. Kata-kata Mutiara Jangan Sekedar Menjadi Orang Baik
Sobat, sekadar menjadi manusia baik, itu nggak sulit. Cukuplah Anda tak mengganggu orang lain dan memberikan manfaat bagi kemanusiaan, lingkungan, kehidupan, dunia dan alam semesta…
Namun, untuk menjadi manusia BAJIK, anda harus mampu menembus batas-batas kebaikan. Ya, karena ada yang tampak buruk padahal amat baik. Dan ada yang tampak baik, padahal itu amat buruk.
Untuk itu, naiklah ke langit, dan ikutilah nilai-nilai langit yang menguasai segala rahasia. Tak perlu terpesona pada ajaran humanisme-liberal. Kalau sekadar menjadi baik, seluruh hewanpun telah melakukannya.
65. Kata-kata Mutiara Seribu Masjid untuk Papua
Sobat… selamat merayakan Hari Kemenangan
Ya, kemenangan bagi mereka yang terbukti sebulan penuh mampu menahan diri. Bahkan menahan diri dari yang dihalalkan.
Maka hari ini Allah meminta bukti bahwa kita benar-benar telah mampu menahan diri
Dan Allah pasti telah menyiapkan kado istimewa bagi hamba-hambaNya yang mampu menahan diri: Seribu masjid raya untuk Papua….
66. Kata-kata Mutiara Menakan Kebathilan
Sungguh, pada diri manusia telah Allah lekatkan akal dan nafsu, jalan dosa dan jalan taqwa, sisi malaikat dan sisi syaithani, agar manusia memilih jalannya sendiri, untuk menguji iman dan amal manusia.
Maka wajar jika kebathilan itu selalu ada, penyimpangan itu senantiasa eksis dan maksiat itu “kekal” mewarnai hidup. Ya, sebagaimana penyakit yang mustahil dibasmi seluruhnya oleh kecanggihan medis.
Maka, adalah sangat tidak logis jika “keabadian” dari sebuah kebathilan dijadikan alasan bagi diakuinya eksistensi kebathilan tersebut. Tugas kita adalah menekan kebathilan, bukan menghapus atau membenarkannya
67. Kata-kata Mutiara Selamat Datang Bulan Akselerasi
Telah dua pertiga tahun berjalan. Lalu Allah datangkan Ramadhan untuk evaluasi diri, agar di sepertiga tahun terakhir masih tersedia cukup waktu untuk menggapai yang tertunda dan menuntaskan yang tersisa.
Selamat datang bulan akselerasi, bulan untuk menyingsingkan setiap lengan baju dan menggegas setiap langkah. Tak ada lagi waktu untuk berhenti, karena akan segera datang Dzulhijjah sebagai ajal tahun.
Selamat Iedul Fitri 1436 H. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyaamana wa shiyaamakum. Mohon maaf atas segala salah dan khilaf.
68. Kata-kata Mutiara Akuilah dan Sadarilah Dosa-Dosa
Manusia itu bukan malaikat, dan juga bukan iblis. Pada dirinya telah diilhamkan jalan dosa dan jalan taqwa sekaligus. Sehingga dalam realita kesehariannya manusia terlibat dalam sejumlah penyimpangan.
Seringkali kita gelisah dengan penyimpangan kita, karena kita punya fitrah dan nurani. Pada orang-orang tertentu, kegelisahan itu ingin diselesaikan dengan mencari pembenaran, termasuk pembenaran agama.
Tak perlulah begitu. Justru penyimpangan yang disadari dan diakui akan membuka pintu ampunan dan surga selebar-lebarnya. Sedangkan mengingkari dan membenarkannya akan menutup pintu itu selamanya
69. Kata-kata Mutiara Ummat Pertengahan Bukanlah Ummat Abu-Abu
Kita ini hidup di jaman abu-abu: segalanya disamarkan dan segalanya ingin dilembutkan, atas nama tepo seliro, kemanusiaan, ewuh pakewuh dan toleransi. Ketegasan bahkan bisa dituding sebagai ekstremisme.
Maka kata “dinaikkan” diubah menjadi “disesuaikan”, “pelacur” menjadi “pekerja seks komersial”, “penjara” menjadi “lembaga pemasyarakatan”. Niatnya ingin moderat, namun malah jadi medioker: nanggung.
Akhirnya berkembangbiaklah manusia abu-abu: jenis kelaminnya abu-abu, orientasi seksualnya abu-abu, kedewasaannya abu-abu, sikapnya abu-abu. Padahal, ummat pertengahan bukanlah ummat abu-abu.
Kata-kata Mutiara Pepatah
70. Kata-kata Mutiara Ketika Kemunafikkan Dipamerkan
Orang munafik adalah orang-orang yang menyembunyikan kekufurannya di balik kosmetika iman. Namun saat ini ada golongan orang-orang yang memamerkan kemunafikannya: itulah pemuja homoseksualitas !!!
Mereka adalah orang-orang yang memuja kekebebasan, tak percaya takdir, meyakini ikhtiar untuk mengubah nasib apapun. Namun tiba-tiba untuk kasus homoseksual mereka berteriak: Ini takdir !!! Ini genetik !!!
Mereka tak suka lawan jenis. Namun dalam hubungan diantara mereka harus ada yang berperan sebagai lelaki dan perempuan. Mereka tak suka lawan jenis, namun harus ada benda berbentuk penis dan vagina
71. Kata-kata Mutiara Demokrasi Rumit
Nah, tahukah anda apa itu demokrasi ?
Demokrasi adalah ketika Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras meminta keputusan rakyat lewat referendum “apakah kita akan melakukan penghematan fiskal ?” Dan rakyatpun memutuskan “Tidak !!!”
Lalu Yunanipun bangkrut, karena persoalan ekonomi terlalu rumit untuk diserahkan keputusannya kepada rakyat…
Dan tahukah Anda apa yang lebih rumit daripada ekonomi ? Itulah POLITIK !!!
72. Kata-kata Mutiara Presiden Milik Rakyat Bukan Partai
Pakdhe Presiden, kalo Anda mengaku sebagai demokrat sejati, seharusnya Anda menganggap yang paling berjasa menjadikan Anda sebagai presiden adalah rakyat, bukan petinggi partai politik.
Jadi, kalau Anda ingin bagi-bagi rejeki kekuasaan, seharusnya berbagilah dengan rakyat, bukan dengan petinggi partai pendukung. Apalagi untuk jabatan sestrategis Kepala Badan Intelijen Nasional, eh… Negara.
Apakah Anda begitu yakinnya dia akan mampu mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan partai politik? Lha, wong Anda saja terbukti nggak mampu kok. Buktinya Anda pilih dia…
73. Kata-kata Mutiara Ah, Kata Siapa LGBT itu “dari Sononya”? (Part I)
Saya lupa tahunnya, tapi yang pasti telah lebih dari 15 tahun silam. Dia saya dapati sedang berdiri di samping sebuah mesin jahit kuno. Ia tampak khusyuk mengamati seorang bibiku menjahit. Bulu matanya lentik dan tatapan matanya sayu. Pipinya kemerahan meronai kulit wajahnya yang bersih dan kuning langsat. Ada nuansa kecantikan pada usianya yang belum lagi 12 tahun.
Tapi dia adalah seorang laki-laki. Dia adalah seorang kemenakan saya, anak bungsu dari sepupu saya yang tinggal bersebelahan dengan rumah keluarga besar saya, di kampung. Tiba-tiba kegelisahan menyelimuti saya. Saya seakan ditampar-tampar oleh sebuah rasa tanggung jawab sebagai seorang psikolog. Seharusnya saya tak perlu terkejut, karena kisah femininitas kemenakan lelaki saya itu telah lama saya dengar. Bahkan telah menjadi olok-olok dan becanda orang kampung. Tapi bahwa siang itu ia tampak begitu kemayu, itu benar-benar menggelisahkan.
Uuuffhhhh… Saya tak mungkin tak gelisah. Saya tak pernah sedikitpun percaya bahwa sebagian banci adalah “takdir dari sononya”. Dan betapa saya sering akan muntah ketika mendengar ungkapan bodoh nan puitis, bahwa “transgender adalah jiwa perempuan yang terjebak dalam tubuh laki-laki”. Sehingga saya tak pernah sedikitpun ragu untuk berkeyakinan : sepupuku telah menyimpang dari fitrahnya !!! Alhamdulillah, inilah untungnya berpegang pada definisi langit: tak mudah ragu…
Segera saya panggil seorang kakaknya, sore itu juga. Kebetulan salah seorang kakaknya seumuran dengan saya, hanya terpaut satu tahun lebih muda. Dengan sedikit tak sabar, saya mencecarnya dengan seribu tanya : ada apa dengan adiknya… kenapa bisa begitu… bagaimana pola asuhnya… apa aktivitasnya… apa yang biasa dimakannya… bagaimana kebiasaannya… Ya, saya harus segera tahu banyak hari itu juga, karena esoknya saya harus segera balik ke Jakarta.
Dan benar saja… Ini adalah kisah tentang anak bungsu yang dimanja… Ia dekat dengan sosok ibu dan kehilangan figur ayah… Ia adalah korban kasih sayang berlebih, karena ibunya ingin menumpahkan segala perhatian padanya, sebagai pelampiasan atas sesuatu yang telah gagal ia berikan pada anak-anaknya yang lain, sebelumnya. Maka ia tak boleh bekerja keras. Ia tak boleh dihardik atau diplonco kakak-kakaknya, karena ibunya akan segera meradang : “Kalian dengki ya dengan adik kalian ?”. Tak ada hal “macho” yang boleh ia lakukan. Yang rutin ia lakukan adalah membantu ibunya memasak dan menyapu halaman rumah yang lumayan luas….
Setelah itu mulailah saya menitipkan pesan demi pesan pada sang kakak, bagai seorang juru selamat yang sok tahu. Untungnya ia mendengar dengan cukup takzim. Saya sampaikan berbagai strategi dan cara agar adiknya kembali menjadi lelaki, sambil sesekali saya takut-takuti dia akan hal buruk yang mungkin terjadi di masa depan. Kami berpisah menjelang Maghrib, dan ia berjanji untuk melaksanakan saran saya.
Waktu berjalan cepat setelah hari itu. Yang jelas saya berjumpa lagi dengan sang kemenakan dalam sebuah perhelatan di Bandung, delapan tahun silam. Saya terharu, kini ia telah menjadi lelaki walau suaranya masih lembut dan tangannya masih agak melambai. Tapi satu setengah tahun silam saya tak tahan untuk tak menumpahkan air mata. Ia menikah dengan seorang perempuan Jogja. Ia jabat tangan mertuanya dengan kokoh, dan ia ucapkan ijab-qabul dengan suara berat seorang lelaki.
74. Kata-kata Mutiara Ah, Kata Siapa LGBT itu “dari Sononya”? (Part II)
Ibu itu tiba-tiba menangis, padahal ia belum sempat berbicara apapun. Saya harus menunggu cukup lama sampai ia berhenti terisak :
“Anakku gay, Pak…”. Lalu ia kembali terisak
Psikoterapi sebenarnya adalah hal yang kurang saya sukai, karena saya tak cukup piawai tentangnya. Tapi saya iba dengan ibu ini. Ia telah dua kali tertimpa tangga. Anaknya yang lain adalah pecandu narkoba, dan kini kakaknya ternyata adalah seorang homoseks. Ia ketahui tak sengaja, ketika iseng membuka komputer milik anaknya, yang ternyata penuh dengan gambar ketelanjangan lelaki. Entah dari mana bu dokter setengah baya ini mendapatkan nama saya. Tapi tampaknya saya memang harus meringankan bebannya.
Tiga hari berselang ia membawa anaknya, ke sebuah ruang praktek yang saya pinjam dari sebuah klinik di Tanjung Duren. Seperti klien-klien lainnya, sang anak diam mematung, memasang wajah tak bersahabat pada seorang psikolog yang akan membantunya. Belakangan saya tahu bahwa ia adalah mahasiswa Hubungan Internasional dari sebuah perguruan tinggi negeri ternama. Dan saya cukup terkejut menerima pengakuan bahwa dulu ia adalah seorang aktivis Rohis sebuah SMA di Jakarta Timur. Bermain piano adalah kesukaannya.
Ketika ia tak kunjung bercerita, maka akhirnya saya yang bercerita, tentang diri saya: seorang hamba Allah penuh dosa yang juga sarat dengan “penyimpangan”. Seakan diri sayalah yang bermasalah dan butuh terapi. Lalu, akhirnya benteng itu runtuh :
“Saya seorang gay, Bang...”
Sesi-sesi terapi setelah itu berjalan rutin dan berpindah-pindah tempat. Terkadang bahkan di dalam mobil Fiat merah miliknya. Hampir tak pernah saya menggali borok-boroknya, karena sedari dulu saya menganut positive therapy : mendatangkan kebaikan, bukan mengikis keburukan, lalu membiarkan kebaikan itu menyingkirkan keburukan. Seringkali kami berdiskusi tentang seks dengan cara yang paling blak-blakan dan teramat “jorok”, dan akhirnya kami bersepakat bahwa homoseksual adalah pilihan yang absurd dan tak masuk akal.
Saya sempat terhenyak mendengarkan pertanyaannya saat saya memintanya untuk kembali shalat : “Apakah saya pantas untuk shalat sementara perilaku saya terkutuk, Bang ?” Ya… inilah kuncinya : betapa banyaknya orang terperosok pada kubangan semakin dalam, karena ia telah berputus asa dari rahmat Allah. Dan terkadang kita-kita yang “bersih dan normal” inilah yang membuat mereka berputus asa dari kasih sayang Allah, lewat hujat-maki atas atas perangai durhaka mereka. Maka, saya harus kembali merasakan padanya akan rahmat Allah.
Itu kisah sebelas tahun silam, ketika ia mulai kembali shalat, puasa, mengaji, sambil tetap menjadi seorang gay. Bahkan saat ia memutuskan untuk menikahi seorang perempuan, ia mengaku masih menyukai sesama. Namun Allah telah membersihkannya. Kini ia telah memiliki seorang anak. Belakangan ia meminta saya untuk menterapi seorang tantenya yang lesbi, dan temannya yang membunuh sesama gay. Sayangnya saya tak sempat memenuhi pintanya. Saya mohon maaf…
75. Kata-kata Mutiara Istidraj
Dalam hidup ini ada yang namanya istidraj. Yaitu ketika Allah ingin menghukum kaum durhaka, maka Allah bukakan dan lapangkan baginya pintu-pintu kesenangan, lalu mereka binasa sekonyong-konyong.
Jadi, tak perlulah gelisah dengan kemenangan legal para penyimpang LGBT di Amrik sana. Mereka kawin-mawin sesama mereka, agar mereka tak berketurunan dan akhirnya punah secara alami oleh ulah sendiri
Yang patut untuk kita lakukan adalah meluruskan mereka kembali ke jalan fitrah. Sebagian mereka semakin terpuruk karena kita jauhi. Padahal, saat hukum Allah itu jatuh, boleh jadi kitapun akan terkena akibatnya.
76. Kata-kata Mutiara Idealisme
Di dunia ini ada kaum “jaman telah berubah”. Mereka tak berdaya atas apapun yang telah terjadi. Ketika “nasi telah menjadi bubur”, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mengakui eksistensi bubur.
Mereka tak punya idealisme tentang “yang seharusnya”, karena kebenaran hanyalah “persesuaian antara pernyataan dan kenyataan” belaka. Ya, das sein: fakta dan kenyataan, telah menjadi segalanya.
Namun ada lagi kaum yang lebih tak berdaya daripada mereka, yaitu orang-orang yang mencoba menghalangi perubahan itu lewat pedang dan kuasa. Begitu lemahnya mereka, sehingga berdakwahpun malas.
77. Kata-kata Mutiara Say No to Pensiun
Sepertiga yang terakhir selalu menjadi barakah bagi ummat ini : sepertiga malam terakhir, sepertiga tahun terakhir, atau sepertiga bulan terakhir di Ramadhan mubarak yang penuh limpahan rahmat ini.
Maka, bagi mereka yang telah memasuki sepertiga terakhir dari prakiraan umur manusia, yang memasuki usia 40 -50an, marilah raih barakah itu dengan mengakselerasi segala amal shaleh.
Sungguh, itu bukanlah usia-usia mendekati pensiun, tapi usia untuk mengeluarkan seluruh kapasitas yang ada demi menuntaskan seluruh tumpukan tanggungjawab yang tertunda sebelum ajal mendadak tiba
78. Kata-kata Mutiara Berprasangka dalam Keimanan
Dulu, murabbi saya pernah mengajarkan :
“Jika antum bertemu orang yang belum antum kenal, maka ucapkanlah salam padanya. Lakukanlah itu terus-menerus, sampai antum tahu bahwa dia adalah seorang kafir. Karena wajib bagi antum berbaik sangka tentang keimanan orang yang belum antum kenal”.
Jadi, ketika datang kepada saya kabar tentang simpang-siurnya keimanan seseorang, maka saya memilih untuk berbaik sangka bahwa ia adalah seorang Mu’min atau Mu’minah, sampai Allah menunjukkan antara yang haq dengan yang bathil.
79. Kata-kata Mutiara Jadi…
Sobat, Andai di suatu negeri seluruh penduduknya adalah orang-orang yang beriman dan taat pada agamanya, tahukah Anda bahwa boleh jadi lebih dari 50 % diantara mereka tidak berpuasa di bulan Ramadhan? Karena mereka adalah :
- Anak-anak
- Wanita haidh
- Orang sakit
- Musafir
- Pekerja fisik berat dsb.
Jadi…
80. Kata-kata Mutiara Bulan Ramadhan Bula Produktif
Ramadhan sebentar lagi… mari siapkan hati, fikiran dan fisik untuk menghadapinya. Siapkan segala program dan aktivitas yang membuat kita makin sibuk di dalamnya. Ya, mumpung keshalehan diganjar 700 kali lipat.
Jangan kendurkan aktivitas dan kesibukan dalam mencari karunia Allah. Tak ada yang perlu dipercepat sebelum Ramadhan atau ditunda sesudahnya. Rasulullah SAW super sibuk bagaikan singa di bulan Ramadhan.
Mari maksimalkan produktivitas di bulan mulia itu. Usahakan agar target kerja 30 hari dapat dituntaskan dalam 20 hari. Ya, agar di 10 hari terakhir kita dapat melakukan “cuti nasional” untuk fokus taqarrub ilallah…
Kata-kata Mutiara Cantik
81. Kata-kata Mutiara Berdakwah, Jangan Berbangga dengan Fikrah
Nah, para aktivis gerakan Islam, kenapakah kalian harus saling membanggakan kehebatan tanzhim, fikrah dan manhaj kalian? Apakah kalian mengira itulah yang akan memenangkan perjuangan kalian?
Tidak! Justru kebanggaan itulah yang akan menjauhkan perjuangan kalian dari kemenangan. Sungguh, ketika ijtihad manusia lebih dipercayai dari pertolongan Allah, maka pertolongan itu akan menjauh dari kalian
Ya, kalian pasti akan menyangkal “tuduhan” saya ini. Silakan kalian bantah, dengan cara membuang segala rasa bangga itu dari hati, dan menggantinya dengan kalimat “laa haula wa laa quwwata illa billaah”.
82. Kata-kata Mutiara Jangan Lupa Libatkan Allah di Segala Hal
Sungguh, andai karakter dan kualitas anak-anak kita sangat bergantung pada pola pengasuhan dan pendidikan yang kita lakukan terhadap mereka, tentulah kita hanya akan menghasilkan anak-anak gagal belaka.
Ya, karena begitu minimnya ilmu pengasuhan kita, begitu buruknya keteladanan yang kita berikan, begitu inkonsistennya kita dalam mendidik, dan begitu emosionalnya kita dalam menghadapi mereka.
Namun, untunglah Allah tak lalai mendidik anak-anak kita, lewat hikmah, lewat ilham, lewat hidayah. Maka, marilah rajin memohon pada Allah, agar Ia senantiasa memandu kita dalam membimbing amanah ini.
83. Kata-kata Mutiara Ruh Ibadah itu Bernama Niat
Dari manakah kita mulai mengajarkan ibadah pada anak-anak ?
Dari niat… Ya, dari niat !!! Karena setiap amal bermula dari niat… Karena niat adalah kesadaran… karena niat adalah kesengajaan untuk berbuat dengan kerelaan… karena niat adalah ruh dari ibadah…
Dan niat yang benar adalah buah dari aqidah yang lurus dan jernih. Untuk itu, binalah aqidah anak-anak kita dengan sangat serius, daripada sekadar terburu-buru melatih ucapan dan tindakan. Sungguh, ketika niat sudah bersemayam di hati mungil itu, maka niat itulah yang akan menggerakkan ucapan dan tindakan
84. Kata-kata Mutiara Salafush-Shaleh adalah Kedalaman Ilmu dan Kemuliaan Akhlaq
Duhai indahnya akhlaq para salafush-shaleh kita. Ketika mereka tak berkenan dengan suatu perilaku dan peristiwa, mereka lebih suka untuk berkata “Aku tak menyukainya”, bukan berkata,”Itu haram”.
Kecuali telah terang-benderang di hadapan mereka antara alhaq dengan albathil, atau telah terhimpun dalam diri mereka dalil-dalil yang meyakinkan. Maka saat itu mereka berkata: “Ini halal dan itu haram”.
Sangat berbeda dengan kita, atau mereka yang mengaku pengikut dakwah salafiyyah. Betapa mudahnya hukum diputus dan caci diumbar. Padahal salafush-shaleh adalah kedalaman ilmu dan kemuliaan akhlaq.
85. Kata-kata Mutiara Dua Point tentang Adzan Langgam Jawa
Nah kan, ribut lagi soal tilawah AlQur’an langgam Jawa… Saya tak ingin terlibat pada hukum boleh atau tidak bolehnya, karena saya bukan ahlinya. Yang jelas, di Jogja ada adzan langgam Jawa, dan cukup syahdu.
Cuma saya kok melihat kerewelan untuk mempolemikkan hal ini masih saja didominasi oleh urusan suka dan tak suka dengan kepemimpinan seorang Jokowi. Kalau tak terkait Jokowi, ceritanya pasti akan lain.
Dan, Pakdhe serta kabinetnya… Apakah kontroversi di sekitar kalian masih kurang banyak, sehingga harus bikin kontroversi baru? Apakah kalian sekarang sudah kehabisan kerjaan, sehingga perlu bikin kerjaan baru?
86. Kata-kata Mutiara Tauhid Menyatukan Ummat
Rabbi… malam ini hamba bahagia menyaksikan Parade Tauhid di Solo. Semoga tauhid menjadi bendera yang berkibar tulus di hati, saat kibarannya tenggelam oleh pekik-pekik hukum dan kekuasaan.
Sungguh maha benar firmanMu bahwa menegakkan hukum dan ritual saja hanya akan menyebabkan hamba menjadi Muslim. Sedangkan menegakkan tauhidMu akan menyebabkan hamba menjadi Mu’min (49 : 14).
Rabbi… semoga malam ini hamba terlelap bersama keyakinan bahwa tauhid akan menyatukan ummat ini, yaitu ummat yang beribadah dengan mengikhlashkan ketaatan hanya padaMu, bukan pada “bendera”.
87. Kata-kata Mutiara Ketauhidan dalam Berilmu
Tulisan, gagasan, kreasi atau karya-karya saya sangat terinspirasi oleh ajaran-ajaran Islam. Tapi sungguh, itu bukan ajaran Islam atau turunan dari wahyu Allah. Itu sepenuhnya ikhtiar manusia yang berusaha Islami.
Maka, pemikiran-pemikiran saya itu dapat lebih baik dari karya AlGhazali atau lebih buruk dari pemikiran Marx. Sayapun tak akan pernah mengklaimnya sebagai khazanah Islam. Jadi, silakan kritisi tanpa beban.
Cukuplah ummat ini dibelit perpecahan ulah fanatisme jama’ah, fikrah dan manhaj buatan manusia yang diklaim berasal dari Allah. Allah itu tak beranak, sehingga tak satupun ijtihad dapat diklaim sebagai “anak Allah”
88. Kata-kata Mutiara Tujuannya ke Allah, Bukan ke Caranya Menuju Allah
Kisah para pendekar yang saling bunuh untuk mendapatkan sebuah kitab sakti, telah mengingatkanku akan sejumlah aktivis dari ummat ini yang saling hantam justru saat ingin menggapai tujuan yang sama.
Ada yang sama dari perangai keduanya: membangun “perguruan silat” dan merasa paling berhak mendapatkannya. Ah, kenapa “kitab sakti” itu tak diraih dan dipelajari bersama saja? Kenapa harus diperebutkan?
Tapi ini mungkin azab Allah. Ketika Allah tidak lagi menjadi tujuan, tapi justru “jalan untuk menggapai ridha Allah” lah yang telah menjadi tujuan, maka Allah tanamkan rasa permusuhan pada hati mereka.
89. Kata-kata Mutiara Bersyukurlah dengan Mau Mengapreasiasi Secuil Kebaikan
Sobat, bukankah membenci itu begitu meletihkan hati. Maka, jika ada kebaikan pada sesuatu yang Anda benci, segeralah berikan apresiasi, agar hati anda dapat beristirahat barang sejenak.
Sungguh, kejujuran untuk memberikan pujian dan penghargaan atas kebaikan orang yang anda benci itu untuk kepentingan Anda sendiri, bukan untuk kepentingan orang yang Anda benci.
Ya, agar Anda dapat ikut menikmati kebaikan itu. Agar orang yang Anda benci semakin sering melakukan kebaikan untuk Anda dan orang lain. Agar Allah mencatat Anda sebagai orang yang syukur nikmat.
90. Kata-kata Mutiara Ketika Demokrasi Mempersunting Aristokrasi
Di kampungku, Minangkabau, atas nama demokrasi maka kepemimpinan adat ninik-mamak atas nagari dimandulkan, digantikan dengan kepemimpinan figur-figur asing yang diangkat melalui pemilihan rakyat.
Lalu mereka gagal menggerakkan anak negeri, karena mereka hanya mampu memerintah pasukan birokrasi. Pembangunanpun terseok dan tersendat, karena yang mereka punya hanya program, traktor dan anggaran, bukan rasa hormat, kepatuhan dan ketaatan.
Dalam keputusasaan mereka, kini mereka berburu gelar Datuk dengan harga hingga ratusan juta, agar kata-kata mereka didengar. Lho, katanya hanya percaya demokrasi, kenapa ingin mempersunting aristokrasi?
Kata-kata Mutiara Kiasan
91. Kata-kata Mutiara Wajah Asli Demokrasi
Demokrasi pada akhirnya akan menampilkan wajah aslinya sebagai bentuk kediktatoran modern. Ia akan memaksakan tafsir bahwa aspirasi rakyat, kebebasan bersuara dan distribusi kekuasaan hanyalah miliknya.
Lalu demokrasipun akan memaksakan keyakinan bahwa demokrasi dan monarki mustahil bisa disandingkan. Iapun akan menanamkan keyakinan ke dalam kraton bahwa sistem kerajaan adalah sebuah gagasan kuno yang sudah saatnya diakhiri.
Tapi lihatlah Jogja hari ini, betapa monarki, sabda raja, aspirasi, dan kebebasan berpendapat dapat bersanding mesra-yang telah melahirkan Jogja yang tenteram, nyaman, arif dan beradab.
Namun, tentunya demokrasi tak akan berpuas diri. Boleh jadi demokrasi sebentar lagi akan mampu memaksakan kehendaknya untuk melahirkan Jogja baru yang demokratis. Ya sebuah Jogja baru yang anarkis, kehilangan wibawa tokoh panutan, minus ketaatan atas otoritas adat, namun demokratis.
92. Kata-kata Mutiara Korupsi Penyakit Extraordinary
Sungguh korupsi adalah kejahatan luar biasa yang membutuhkan penanganan luar biasa. Dan penyadapan adalah upaya luar biasa untuk mengungkap kejahatan korupsi yang tersembunyi di sudut keserakahan.
Namun, rasanya perlu dicari upaya penanganan luar biasa YANG LAIN untuk mengungkap kekejian yang satu ini. Bagaimanapun, membongkar kejahatan tak boleh dilakukan dengan menyelinap ke ruang aib (49:12).
Saat sebuah kesalahan telah sengaja dicari-cari, maka orang lainpun akan mencari-cari kesalahan kita. Jujur, saya masih setuju upaya penyadapan bagi para bandit korupsi. Namun, pasti banyak jalan lain yang lebih elegan bagi yang bermujahadah (29:69).
93. Kata-kata Mutiara Ketika Rakyat Membela Nurani Kebenaran
Novel Baswedan bisa saja bersalah, apalagi saat ia bergiat di sebuah institusi hukum yang penuh salah. Dengan kuasa dan senjata di tangan, terlalu banyak kesalahan dan aniaya yang bisa dilakukan.
Jika rakyat meradang saat ia ditangkap, itu sama sekali bukan karena rakyat ingin membela kesalahan. Yang rakyat ingin bela adalah rasa dan nurani kebenaran yang ingin dibungkam atas nama topeng hukum.
Dan jangan kalian tanya pasal-pasal yang membuktikan bahwa nurani kebenaran itu ada. Karena kebenaran itu hanya bisa dirasakan oleh sesama pemilik nurani, bukan oleh hati yang dibekukan oleh legalitas formal
94. Kata-kata Mutiara Ada Asa di Pemerintahan Jokowi (?)
Sudah enam bulan dan kondisinya masih saja sama, bahwa antara yang memuja dan mencibir Jokowi beserta kabinetnya tetap punya enersi meluap untuk melampiaskan keyakinannya. Masing-masing punya argumen, atau lebih tepatnya retorika, yang berapi-api untuk mengusung sikapnya ke hadapan publik. Saya lebih suka menggunakan istilah retorika terhadap paparan kedua kelompok tersebut, karena fanatisme sebenarnya telah mendahului pendapat yang mereka ajukan.
Hari ini Harian Kompas banyak menyoroti Jokowi, menanggapi hasil riset atas kepuasan kinerjanya, mulai dari headline hingga halaman opini. Ada ketidakpuasan yang tersampaikan, tapi juga tersirat secercah harapan. Jokowi mengaku bahwa popularitasnya merosot, tapi beliau meminta kesabaran rakyat untuk tidak melihat hasil segera. “Awalnya memang sakit”, begitu beliau berkata, “Tapi lihatlah tiga hingga lima tahun lagi...”.
Dan saya rasa apa yang disampaikan Jokowi masuk akal : jangan tergesa ! Pemimpin yang baik jangan bermental bak pesohor : ingin memuaskan penonton saat ini juga. Seorang pembangun negara yang baik pasti akan membangun pondasi terlebih dahulu, sedangkan pondasi selalu saja tak pernah terlihat dari permukaan. Jalan masih sangat panjang, dan hasil baru akan dinikmati jauh setelahnya, hanya bagi yang sabar melewati proses yang harus dijalani.
Namun, seperti yang pernah saya kritisi, anda bukan Nabi Khaidir as, Pakdhe… Dan kami juga bukan rakyat yang bisa membaca hal-hal ghaib. Anda tak bisa terus menerus berkata : “Pokoknya kami sedang bekerja keras, dan kalian percaya, trust dan tsiqqah saja”. Jadi, paparkan kepada kami : Apa masterplan, strategic planning dan roadmap anda ? Agar kami tahu kesabaran macam apa yang harus kami siapkan, dan berapa lama harus kami kencangkan ikat pinggang ?
Namun demikian, keberhasilan Jokowi dalam mewujudkan janjinya juga sangat tergantung dari ketangguhan sistem dan organisasi yang ia miliki. Pertama, sanggupkah ia menghimpun dan menyatukan hati rakyat untuk mengkritisi dan mendukungnya ? Selama yang mendoakan keberhasilan dan kejatuhannya sama banyaknya, Jokowi hanya akan menjadi pemimpin medioker.
Kedua, sanggupkah Jokowi benar-benar mengendalikan medan perpolitikan negeri ? Kita sama-sama tahu, medan politik adalah medan perang yang sangat licik. Teman adalah lawan dan lawan adalah teman. Operasi-operasi penjegalan adalah menjijikkan, tapi sekaligus sah selama tak melanggar koridor hukum. Mengendalikan tentunya tak sama dengan mendominasi dan menguasai. Bagi Si Lemah dapat dilakukan melalui lobby, kesepahaman, kesepakatan, dan sebagainya.
Ketiga, sanggupkah Jokowi benar-benar menguasai, memimpin dan mengarahkan kabinetnya sendiri ? Jawaban dari pertanyaan ini sangat bergantung dari proses pembentukan kabinet itu sendiri : Apakah kabinet tersebut benar-benar disusun dan dipilih oleh Jokowi sendiri, atau ada the invisible hands yang sangat digdaya yang membuat Jokowi terpaksa hanya mengamininya ? Sungguh, proses pembentukan sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan rakyat terhadap Presidennya.
Keempat, apakah komposisi dan kapabilitas kabinet yang dibentuk Jokowi semata-mata demi pencapaian tujuan dan program pembangunan, atau sangat dipengaruhi oleh politik transaksional demi mengamankan stabilitas kekuasaan ? Biasanya, sebuah kepemimpinan dengan modal sosial politik yang lemah akan sangat transaksional dalam penyusunan komposisi kabinetnya. Dalam hal ini stabilitas lebih diutamakan daripada kapabilitas.
95. Kata-kata Mutiara Materialisme dan Empirisme Merapuhkan Nilai-Nilai Agama
Tampaknya materialisme dan empirisme bahkan telah menyusup jauh ke alam keagamaan kita. Sehingga, keimanan dan ketauhidan yang ghaib dan abstrak tak lagi menjadi tawaran dalam “jualan” pendidikan kita.
Dalam implementasinyapun, aqidah hanya mewujud dalam perilaku syari’ah empirik, dalam bentuk tak melakukan bid’ah, khurafat dan takhayyul belaka, bukan dalam mensikapi rububiyyah, uluhiyyah dan sifatNya.
Maka, wajar jika saat ini banyak yang tergagap saat ditanya: Sudahkah tak ada sekutu bagiNya? Sudahkah Ia menjadi ArRahmaan – ArRahiim? Sudahkah Ia lebih tinggi dan lebih besar daripada diri dan golonganmu?
96. Kata-kata Mutiara Lembar Pengkhianatan
Pakdhe Presiden, saya harus mengapresiasi beberapa hal positif yang telah anda dan kabinet Anda lakukan. Ini bagian dari syukur saya atas nikmat Allah. Jika saya ingkari, sungguh azab Allah teramat pedih.
Saya catat dengan baik tentang ONH yang semakin murah, Polwan yang akhirnya diijinkan untuk menutup auratnya, atau minuman keras yang kini telah dilarang untuk diedarkan dan diperjualbelikan.
Namun, saya minta ijin untuk mencatat secara khusus dilantiknya Wakapolri Budi Gunawan, di lembar khusus dalam buku catatan saya. Namanya Lembar Pengkhianatan. Boleh ya Pakdhe?
97. Kata-kata Mutiara Perceraian: Halal namun Sangat Dibenci
Bercerai itu sungguh buruk. Namun seburuk apapun perceraian, Allah masih menghalalkannya. Bahkan, dalam situasi tertentu ia dapat menjadi wajib, ketika rumahtangga hanyalah kubangan kemudharatan.
Yang jauh lebih buruk adalah ketika suami – istri telah saling mengingkari kewajibannya, karena ini adalah perbuatan haram. Jangan sampai yang halal (cerai) dihindari, namun yang haram dikerjakan.
Jika besar murka Allah atas perceraian, betapa lebih besar lagi murka Allah atas suami – istri yang tak melaksanakan tanggung jawabnya. Sungguh perceraian itu dipilih hanya untuk menghindari murka yang lebih besar.
98. Kata-kata Mutiara Belajar dari Mereka yang Tangguh Bertahan
Duh… andai saya hanya mementingkan kepentingan dan kesenangan pribadi, sungguh saya telah menjauhi lembaga pernikahan. Tapi, hidup ini punya misi dan saya harus mengorbankan diri untuk itu.
Duh… andai saya tak menyadari pentingnya amanah berumahtangga ini bagi agama, kehidupan dan kemanusiaan, tentulah saya telah bercerai puluhan kali karena kecengengan diri dan beratnya masalah.
Ya, saya melihat begitu banyaknya perceraian yang terjadi atas alasan yang sepele. Namun saya harus banyak belajar dari mereka yang tangguh bertahan, padahal masalahnya seribu kali lebih berat.
99. Kata-kata Mutiara Pikirkanlah Berjuta-juta Kali untuk Bercerai
Bercerai mungkin akan menjadi keputusan yang paling rumit pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah, karena ia berada di tengah sebuah paradoks: halal namun dibenci
Perbuatan halal yang diridhai tentunya tak rumit pertanggungjawabannya karena posisi hukumnya yang clear. Begitu pula dengan perbuatan haram yang dibenciNya, pertanggungjawabannya juga jelas.
Maka, walau tak dilarang, tapi berpikirlah sejuta kali sebelum memutuskan untuk bercerai. Lebih baik berhadapan dengan kerumitan rumahtangga di dunia, daripada kerumitan pertanggungjawaban di akhirat.
100. Kata-kata Mutiara Bahasa adalah Alat Berpikir
Bahasa bukan semata-mata alat komunikasi, gagah-gagahan dan meningkatkan gengsi penuturnya. Tapi bahasa adalah alat berpikir, memecahkan masalah, beretika, menghaluskan budi dan tutur kata.
Oleh karenanya, tuntaskanlah pendidikan bahasa ibu anak-anak kita, sampai pada kedalaman gramatika dan keindahan sastra, melalui dialog, cerita, bacaan, pembacaan puisi di sore hari, atau berbalas pantun.
Tundalah dulu gairah mengajarkan bahasa asing bagi mereka, agar tak kacau pola logikanya, agar tak rusak budi bahasanya. Percayalah, saat bahasa ibu terkuasai, belajar seribu bahasa asing bukan hal sulit.
Kumpulan Kata Mutiara
101. Kata-kata Mutiara Tarik Mandat atau Serahkan pada Ahlinya
Sebuah pendelagasian mandat dan kewenangan selalu berpegang pada sebuah prinsip: bahwa tanggung jawab tetap di tangan sang pemberi mandat. Karena tanggung jawab memang tak bisa didelegasikan.
Maka, ketika kita telah mewakilkan mandat kita kepada para wakil rakyat yang memeras APBN bahkan untuk kepentingan isi dapurnya, sungguh mereka telah melakukan kejahatan atas nama rakyat.
Wahai rakyat, Anda tak bisa cuci tangan terhadap kejahatan wakil anda. Pilihan Anda tinggal dua: segera tarik mandat Anda atas para perampok, lalu kelak serahkan pemilihan wakil Anda pada ahlinya
102. Kata-kata Mutiara Kisruhkah Golkar? (Sebuah Tulisan Politik)
Ya, ini hanyalah sebuah tulisan politik (praktis), tulisan yang mencoba untuk menafsirkan sebuah permainan akrobat di atas pentas. Bukankah politik (praktis) adalah sebuah akrobat ? Jadi, jangan sepenuhnya percaya dengan kebenaran tulisan ini. Atau percayailah, tapi jangan pernah seratus persen. Lewat tulisan ini, saya hanyalah bagaikan seorang kiper yang menebak-nebak arah bola dari sebuah eksekusi tendangan penalti.
Dalam konteks politik (praktis), saya terpaksa harus senantiasa membaca permainan Golkar ini. Sebenarnya saya muak, sungguh muak dengan kedegilan politik (praktis) yang mereka mainkan. Tapi apa boleh buat, negara ini telah memutuskan untuk menjadikan politik (praktis) sebagai pemain utama bagi nasib negara ini. Dan saya adalah warga negaranya. Celakanya, Golkar adalah partai politik yang memainkan politik (praktis) benar-benar sebagai politik (praktis). Secara terkutuk saya harus jujur mengakui : jika ingin memahami politik (praktis), belajarlah dari Golkar !
Satu hal yang perlu dipahami, bahkan mungkin harus diyakini : Golkar adalah kumpulan pemain politik (praktis) paling kawakan. Pertarungan adalah makanan mereka, intrik adalah cemilan mereka, berkelahi adalah candaan mereka, dan saling serapah adalah acara minum teh mereka. Jadi, seharusnya tak mudah untuk mempercayai bahwa mereka benar-benar sedang terpecah. Pergilah ke dapur politik mereka untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Jangan pernah percaya dengan apa yang terhidang di meja makan.
Siapa bilang Golkar kisruh ? Buktinya mereka menyerahkan urusan “kisruh” mereka kepada Mahkamah Partai yang anggotanya adalah EMPAT ORANG. Dalam permainan politik (praktis), menyerahkan urusan kepada pengadil yang berjumlah genap adalah sebuah siasat untuk deadlock : Bersepakat untuk tidak sepakat… Memutuskan untuk tidak memutuskan !!! Lalu, bola panaspun dilambungkan ke ranah administrasi negara, hukum dan parlemen. Kini, hampir semua partai terlibat, dan semua bertarung melawan semua. Maka, marilah kita dengar laporan pandangan mata dari reporter politik kita :
“Saudara-saudara, kini bola ada di kaki Yasonna Laoly dan ditendang ke tengah…. Sayang bola dipotong oleh Panitia Hak Angket dan dioper pelan ke Idrus Marham… Idrus menyusuri pinggir lapangan lalu oper menyilang ke Yusril, dan dicoba dihadang oleh Yorrys namun gagal…. Yusril melakukan permainan satu-dua dengan PTUN, dan dengan satu sentuhan PTUN langsung passing ke mulut gawang… Daaaaaannnnn… ternyata bola kembali melambung ke lapangan tengah… Sementara itu kita melihat Aburizal Bakrie dan Agung Laksono tampak sedang duduk bersebelahan menikmati popcorn di Tribun Barat, saudara-saudara…”
Yang jelas, akibat ulah mereka kini panggung berpindah dari Medan Merdeka Utara ke Senayan. Ini gara-gara mereka menyajikan di atas panggung sebuah tarian perang yang memukau, yang dimainkan oleh para pemain dari sanggar tari yang sama. Secara halus mereka telah “mengkudeta” sistem presidensial dan menggantinya menjadi sistem parlementer. Mereka seakan melempar bola liar, padahal sebenarnya mereka sedang bermain Yo-Yo dengan ujung tali yang sepenuhnya mereka kendalikan. Jadi, kalau ada yang beranggapan bahwa Kubu Ancol adalah pro-Jokowi dan Kubu Bali adalah anti-Jokowi, tampaknya itu keliru. Karena kedua kubu tersebut adalah pro-Golkar.
103. Kata-kata Mutiara Pengalaman itu Mutiara
Pengalaman itu unik. Ia hanya bisa didapatkan jika dialami. Ia begitu melekat dengan yang mengalaminya, sehingga ia tak bisa dibagikan pada siapapun. Yang bisa dibagi hanyalah ilmu hasil pengalaman.
Oleh karenanya, seberapapun tingginya pengetahuan dan jenjang pendidikan kita, kita tak boleh meremehkan jam terbang dari kaum tua berpengalaman. Ilmu kita bisa dipelajari, tapi pengalamannya tidak.
Namun jangan khawatir dengan minimnya pengalaman. Pengalaman yang sedikit namun dihayati, dimaknai dan diperkaya, jauh lebih berguna daripada ribuan jam terbang pengalaman yang disia-siakan begitu saya.
104. Kata-kata Mutiara Musuh atau Allah-kah yang Lebih kau Ingat?
Nah, ketika hidup ini dihabiskan hanya untuk memikirkan dan memecahkan masalah, untuk memikirkan tipu daya iblis dan serangan musuh, maka berkeliaranlah isyu, prasangka dan tuduhan di media sosial.
Ummat bertauhidkah namanya jika hati dan fikirannya lebih banyak dicurahkan untuk memikirkan dan menghadapi musuh, syaithan dan kebathilan, daripada berdzikir kepada Allah dan berfikir tentang langit dan bumi ?
Sudah begitu hebatkah kita, sehingga ingin menyelesaikan semua petaka dan marabahaya sendirian, tanpa ingin berbagi pada Yang Maha Kuasa? Jujurlah: Allahlah yang paling kau ingat di hatimu, atau musuh?
105. Kata-kata Mutiara Biasanya Para Pemimpin
Beramal jama’ie (teamworking) itu adalah dalam rangka menegakkan fardhu kifayah: sebuah tanggung jawab kolektif yang hanya dapat terwujud lewat sinergi sejumlah manusia dan potensi. Maka hukumnya wajib.
Mungkin ada diantara kita yang trauma dengan amal jama’ie, karena identik dengan taqlid dan fanatisme. Namun tetaplah beramal jama’ie, setidak-tidaknya untuk saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.
Dan yang paling celaka adalah orang-orang yang berjama’ah namun tak beramal jama’ie. Ia menasihati namun tak mau dinasihati. Ia memerintah, namun enggan bermusyawarah. Biasanya, mereka adalah para pemimpin.
106. Kata-kata Mutiara Berpihaklah pada Masa Depan
Saudara sebangsa… Tanggung jawab atas masa depan bangsa ini tak hanya terletak di pundak para pemimpin. Sungguh setiap elemen bangsa ini turut bertanggung jawab atas masa depan negeri.
Bagi rakyat kecil semacam kita, tanggung jawab kita minimal adalah mendukung pemimpin ketika ia benar, serta meluruskannya saat ia menyimpang. Loyalitas kita bukan pada pilihan, tapi pada kebenaran.
Berpihaklah pada masa depan bangsa, bukan pada kelanggengan dan kejatuhan seorang pemimpin. Dan bertanyalah pada hati : masihkah Allah yang menjadi Tuhan kita, atau fanatisme dan kebencian?
107. Kata-kata Mutiara Jangan Merespons Tipu Daya
Di forum ILC semalam, betapa mudahnya teori konspirasi terumbar dari mulut-mulut. Ada tentang Hamas yang didirikan oleh Israel, ada ISIS yang bermula dari Ikhwanul Muslimin. Fitnah dan fakta berselisih tipis.
Tak butuh kebenaran dan argumentasi untuk mengatakannya, karena yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk merangkai serpihan serpihan fakta untuk menjadi retorika yang menarik. Ya, menarik, bukan benar.
Tidak penting apakah teori konspirasi itu benar atau salah. Yang penting adalah berserah kepada Allah agar membalas segala tipu daya. Karena siapapun yang merespons tipu daya, akan terperangkap ke dalamnya.
108. Kata-kata Mutiara Mimpi Keimanan
Demi kemuliaan namaMu ya Rabb, sungguh kami masih setia menyimpan mimpi agar segera datang suatu masa di mana orang-orang beriman akan kembali memimpin dunia, agar tersebar rahmat bagi semesta.
Namun kami sadar yaa Rabb, bahwa kualitas agar layak mendapatkan amanahMu itu masih jauh dari genggaman. Kami sadar masih jauh dari adil dan obyektif, masih sulit kendalikan marah, masih kikir menebar maaf.
Maka, ajarilah kami sikap adil… ajarilah kami untuk membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah… Ajarilah kami untuk melihat pada isi kata, bukan pada siapa yang berkata, aamiin…
109. Kata-kata Mutiara Muslihat Teknologi
Pada era dimana citra bisa dibentuk, sikap dapat direkayasa, dan persepsi bisa dibangun oleh media, permainan data dan pelintiran informasi, betapa mungkinnya kita tertipu dan keliru tanggap.
Namun, jika ada yang beranggapan bahwa semua itu membuat manusia begitu rentannya untuk tertipu, sungguh itu adalah penghinaan atas Allah, kebenaran, nurani kemanusiaan dan fitrah kehidupan.
Tidak! Jangan pernah sekali-kali menuhankan kecanggihan media dan mendewakan kehebatan permainan data. Jika Anda merasa tertipu, itu karena Anda tak mendengar suara hati dan jauh dari Allah.
110. Kata-kata Mutiara Niat, Tujuan dan Cara adalah Satu Paket
Koh Ahok, sudah terlalu banyak niat baik yang digagalkan oleh etika yang buruk. Sedangkan senjata terbaik bagi tercapainya maksud-maksud baik adalah lisan. Bukankah niat, tujuan dan cara adalah satu paket ?
Sungguh saya bangga dengan kegeraman anda, di saat saudara-saudara saya sendiri justru bungkam dan pura-pura tak tahu bahwa perangai para tikus itu sudah berada di luar batas etika hewan paling rendah.
Namun, kenapa tidak anda tumpahkan saja segala kegeraman anda itu ke dalam kerja dan karya ? Bukankan berbicara dan bekerja itu tak bisa berlangsung serentak ? Maka, berhentilah terlalu banyak bicara tak perlu.
Kata Mutiara Indah
111. Kata-kata Mutiara Batin Bening Rakyat
Saya yakin, setiap pemimpin bangsa ini telah berbuat dan bekerja keras bagi kemajuan bangsanya… Saya yakin, bahkan mereka kurang istirahat dan kurang tidur demi sebuah perubahan yang lebih baik.
Jika dulu Soekarno, Soeharto dan Gus Dur dimakzulkan, itu sama sekali bukan karena mereka kurang ikhtiar untuk perbaikan bangsa. Mereka hanya kurang mampu membaca suasana batin paling bening rakyatnya.
Dan percayalah, suasana batin paling bening rakyat hari ini masih sama dengan yang tahun 1998 diteriakkan oleh para mahasiswa: Berantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Gitchu lho, Kangmas Presiden….
112. Kata-kata Mutiara Jangan Terlalu Berharap kepada Negara
Sangat ingin rasanya bertanya tentang keberadaan pemimpin negeri ini. Tapi saya juga harus belajar konsisten pada keyakinan sendiri: bahwa kita tak boleh terlalu berharap pada siapapun pemimpin negeri ini.
Ya, saya harus terus belajar bahwa pemimpin hanyalah sekadar asesoris negeri ini. Jika ia pemimpin gagal, ia hanyalah sebuah kerikil dalam sepatu. Jika ia berhasil, itu adalah bonus bagi bangsa.
Jadi, pak Jokowi, kapan kita ngopi-ngopi sambil main dadu menebak trending topic pekan depan ?
113. Kata-kata Mutiara Seragam yang Belum Tepat
Diantara oleh-oleh favorit yang sering saya bawa untuk anak-anak sepulangnya dari luar kota adalah pakaian. Ya, karena pakaian adalah identitas… pakaian adalah kepribadian… pakaian adalah selera…
Dengan membawakan pakaian, saya tak lagi memperlakukan anak-anak sebagai statistik belaka, karena mereka adalah individu yang unik. Lewat pakaian, saya harus paham perubahan tubuh dan selera mereka.
Sayangnya, sekolah dan orangtua telah menyeragamkan pakaian bocah-bocah unik tersebut terlalu dini. Saat mereka sedang membangun identitas, mereka justru kehilangan jatidiri. Jangan heran jika kelak mereka mudah terbawa.
114. Kata-kata Mutiara Pak Presiden, Jangan Segan-Segan Berbicara kepada Kami
Mr President, apakah dulu pendukung Anda memilih Anda untuk mengurusi ISIS ketimbang mengurusi bangsa ?
Atau kami yang terlalu bodoh memahami arah dan ujung dari jurus dewa mabuk Anda yang sangat futuristik dan visioner itu?
Atau, mungkin Anda telah mentahbis diri Anda sebagai Khaidir modern, sehingga kami memang tak perlu tahu keghaiban dari tiap putusan Anda?
Tapi, kalau ini semua karena Anda tak kuat lagi mengatasi kemelut yang semakin memburuk, jangan segan-segan bicara pada kami.
115. Kata-kata Mutiara Kejujuran itu Memudahkan
Kejujuran mungkin tak selamanya benar dan efektif
Tapi kebaikan dan kebenaran yang ingin ditegakkan dengan siasat, trik dan tipu daya, bukankah sangat membingungkan dan meletihkan?
116. Kata-kata Mutiara Bergayutlah Hanya pada Yang Maha Esa
Sungguh, dalam situasi abu-abu semacam ini bukanlah kecerdasan, logika dan dalil yang membuat kita mampu membedakan benar dan salah, karena haq dan bathil tampak begitu mirip dan saling bungkus-membungkus.
Yang kita butuhkan adalah integritas : sebuah sistem iman yang mengintegrasikan fikir, rasa, sikap, ucap, nilai dan tindak. Dengan integritas, rasa mengoreksi fikir, sikap meluruskan ucap, dan nilai memandu tindak.
Ya, integritas, sebuah kata yang tak bisa bermakna lain kecuali TAUHID: sebuah kemurnian tekad untuk hanya bergayut pada Yang Esa. Bukan pada siasat… bukan pada cinta… bukan pada benci…bukan pada kaum…
117. Kata-kata Mutiara Bersimpulah Takluk Di Haribaan-Nya
Dalam sebuah negeri yang kisruh dan tiada pemimpin, di mana benar dan salah menjadi temaram, maka saatnya kita bersimpuh takluk di haribaan Sang Maha Raja segala penguasa, dan bertanya pada nurani.
Inilah saatnya menengadah hanya ke atas. Karena di sebelah kirimu ada pemeluk kebenaran yang membela kebatilan, sedangkan di kananmu ada pembela kebenaran tapi bergelimang kesesatan.
Inilah saatnya bertanya pada hati. Karena para cendekiapun sibuk mengunakan kecerdasannya untuk membela sang idola, sedangkan para agamawan mengunakan dalilnya untuk mengutuk seterunya
118. Kata-kata Mutiara Melawan Siluman Anggaran
Atas nama “amanah mengawal anggaran”, telah puluhan tahun parlemen negeri ini merampok uang rakyat dalam jumlah dan intensitas yang fantastis. Mereka menentukan segalanya: proyek, program dan anggaran. Bahkan para pemenang tender dan pelaksananyapun mereka yang tentukan.
Bukankah itu hak eksekutif? Betul… tapi mereka memiliki ancaman sangat ampuh: Anggarannya mau disetujui dan dicairkan nggak??? Maka, kalau mau dapat proyek raksasa, carilah di parlemen, tapi lewat pemda…
Wahai eksekutif, kalau kalian masih punya nurani, lawan para siluman anggaran itu !!!
119. Kata-kata Mutiara Pertanyaan Peradaban
Bagi yang rindu dan terus menunggu mandat kekuasaan dari Allah atas bumi dan kemanusiaan, jawablah pertanyaan ini:
Siapkan Anda mendukung kebenaran yang ingin ditegakkan oleh siapapun, walau ia berbeda keyakinan, warna kulit dan suku bangsa dengan Anda?
Siapkah Anda berlaku adil walau bagi kerabat dan golongan Anda sendiri ?
Sanggupkah Anda terhindar dari ketidakadilan terhadap suatu kaum yang anda mungkin tak suka padanya?
Jika jawabannya adalah SIAP DAN SANGGUP, maka bergembiralah bahwa janji Allah itu akan segera terwujud.
120. Kata-kata Mutiara Penata Batu Peradaban
Sahabat-sahabat muda aktivis masjid kampus se Indonesia…
Selamat jalan untuk pulang kembali membangun jalan peradaban. Berbuat dan teruslah berbuat untuk menebar rahmat dan manfaat. Ceritakanlah kabar gembira bahwa masa depan begitu menjanjikan.
Sungguh, dalam aksi-aksi itu kelak akan ada khilaf dibuat, norma terlanggar dan dosa didapat. Boleh jadi dalam kesibukan menata batu bata peradaban, kalian tak sempat mandi, daki menebal dan pakaian terkena najis.
Tapi percayalah, akan kalian basuh semuanya di Telaga AlKautsar…
Kata Mutiara Hati
121. Kata-kata Mutiara Keputusan Suci Presiden
Nah, Tuan Presiden… sekali Anda memilih madzhab kebenaran, maka gigitlah itu kuat-kuat. Jangan sediakan sedikitpun opsi di hati Anda untuk melirik madzhab politik, kepartaian atau Sarpinisasi (baca: akrobat) hukum.
Boleh jadi Anda (dianggap) melanggar konstitusi… boleh jadi Anda (dianggap) tak ta’at hukum… boleh jadi Anda (dianggap) kurang taktis. Tapi yang pasti Anda akan meraih simpati dan dukungan semesta.
Bukankah telah Anda pahami kini bahwa tak ada keputusan sidang praperadilan yang perlu Anda tunggu-tunggu. Berhentilah canggung dan membuang waktu, karena keputusan itu ada dalam hatimu.
122. Kata-kata Mutiara Syukurku Menikah di Usia Muda
Sungguh, satu hal yang saat ini saya syukuri adalah bahwa dulu saya menikah di usia muda. Lalu, saya bangun dan bina keluarga ini dengan gairah, mimpi, nyali dan idealisme khas orang-orang muda.
Kini, di usia saya yang menginjak 50 tahun, anak-anak sudah dewasa. Mereka telah menjadi teman diskusi mencari solusi yang menyenangkan. Dan sebagian besar urusan domestikpun telah selesai.
Kini saya dapat melangkah keluar rumah dengan tenang, berkhidmat untuk bangsa, ummat, kemanusiaan, dunia dan peradaban, tentunya masih dengan jiwa muda yang dulu sengaja tak saya habiskan semuanya.
123. Kata-kata Mutiara Jangan Sekedar Intervensi, Keluarkan Interupsi
Terus terang, agak lelah rasanya menunggu seorang presiden menimbang-nimbang keputusan. Dan sambil melawan bosan akhirnya saya memutuskan untuk menerawang ke beberapa tahun silam, nun di rapat Komisi III DPR saat mantan Wapres (saat itu) Jusuf Kalla “diadili” oleh seorang Ruhut Sitompul :
“Seharusnya Daeng tidak mengintervensi hukum ! Dengan Daengmemerintahkan Kapolri untuk menangkap Robert Tantular, berarti Daeng telah mengintervensi hukum !”
Lalu, sambil sedikit tersenyum dengan hiasan kumis Hitler di bibir atasnya, Sang JK berkata penuh percaya diri :
“Begini-gini saya adalah Wakil Presiden, Penjabat Presiden saat itu. Jadi, saya tidak mengintervensi, tapi menginstruksikan kepada Kapolri agar Robert Tantular ditangkap !”
Dan tepuk tangapun bergemuruh panjang saat itu. Ya, di ruangan sidang dan di langit Nusantara tepuk tangan itu membahana. Ada rasa bangga dan haru bahwa saat itu bangsa ini sedang punya pemimpin. Kita memang butuh pemimpin, bukan hanya KUHP, KUHAP, Polisi, Jaksa, Saksi, Pengacara dan Hakim. Sekali lagi: KITA BUTUH PEMIMPIN !!!
Kenapa ?
Bukankah kita sudah punya perangkat hukum ? Bukankah sudah ada palu hakim ? Bukankah seorang pemimpin juga harus taat hukum ?
Benar ! Dan semua kita sama di mata hukum, termasuk seorang presiden sekalipun. Tapi, tanggung jawab presiden bukanlah menegakkan hukum. LEBIH TINGGI LAGI, tugas presiden adalah menegakkan negara, bangsa dan kedaulatan. Untuk itu, hukum bukan satu-satunya pegangan pemimpin dalam bertindak. Dia juga harus mempertimbangkan kondisi, situasi, peristiwa, dan kemaslahatan. Dan itu adalah mandat yang telah diberikan oleh Allah dan RasulNya kepada seorang pemimpin.
Mungkin JK terkesan arogan ketika itu : Instruksi bukan sekadar intervensi !!! Tapi ia benar, karena ia memegang tongkat komando, bukan sekadar palu hakim. Ia memang tak punya KUHP, tapi bahkan punya PERPPU. Betul, pengganti undang-undang !!! Jangan lupa, seorang presiden adalah seorang Kepala Negara, bukan sekadar Kepala Pemerintahan (eksekutif)…
Ini bukan mengacak-ngacak hukum, tapi karena ada yang lebih tinggi dari hukum : MASLAHAT !!! Itulah wasiat dari Allah, Rasul dan para ulama. Rasulullah SAW sengaja meninggalkan dua perkara, bukan satu, yaitu kitabullah dan sunnahnya, karena ummatnya memang membutuhkan rule (kitabullah) dan policy (sunnah) sekaligus.
Tapi, kemana Sang JK itu kini ? Apakah juga sedang ikut bermain ? Woalaaaaaahhhh….
Wajar jika seseorang punya selera dan kriteria tentang calon pasangan hidupnya. Dengan selera dan kriteria tersebut, ia jadi bisa memilih dan memutuskan mana yang pas baginya. Tentunya jika tersedia beberapa pilihan.
Yang aneh adalah jika alternatif pilihan itu tak tersedia di saat yang sama, namun masih memaksakan selera dan kriteria. Akhirnya keputusannya tinggal dua : menerima atau menolak. Jika tak sesuai, lalu ditolaknya.
Masalahnya, apakah dia yakin bahwa besok masih akan datang calon berikutnya ? Apakah yang dianggap cocok pasti tepat untuk dirinya? Bagaimana jika orang yang sesuai selera dan kriteria justru menolak dirinya ?
124. Kata-kata Mutiara Masih Banyak Wadah-Wadah Penampung Peradaban
Nah, semakin banyak bukti bahwa kita sungguh tak bisa menitipkan masa depan negeri ini kepada penyelenggara negara. Mereka sibuk saling menyandera kelemahan satu sama lain. Ya, itulah politik (praktis)
Tapi percayalah, masih sangat banyak wadah yang dapat kita gunakan untuk membangun peradaban bangsa. Rumahtangga, perusahaan, rumah ibadah, bahkan arisanpun dapat menjadi wadah peradaban.
Andai kita belum mampu melakukan upaya konstruktif untuk membangun masa depan bangsa, setidaknya jauhilah ikut-ikutan saling dukung, saling tuduh dan saling jegal. Itu hanya akan mempermalukan diri sendiri.
125. Kata-kata Mutiara Ikhlas Memberantas Korupsi
Yang lebih dibutuhkan KPK untuk tetap di garda depan pemberantasan korupsi adalah ridha Allah, bukan dukungan manusia. Karena hati-hati manusia seluruhnya ada dalam genggaman Allah.
Untuk itu, yang harus dilakukan adalah upaya pemberantasan korupsi yang tulus, ikhlas dan sistematis. Bukan segala macam manuver berkelit untuk mendapatkan topangan politik dari kiri dan kanan.
Memang betul, upaya pelemahan, pendongkelan dan kriminalisasi terjadi begitu masifnya. Lalu kalian akan minta diselamatkan oleh siapa, kalau bukan pada Allah? Bukankah tak satupun diantara kalian yang bersih?
126. Kata-kata Mutiara Matang Bukanlah Bimbang
Bermusyawarah itu wajib… meminta pertimbangan dari orang sekitar itu sungguh bijak… Dan matang dalam mengambil keputusan itu adalah pertanda seorang pemimpin bertanggungjawab…
Namun, terlau lama menimbang dan mengambil keputusan juga dapat menjadi pertanda akan tumpulnya visi, minimnya solusi, atau dada yang bimbang karena godaan syaithan.
127. Kata-kata Mutiara Kekuasaanlah yang Sering Melupakan
Pada akhirnya adalah aqidah…
Bahwa hanya Allah-lah pemilik segala kekuasaan. Dengan mudahnya Ia pindah-pindahkan kekuasaan itu kepada siapapun yang Ia kehendaki.Lalu, yang resmi berkuasa Ia buat tak berdaya, sedangkan yang tak punya kekuatan apa-apa Ia buat sejatinya berkuasa.
Dan ketika Ia berikan kekuasaan itu kepada seorang hambaNya, maka Ia pun sanggup membuat kekuasaan itu tak mampu mengubah apa-apa. Ya, karena Allah tak ingin disekutukan dengan kekuasaan pemberianNya.
Sungguh, yang paling mampu membuat orang melupakan Allah adalah kekuasaan. Laa haula wa laa quwwata illa billah…
128. Kata-kata Mutiara Daulat Hikmah Kebijaksanaan
Betapa tak nyamannya menjadi penguasa yang terjepit antara legalitas hukum, aturan main politik, etika sosial dan nurani kebenaran. Situasinya menjadi multiple approach-avoidance conflict: maju kena – mundur kena.
Tapi situasinya akan menjadi mudah dan segera di atas angin, ketika sang penguasa mau melepaskan ketergantungannya akan kekuasaan. Karena yang menjepitnya sebenarnya adalah kekuasaan itu sendiri.
Lalu, apakah dengan sikapnya itu dia akan serta-merta kehilangan kekuasaan? Oh nanti dulu… Ketika Allah sudah ridha dengan seorang wakilNya di bumi, Dia lah yang akan mengokohkan kekuasaan hambaNya itu.
#Sophocracy
129. Kata-kata Mutiara Daulat Hikmah Kebijaksanaan 2
Memang benar, menjadi lurus itu tak selamanya menguntungkan. Terkadang menjadi lurus dan tulus membuat kita menjadi begitu rentan terhadap manipulasi, penipuan dan eksploitasi…
Memang benar, dalam hidup bahkan sesekali kita kita perlu berkelok dan berkelit, karena hidup terkadang memiliki tikungan.
Namun, tetaplah dalam prinsip jalan lurus itu, Walau terkesan naif, tapi itulah jalan Allah. Tak perlulah bangga dengan kelihaian politik dalam berkelit, memelintir, menggali lubang dan membuat jebakan. Sungguh, orang yang paling rentan terperosok kedalam jerat adalah para pembuatnya.
130. Kata-kata Mutiara Kecerdasan Kebodohan
Persoalan bangsa belakangan ini tak akan terlalu rumit jika penyebabnya hanyalah ADANYA REALITA YANG TAK SESUAI IDEALITA. Lewat sejumlah nalar pemecahan masalah, maka persoalan selesai sudah.
Masalahnya menjadi rumit bahkan dirumit-rumitkan ketika segalanya dipolitisasi, ketika legislatif, eksekutif dan yudikatif adalah para pemain sandiwara, pencari kelemahan dan tukang tikam dari belakang.
Dan musibahpun semakin menjadi-jadi ketika rakyat awampun dengan bangganya ikut perangai para politisi. Tiba-tiba kemampuan memelintir dianggap sebagai kecerdasan, dan kejatuhan lawan adalah pertanda kesuksesan.
Kata-kata Bijak Terbaru
131. Kata-kata Mutiara Buanglah Politik Tipu Daya
Ketika politik praktis telah menjadi “syari’ah” para penyelenggara negara, maka kita sebenarnya sulit untuk mempercayai kebijakan apapun. Karena A bisa bermakna Z, sedangkan tendangan ke kiri bisa berbelok ke kanan.
Dan ketika rakyatpun akhirnya menikmati segala siasat dan tipu daya semacam ini sebagai cerita penuh misteri nan asyik, maka bangsa ini sebenarnya sedang terjerumus pada pusaran teka-teki tanpa ujung.
Nah, bagi yang masih mau bermimpi dan berbuat tentang sebuah negeri yang bergerak menuju peradaban, mari kita buang politik tipu daya itu. Bagaimanapun, kejujuran dan ketulusan jauh lebih berguna bagi masa depan.
132. Kata-kata Mutiara Hitam Putih dan Biru?
Adanya warna hitam membuat kita paham tentang warna putih. Dan rasa manis juga membuat kita paham rasa pahit. Ya, untuk menetapkan sebuah kualitas kita selalu butuh sebuah pembanding.
Nah begitu pula dengan keberadaan Jokowi. Keberadaannya, membuat kita lebih paham tentang kualitas pendahulunya : SBY. Maka, jika dulu saya jengkel dengan jendral yang lamban dan peragu ini, saat ini saya ingin berteriak :
“Hidup SBY !!!”
Save KPK!
133. Kata-kata Mutiara Kebaikan Menghapus Keburukan
Manusia itu tempatnya salah dan dosa. Dan untuk menutupinya manusia harus melakukan kebaikan jauh lebih banyak daripada khilaf yang diperbuatnya. Karena kebaikan menghapus keburukan.
Maka, institusi kebaikan bukanlah tempat terlarang bagi para pendosa. Bukan sekadar boleh, bahkan institusi kebaikan adalah tempat yang niscaya bagi siapapun yang ingin membersihkan dirinya.
Yang penting, institusi kebaikan jangan dimasuki oleh sosok yang justru sedang melakukan keburukan sejenis. Lembaga penegak hukum jangan dipimpin oleh pelanggar hukum dan institusi anti korupsi terlarang bagi koruptor.
134. Kata-kata Mutiara Meminta Fatwa pada Nurani
Dunia adalah padang pertarungan antara kebenaran dan kebatilan. Dan kebatilan selalu akan berjuang menggerogoti kebenaran. Karena kesanggupan kebatilan adalah menggerogoti, bukan memenangkan kehidupan..
Dunia adalah fatamorgana. Terkadang yang tampak benar ternyata salah, sedangkan yang tampak salah ternyata benar. Bahkan ilmu dan akal sehatpun seringkali gagal menilai dan memutuskannya.
Dunia juga tempat segalanya bercampur. Sehingga penegak kebenaran tak pernah 100 % benar dan penegak kebatilan tak pernah 100 % batil. Oleh karenanya kita diperintahkan meminta fatwa kepada nurani.
SAVE KPK!
135. Kata-kata Mutiara Tanyakan dalam Hati, Apakah Allah Ridha?
Fungsi penciptaan manusia hanyalah untuk mengabdi kepada Allah semata. Dan untuk menjalankan fungsi itu, para ulama memberikan panduan dan rambu berlandaskan tuntunan Allah dan RasulNya.
Makanya, panduan tersebut disebut syari’ah, yang artinya adalah jalan. Ya, syari’ah adalah adalah jalan, bukan tujuan. Tidaklah halal bagi seorang Muslim untuk menjadi hamba syari’ah atau hamba ulama.
Oleh karenanya, ta’atilah Allah dan RasulNya, serta ikutilah syari’ah dan tuntunan para ulama. Namun demikan, pertanyaan puncak yang harus kita tanyakan pada hati untuk setiap langkah adalah: Apakah Allah ridha?
136. Kata-kata Mutiara Kiprah Kenabian Nabi Khidir
Kita mengenal Nabi Khaidir as yang mengambil keputusan-keputusan yang tidak biasa dalam kiprah kenabiannya. Ia “melawan” syari’ah dan akal sehat karena menerima wahyu khusus dari Allah pemilik semesta.
Anehnya, tanpa wahyu dari Allah, ada orang-orang yang meng”Khaidir”kan dirinya atas nama siasat, strategi, kedaruratan dan kedalaman ilmu, lalu memaksa kita mengamini, tsiqqah bahkan taqlid buta atasnya.
Tidak! Kami adalah hamba-hamba Allah yang dilarang mengikuti sesuatu tanpa ilmu, kami diwajibkan berpatok pada yang ma’ruf, dan kelak bertanggung jawab secara personal kepada AlKhaliq di Hari Pengadilan
137. Kata-kata Mutiara Payung Hukum VS Payung Tuhan
Wahai anggota parlemen yang terhormat… Kalian bisa saja mengatakan bahwa keputusan aklamatif menyetujui Budi Gunawan sebagai Kapolri adalah sebuah siasat politik tingkat tinggi yang tak kasat mata.
Kalian bisa saja berlindung di balik dalih asas praduga tak bersalah, atau demi mematuhi asas legal-formal dan kepatuhan hukum. Benar, dengan demikian kalian terhindar dari delik hukum dan undang-undang.
Namun, jangan kalian paksa nurani kami untuk membenarkan keputusan kalian, karena moralitas kita berbeda. Mungkin tindakan kalian mendapat payung hukum. Tapi kami ingin negeri ini mendapat payung Tuhan
138. Kata-kata Mutiara Kepemimpinan Tanpa Visi Misi
Seorang pemimpin, apalagi pemimpin negara, wajib memiliki visi. Dengan visi, maka ia akan mempu menatap masa depan dan meramalkan kemungkinan yang akan terjadi, tentang ekonomi, hukum dsb.
Dengan visi kepemimpinan, seharusnya tak perlu terjadi kasus kenaikan harga minyak yang kemudian diturunkan lagi, tak perlu terjadi calon Kapolri yang diusulkan namun menjadi tersangka KPK.
Bagaimanapun, keputusan yang telah dibuat namun dikoreksi akan selalu menimbulkan implikasi negatif. Ayo Pak Jokowi, pertajam visimu. Rakyat menanti aksimu yang terukur dan bermasa depan….
139. Kata-kata Mutiara Kajian Peradaban; Indah dan Gemilanglah
Terlalu fokus memikirkan masalah, derita dan ancaman hanya akan membuat kita menjadi manusia risau. Risau yang berlarut akan menghampakan hati. Dan hati yang hampa akan sangat mudah diprovokasi.
Terlalu fokus merisaukan masalah, derita dan ancaman juga akan mengubur rasa syukur tentang gelimang nikmat yang kita terima. Dan pada akhirnya akan melupakan kemahakuasaan dan pertolongan Allah.
Mari kita tatap masa depan peradaban kita yang indah dan gemilang itu. Mari kita daki dan gapai dengan syukur dan ceria. Percayalah, saat puncak itu digapai maka segala letih dan derita akan sirna dan terlupa
140. Kata-kata Mutiara 27 Tahun Bahtera Rumah Tangga
Terima kasih atas segala do’a untuk 27 tahun perkawinan kami. Kami memang sangat berharap akan do’a pihak ketiga, sebagaimana sahnya pernikahan kami juga disebabkan karena adanya pihak ketiga (saksi)
Sungguh, perkawinan ini langgeng diantaranya karena pihak ketiga memberi solusi atas masalah kami. Ya, sebagaimana rusaknya rumahtangga acap karena adanya pihak ketiga, maka obatnyapun ada di pihak ketiga.
Seringkali perkawinan yang runtuh di tengah jalan justru terjadi pada mereka yang menganggap perkawinan hanyalah urusan mereka berdua, untuk diputuskan berdua saja, tanpa campur tangan pihak ketiga.
Kata Inspirasi Hidup
141. Kata-kata Mutiara 27 is Dua Puluh Tujuh
Hari ini, genap perkawinan kami berusia 27 tahun. Ini adalah 27 tahun karunia, 27 tahun keajaiban dan 27 tahun misteri. Sungguh ini bukan rutinitas, karena kami bahkan tak tahu misteri apa lagi yang mengintai esok hari.
Ada bahagia sekaligus gamang ketika bahtera ini meliuk-liuk diantara kapal-kapal karam yang ditenggelamkan oleh ombak kecil dan angin sepoi-sepoi. Benar-benar melayarinya butuh nyali dan tekad
Walau esok masih saja menarik dan menantang, namun pertanyaannya mungkin bukan lagi tentang cara merawatnya, tapi: apakah keluarga ini mampu menjadi bagian dari sebuah ikhtiar peradaban ?
142. Kata-kata Mutiara Apakah Kalian Tak Menggunakan Akal?
Beriman butuh akal sehat, karena iman lahir dari kesadaran dan ilmu. Tak wajib beriman bagi orang bodoh atau gila. Dan haram hukumnya mengikuti sesuatu tanpa ilmu dan akal.
Beriman juga butuh kemanusiaan, karena ini adalah agama bagi fitrah, untuk mengatur manusia, mempercayai kata hati, demi lahir ummat terbaik yang dikeluarkan dan menjadi saksi atas manusia.
Lalu, ketika akal sehat dan rasa kemanusiaan telah tumpul, masihkah dapat dikatakan beriman??? Sungguh, pertanyaan yang akan Allah ajukan kelak pada ahli neraka adalah: “Apakah kalian tak gunakan akal???”
143. Kata-kata Mutiara Karena Aura Mudah Dimengerti
Sukses itu bermula dari aura, sedangkan aura itu berasal dari sangka. Orang yang optimis dan baik sangka akan beraura sukses. Sedangkan orang yang pesimis dan buruk sangka akan beraura gagal.
Kenapa? Ya, karena aura itu menebar ke mana-mana, dan aromanya tercium oleh siapa saja. Bahkan dari paparan raut mukapun kita mampu membaca aura, karena aura adalah situasi ruhiyah pemiliknya.
Maka, mari kita besok bangun pagi dengan optimisme dan sangka yang baik, agar Allah bariskan ruh kita bersama ruh orang-orang sukses. Karena ruh adalah tentara yang berbaris (AlHadits).
144. Kata-kata Mutiara Maafkanlah Kami Ya Rosulullah Saw
Ya Rasulullah…
Jika engkau disanjung setinggi langit, itu adalah hak atas kemuliaaan risalah dan ketinggian pekertimu… Jika engkau dimaki oleh para pendengki, itu adalah konsekuensi dari perjuanganmu…
Namun, jika engkau dihujat dan dihina karena perangai buruk ummatmu ini, maka ajarilah kami untuk tak murka, dan memohon tulus padamu:
“Maafkan kami ya Rasulullah…”
145. Kata-kata Mutiara TEOLOGI PEMBERADABAN – Part I
Sudahlah… memang sudah nasib
Khilafahnya lenyap, negerin
Yang tersisa adalah wajah-waja
D
Inilah Teologi Perlawanan : se
Inilah teologi
Dan bagaikan sebuah obat, kita
Syi’ar telah h
Selayaknya sebuah terapi, maka
Tak sepatutnya doktrin-doktr
Ya, inilah TEOLOGI PEMBERADABA
Inilah
146. Kata-kata Mutiara TEOLOGI PEMBERADABAN – Part II
Betul, masalah kita sangat ban
Maka lihatlah, u
Bukannya tak ada yang telah se
Kita
Ya… banyak yang telah diperb
Kita seperti ummat ya
Rasanya sudah saatnya kita mul
Benar, bukankah jalan adala
Bahkan terkadang kita diajarka
Lalu, biarkanlah m
Nah, TEOLOGI PEMBERADABAN adal
Terlalu menghabiskan enersi
“Tunjukilah kami jalan yang lur
147. Kata-kata Mutiara TEOLOGI PEMBERADABAN – Part III
Aqidah itu tetap, dan berlaku sepanjang jaman. Itulah tauhid. Namun ekspresi dan penekanannya sangat bervariasi sepanjang jaman, menyesuaikan dengan masalah dan kebutuhan kala itu. Itulah yang saya maksudkan dengan teologi.
Maka, sesuai dengan masalah dan kebutuhannya, para mujtahid abad 19 mengusung Teologi Anti-Syirik : pemberantasan bid’ah, khurafat dan takhayyul. Sedangkan para mujtahid abad 20 mengusung Teologi Perlawanan, untuk menghadapi upaya penghancuran eksistensi ummat ini.
Ibarat menanam, abad 19 adalah abad membersihkan lahan dari hama, sedangkan abad 20 adalah abad menanam dan melawan penjarahan para bandit. Maka kini adalah saatnya untuk menuai, saatnya untuk tinggal landas. Jihad sudah saatnya untuk menemukan bentuk barunya : ijtihad.
Ya, bukankah keduanya berasal dari akar kata yang sama ? Walau airmata kepedihan abad 20 itu sesekali masih menetes dan menempel di pelupuk mata, tapi sudah saatnya untuk mulai menyunggingkan senyum dan berkata : “Jangan bersedih…: laa tahzan !”
Itulah Teologi Pemberadaban… Ada perbedaan antara peradaban dan pemberadaban, antara civilization dengan civilizing. Teologi Pemberadaban adalah sebuah perjuangan untuk menjadi beradab, memberadab dan memiliki peradaban.
Teologi Pemberadaban itu sepenuhnya sadar diri bahwa peradaban itu masih sangat jauh. Bahkan pada tahap awalnya ia harus berjuang menghadapi rejim teologi perlawanan yang cenderung menjadi ekstrem. Ia harus diperjuangkan dan direncanakan. Dan untuk mewujudkannya dibutuhkan sejumlah reformasi sikap dan keyakinan.
Pertama adalah baik sangka dan optimisme, bahwa kehidupan tetap seindah yang dulu dan masa depan adalah milik kebenaran dan para penegaknya. Kebatilan dan para pengusungnya memang muncul di sana-sini, namun percayalah bahwa mereka bukanlah penguasa kehidupan ini.
Pelaku kebatilan memang sangat banyak, bahkan mungkin kita sendiri. Namun mari kita bedakan antara pelaku kebatilan dengan penegak kebatilan. Bahkan betapa banyaknya pelaku kebatilan adalah pecinta kebenaran yang tulus. Ya ketika di tangan kita ada api dakwah, bukankah yang tersisa tinggallah baik sangka dan optimisme ?
Kedua adalah harga diri, bahwa ummat ini adalah ummat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Kita bukan lagi obyek, tapi subyek. Kita bukan korban, tapi kontributor. Kita bukan sasaran, melainkan inisiator.
Sebagai ummat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, kita tak berseberangan dengan manusia manapun, tapi berbuat untuk manusia manapun. Kitalah ummat pertengahan itu, yang membawa misi untuk menjadi wasit dan saksi yang jujur dan adil atas manusia, bukan menjadi pembela atau jaksa bagi siapapun
Ketiga adalah masterplan, bahwa kita harus memiliki tujuan, target dan sasaran untuk masa depan bangsa, ummat, kemanusiaan dan kehidupan. Kita harus merencanakan sebuah capaian, tentunya lengkap dengan target waktu, sumber daya, organisasi dan metodologinya.
Sebagai hamba Allah dan ummat Muhammad SAW, kita telah diwajibkan untuk mengikhtiarkan dunia bagaikan akan hidup selama-lamanya. Ya, bahkan untuk capaian seratus atau seribu tahun kedepan. Sedangkan tentang kiamat, biarlah itu tetap menjadi rahasia langit.
148. Kata-kata Mutiara Para Penyembah Syahwat
Nah, ketika para penyembah syahwat terjerumus di dalam kubangan kenikmatan dunia, rupanya sangat banyak diantara saudara-saudaraku yang justru mencurigai setiap karunia Allah di dunia.
Mereka pasang kuda-kuda atas setiap nikmat, seakan Allah menghadirkan itu semua sebagai fitnah belaka. Kehati-hatian diterjemahkan sebagai mendahulukan buruk sangka daripada baik sangka.
Mereka menutup mata terhadap fitrah, padahal mereka wajib senantiasa kembali kepada fitrah. Sungguh, fitrah adalah penakar paling bening yang memisahkan antara kewajaran dengan berlebihan.
149. Kata-kata Mutiara Yang Asyik Memuja dan Membenci
Dulu dua orang bertarung berebut kursi presiden, lalu ada sekian banyak orang dari kedua kubu baku caci dan baku sanjung. Kukira hanya sementara, ternyata menjadi tragedi hingga hari ini
Kini orang-orang berebut kursi gubernur DKI: Ahok entah lawan siapa. Namun yang pasti tragedi itu berulang menjadi-jadi. Bahkan seorang temankupun nyaris berhenti bersilaturrahim.
Harus ku katakan bahwa ini sungguh tragedi kebangsaan. Bahkan, sehebat apapun kelak prestasi sang pemenang, samasekali tak akan sepadan dengan luka kemanusiaan yang ditimbulkan.
Kepada kalian yang hingga hari ini masih asyik membenci dan memuja, sungguh kalian telah “menyembah berhala”.
150. Kata-kata Mutiara Jadilah Penegak Timbangan
Allah telah meninggikan langit dan telah meletakkan neraca di atasnya, agar kita menegakkan keseimbangan dan kesetimbangan. Karena dengan cara itulah keadilan ditegakkan.
Makanya, ayat-ayat Allah tentang ekonomi sangat sederhana namun sungguh dalam: jujurlah dalam takaran dan timbangan. Rasulullah SAW enggan meregulasi harga, agar tegak timbangan itu.
Jadi, wahai para pelaku ekonomi, jadilah penegak timbangan, bukan sibuk menuntut regulasi ini-itu. Percayalah, sunnatullah tak bisa dikalahkan oleh regulasi negara dan tipu-daya pengusaha.
Kata-kata Puitis Cinta
151. Kata-kata Mutiara Ketika Syukur itu Hilang
Ketika syukur telah hilang dari hati, dan jiwa telah penuh rasa putus asa atas rahmat Allah, maka yang akan lahir adalah gologan yang penuh resah dan gelisah. Dunia tampak begitu kelam tanpa asa.
Lalu, yang tersisa hanyalah kemarahan. Wajahnya jauh dari tenteram, matanya menyemburkan kebencian, dan dari bibirnya terhambur angkara murka. Ayat yang ia lafal tak mampu menenangkannya.
Di antara mereka ada yang seakan berjuang atas nama agama, padahal sebenarnya mereka hanya sedang bertarung melawan azab. Ya, bagi yang tak bersyukur azab Allah memang amat pedih.
152. Kata-kata Mutiara Ketika Janji Allah Dilupakan
Harus saya akui bahwa diantara ummat ini ada golongan yang menjadikan musuh sebagai tuhannya. Pikiran, perasaan, sikap, ucapan dan tindakannya didedikasikan hanya pada satu topik : MUSUH
Bagi mereka, Allah tak lagi menjadi tujuan. Janji Allah dilupakan, pertolongan Allah diabaikan, dan rencana Allah dinafikan. Ayat-ayat Allah seutuhnya diperalat untuk melampiaskan kemarahan.
Maka merekapun telah memutuskan bahwa masa depan ummat ini hanya dapat ditegakkan di atas reruntuhan bangunan musuh. Dan kegemilangan ummat ini digantungkan di kehancuran musuh.
153. Kata-kata Mutiara Maaf Vs Gengsi
Kata ini sangat singkat, namun begitu bertuah. Ia mampu mengikis dendam dan membatalkan sebuah peperangan.Anehnya, seakan ada sebuah beban teramat berat untuk mengucapkannya. Itulah MAAF
Begitu beratnya, sehingga orang lebih memilih untuk menderita berhari-hari ketimbang melafalkannya. Dan banyak orang lebih suka berikhtiar mencari seribu alasan untuk tak perlu mengatakannya.
Kata maaf ini adalah salah satu karunia terbaik dari Allah, karena dengannya kita dapat menyaksikan begitu banyak keajaiban. Tapi Iblis juga punya cara efektif untuk mempersulitnya. Dan itulah GENGSI.
154. Kata-kata Mutiara Rumah Tangga Bahtera Terbaik Menuju Syurga
Selalu saja ada rasa bangga dan haru mendengar, membaca dan menyaksikan pasangan-pasangan yang merayakan kelanggengan rumah tangga mereka. Apakah itu lima, sepuluh atau dua puluh tahun.
Mereka bukan sedang di kapal pesiar. Mereka sedang mengarungi sebuah misi kemanusiaan di sebuah biduk ringkih yang diterpa amuk gelombang sambil berpegang kuat pada seutas tali dari langit.
Sungguh, tak ada manusia perkasa yang sanggup melakukannya. Ini adalah prestasi para hero yang dengan cerdik menyadari bahwa rumahtangga adalah bahtera terbaik menggapai surga.
155. Kata-kata Mutiara Budi dan Adab
Tak ingin mengucapkan selamat bagi orang lain yang sedang berbahagia adalah sepenuhnya hak kita. Dan mengingatkan orang lain agar tak turut mengucapkan selamat juga merupakan hak kita.
Namun, kita juga punya kewajiban untuk membiarkan orang lain berbahagia. Bahkan kita juga berkewajiban untuk tak mengusik rasa bahagia orang lain lewat ucap dan tindakan kita.
Di sinilah letaknya kehalusan budi dan keluhuran adab. Budi dan adablah yang bisa mengingatkan kapan sebuah sikap diucapkan dalam hati, kapan disampaikan lewat bisik, kapan diikrarkan dengan lantang.
156. Kata-kata Mutiara Dzikrul Maut
Sungguh Sang Maut adalah sebuah misteri berlapis rahasia. Pernah kutunggu ia bersama airmata, saat kukira ia akan datang menjemput seorang sahabat dekatku. Namun ternyata ia tak datang.
Lalu aku mengendap berkali-kali mengintai hadirnya di beranda ICU sahabatku, dan ia tak ada. Semalam ia datang menjemput sahabatku justru saat aku sedang disibukkan oleh dunia jauh di sana.
Kini aku tak kan menunggunya lagi. Aku hanya akan menyiapkan sebuah ransel siap sandang dan selembar tiket sekali jalan. Kan ku isi ransel itu dengan bekal semampuku, semoga penuh ketika ia datang.
157. Kata-kata Mutiara Dzikrul Maut 2
Hari ini seorang sahabatku dipanggil pulang oleh pemiliknya. Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun. Dan saat kepulangan selalu saja dirindui oleh hati-hati tenteram yang saling ridha antara dia dan Tuhannya.
Belakangan, bukan hal asing bagiku mendengar berita kepulangan sahabat. Bahkan, andai kepulangan setiap sahabatku sampai ke telingaku, tentulah aku akan mendengar kabarnya tiap hari.
Ya, telah sampai waktunya musim kepulangan itu. Dan aku telah berdiri di dalam daftar antrinya. Kulihat teman-temanku sibuk menyiapkan bekalnya. Dan kusiapkan pula bekalku dengan karya dan guna.
Selamat pulang sahabatku Sentot Edi Leksono…
158. Kata-kata Mutiara Luasnya Rahmat Allah
Seringkali berlarut-larutnya seseorang dalam kubangan maksiat adalah karena putus asanya ia akan rahmat Allah. Ia berbuat maksiat, lalu berkata : “Tuhan pasti telah membenciku karena maksiatku”.
Padahal, andai ia tahu betapa luasnya rahmat, kasih sayang dan ampunan dari Allah, tentulah ia akan sadar bahwa sahabat dari maksiat adalah taubat.
Although, I wish he knew how much of his mercy, compassion and mercy of Allah, he would have realized that friend of iniquity is repentance.
159. Kata-kata Mutiara Dzikir Maut 3
Seorang sahabat dekat sedang terbaring tak berdaya di rumah sakit. Ia seakan dikelilingi oleh maut. Begitu dekatnya aroma kematian itu, sehingga setiap geraknya ditanggapi dengan ratap.
Ratap-ratap itu adalah tangisan sesal, tentang nasihatnya yang lalai diwujudkan, tentang kebaikannya yang belum terbalas, atau tentang bhakti kepadanya yang tak kunjung tuntas ditunaikan.
Oh… maut selalu saja menjadi juru nasihat terbaik bagi waktu dan kehidupan. Dan manusia cerdas adalah orang yang ringan kaki membesuk ujung kehidupan. Semoga lekas sembuh, sobat….
160. Kata-kata Mutiara Mari Berbagi
Kehilangan selalu saja menyesakkan. Ya, seperti yang saya alami dalam satu setengah bulan ini : pernah kehilangan akun facebook dan kecurian laptop di dalam bus tadi malam.
Namun alhamdulillah sesak itu tak begitu menekan lama-lama. Begitu banyak data yang telah saya share : lewat facebook, email, atau flashdisk. Dan kini adalah saat untuk memanggilnya “pulang” kembali.
Pada akhirnya, milik kita satu-satunya adalah apa-apa yang pernah kita share kepada orang lain. Karena dalam berbagi kita tak akan pernah kehilangan apa-apa. Mari kita berbagi…
Kata-kata Hebat
161. Kata-kata Mutiara Menerawang Puncak Akhirat
Hari ini, saya ada di salah satu pusat-pusat kenikmatan dunia. Banyak yang halal dinikmati sebagai perhiasan yang Allah suguhkan bagi hambaNya. Dan beberapa diantaranya hadir sebagai ujian bagi kita.
Bagi yang cerdas, ia akan menikmati seperlunya, sambil hatinya menerawang tentang puncak kenikmatan akhirat yang tak pernah terlihat mata, terdengar telinga, dan tak pernah terbetik di hati manusia.
Ya, dunia ini pengembaraan yang mendaki, dan lintasan yang tersisa masih sangatlah panjang. Selamat jalan…
162. Kata-kata Mutiara Selembar Slip Gaji
Senantiasa meributkan rejeki yang hadir lewat sebuah slip gaji adalah mengkhianati sebuah takdir bahwa Allah lah pemilik karunia di langit dan di bumi. Dia lah yang menakar rejeki, bukan sebuah institusi.
Terkadang tempat berikhtiar dan tempat turunnya rejeki adalah dua lokasi yang berbeda. Ya, seperti Ibunda Hajar yang berikhtiar di bukit Shafa-Marwah, tapi rejekinya Allah turunkan di lembah Makkah.
Maka, berikhtiarlah, bangunlah kompetensi, penuhi syarat-syarat turunnya rejeki, tunaikan hak-hak Allah, dan tuntutlah hak-hak kita. Selanjutnya adalah bersyukur, karena Allah tak pernah aniaya.
163. Kata-kata Mutiara Indonesia Raya
Negeri ini begitu sarat dengan masalah, seakan seluruh kerumitan dunia terkumpul dan tumpah di sini. Bagi para pecundang, ini adalah saatnya hengkang menuju negeri lain nan damai penuh pesona.
Namun bagi para pemilik masa depan, mereka tak punya tafsir lain atas segala rasa sesak ini, kecuali bahwa bangsa ini sedang dipersiapkan untuk kelak memimpin dan menyelesaikan masalah dunia
164. Kata-kata Mutiara Sophocracy
Kisruh politik (praktis) di negeri ini makin menjadi-jadi. Repotnya, kita sulit mengadilinya dalam takaran benar-salah. Karena takaran yang mereka gunakan adalah : sesuai aturan main atau tidak.
Repotnya lagi, ini adalah permainan siasat dan tipu daya tanpa wasit dan hakim garis. Tak ada peluit, kartu merah atau tendangan penalti. Sehingga aturan mainpun dapat dimaknai dan ditafsirkan suka-suka.
Inilah harga sangat mahal yang harus kita bayar ketika telah menjadikan politik (praktis) sebagai tiang negara. Tiang itu bagaikan kita pancangkan di atas punggung ular raksasa : meliuk kian-kemari
165. Kata-kata Mutiara Wahai Jomblo
Sungguh menjalani dan merawat rumahtangga adalah sebuah perjuangan teramat berat. Alhasil yang cocok untuk mengarungi bahteranya hanyalah para perjuang tangguh dan pantang menyerah.
Maka, Allah uji seseorang yang berniat berumahtangga dengan berbagai tantangan. Ada tantangan tradisi, budaya, ekonomi, mitos bahkan orangtua. Ya, untuk menseleksi siapa yang serius berjuang untukNya.
Bagaimana mungkin seseorang akan mampu melayari biduk rumahtangganya jika dalam proses menuju pelaminan saja ia begitu mudahnya menyerah pasrah. Bertarunglah wahai jomblo !!!
166. Kata-kata Mutiara Oh Pemerintahan
Pemerintahan yang melayani rakyatnya adalah pemerintahan yang mampu memakmurkan rakyatnya. Lalu rakyat makmur tersebut akan membiayai dan membangun negaranya lewat pajak.
Sedangkan pemerintahan yang berdagang dengan rakyatnya adalah pemerintahan yang menjual produknya kepada rakyat dengan harga komersial. Lalu laba besarnya digunakan untuk membiayai negara.
Pemerintahan yang tulus akan membuat rakyatnya berlaba besar. Dan pemerintahan yang rakus akan membuat dirinya berlaba besar. Lalu, ia pura-pura berbaik hati lewat program sosial yang tak seberapa.
167. Kata-kata Mutiara Jodoh
Sobat, jodoh itu seperti rejeki. Ia ada dan pasti ada. Namun, karena harganya mahal dan syaithan selalu menghalanginya, maka ia hanya akan diraih lewat perjuangan yang luar biasa dan pantang penyerah.
Tak ada istilah menunggu jodoh. Ia tak akan datang sendiri pada waktunya. Ia harus diperjuangkan. Ini berlaku baik bagi bujang atau gadis. Yang membedakannya hanya pendekatan, cara dan gayanya.
Maka, kuatkan upaya dan lapangkanlah dada. Ikhtiar dan tawakkal anda benar-benar akan di uji dalam urusan ini. Janganlah hal sulit ini dipersempit lagi oleh hati yang tak berserah diri pada rahasia Allah.
168. Kata-kata Mutiara Resiko Voting
Inilah resikonya ketika voting wakil rakyat menjadi pemegang kedaulatan tertinggi, Ketika jumlah suara yang menerima dan menolak sebuah usul sama banyaknya, akan ada keputusan dan keputusan tandingan.
Hebatnya lagi, ketika kedaulatan tertinggi ada di jari mereka, maka mereka pulalah yang membuat aturan bagi diri mereka sendiri. Mereka yang membuatnya, mereka pula yang berwenang merubahnya. Absurd !!!
Tampaknya sebentar lagi kita akan segera memasuki lingkaran setan absurditas demokrasi. Jika tak ingin terjebak, mari mulai kita susun sebuah sistem tandingan bagi masa depan kita sendiri…
169. Kata-kata Mutiara Ketika Sisi Negatif Lebih Dibidik
Sebuah film pendek tentang gadis berhijab yang menolong seorang laki-laki terluka tapi melakukan beberapa pelanggaran syar’ie rupanya lebih banyak menuai sikap negatif tinimbang apresiasi dari penonton “Islami”.
Lalu, tuduhan dan prasangka sebagai “ghazwul fikri, pencampuran haq-bathil dan menyesatkan” berhamburan dalam komen-komen yang muncul. Rupanya sisi mudharat lebih dibidik daripada manfaatnya.
Tampaknya syari’ah tak dipahami bersama hakikatnya. Menjadi syar’ie lebih menarik daripada menjadi Islami. Dan dosa Adam (melanggar larangan) lebih ditakuti daripada dosa iblis (abaikan perintah).
170. Kata-kata Mutiara Heran dengan Orang yang Mempersulit Jodoh
Berurusan dengan mempersatukan dua anak manusia mungkin telah menjadi pergumulan saya selama lebih dari dua puluh tahun. Dan yang selalu saya temukan adalah misteri yang teramat acak.
Tak ada pola… tak ada mekanisme sebab-akibat… tak ada alur-alur kategorik…. Seandainya saya dipaksa untuk melakukan saintifikasi atas segala fenomenanya, yang tercipta hanya satu kata : jodoh !!!
Maka, selalu saja saya terheran-heran ketika ada orang yang mempersulit jodohnya sendiri karena pertimbangan pertimbangan yang rumit, syarat-syarat yang mempersempit, dan kategori-kategori yang rigid.
Contoh Kata Mutiara
171. Kata-kata Mutiara Yaa Ayyuhannafsul Mutmainnah
Ada di antara hamba-hamba Allah yang merasa tak nyaman hidup di bumiNya. Tiap hari mereka berkeluh-kesah menyaksikan realita di dalamnya, dan senantiasa pasang kuda-kuda menghadapi godaannya.
Mereka sangat berharap untuk hidup di akhirat dengan hasanah, namun anehnya tak ada upaya untuk hidup di dunia dengan hasanah. , Mereka banyak beribadah, tapi jiwa mereka tak kunjung muthma’innah.
Tampak sekali mereka buruk sangka kepada Allah dan kepada para ahli bumi. Karunia dianggap bencana. Mereka gelisah, padahal yang Allah undang pulang ke surga hanyalah jiwa yang tenteram.
172. Kata-kata Mutiara Hikmah
Pada akhirnya, orang yang paling mungkin untuk membantu kita bukanlah orang yang paling mampu membantu, tapi orang-orang yang pernah merasakan manfaat atas kehadiran dan persahabatan kita.
Ini sama sekali bukan transaksi antar manusia. Ini adalah janji Allah, bahwa orang-orang yang bermanfaat bagi hamba-hambaNya maka Dia akan gerakkan hati hamba-hambaNya untuk membantu mereka.
Maka, bermanfaatlah bagi bumi dan para penghuninya, agar seluruh penghuni langit menitipkan nama kita ke hati-hati manusia…
173. Kata-kata Mutiara Politik Meliuk
Entahlah, tak bosannya saya berpesan bahwa politik (praktis) itu punya “sunnah” dan “fitrah”nya sendiri. Ia adalah anak kandung dari peperangan, sehingga siasat, muslihat dan tipu daya adalah ruhnya.
Tapi pesan ini terlalu sering dibantah, atas alasan baik sangka, ketulusan, ketidaktahuan, atau bermotif pembohongan publik. Lalu dengan naifnya mereka berkata : Presidenku tak mungkin seperti itu !!!
Sekarang saatnya membuka mata : bukankah Jokowi-JK harus menjalani permainan berliku untuk menyusun kabinet ? Niscaya mereka akan bertransaksi, berkompromi dan meliuk. Maafkan mereka…
174. Kata-kata Mutiara Tulus untuk Mimpi Bangsa Ini
Pemimpin baru telah dilantik. Mari berdoa untuk keberhasilannya dalam memikul amanah. Hanya para pendengki yang mengharapkan kegagalan seorang pemimpin. Karena kegagalannya adalah derita rakyat.
Lalu, mari kita dengan ketat mempertanyakan realisasi janji-janjinya. Namun berikan banyak maaf jika ternyata ia tampak berkhianat. Karena politik (praktis) akan sering memaksanya untuk ingkar.
Sisanya, marilah kita bekerja tulus untuk mewujudkan mimpi bangsa ini. Jangan pernah menggantungkan nasib pada pemimpin. Karena lima tahun kemudian kita akan tahu bahwa pemimpin itu hampir sama saja.
175. Kata-kata Mutiara Selalu Ada Orang-Orang Baik yang Tulus
Sobat, mungkin dalam waktu dekat akan ada pertarungan keras antara kezaliman melawan kezaliman. Tentu masing-masing pihak merasa benar, dan menganggap yang tak berpihak sebagai durhaka dan salah besar.
Di dalam kedua kubu ini selalu saja ada kumpulan orang-orang baik berniat tulus. Lalu masing-masing akan bekerja keras membangun citra tentang kebenaran yang diperjuangkan. Namun, kebenaran itu milik Allah.
Marikah kita berdoa agar senantiasa Allah tetapkan hati ini di jalan yang lurus…. Dan marilah terus berharap agar segala kecemasan dalam status ini adalah keliru dan tak akan pernah terjadi.
176. Kata-kata Mutiara Rumah Tangga adalah Tiang Negara
Yang membuat saya selalu bergairah mencegah bubarnya sebuah rumahtangga adalah karena rumahtangga yang kokoh lebih penting daripada pemerintahan yang kokoh. Bukankah rumahtangga adalah tiang negara.?
Lagipula, menguatkan sendi rumahtangga orang lain sebenarnya adalah untuk menguatkan sendi rumahtangga sendiri. Karena nasihat kepada keluarga lain seringkali merupakan pukulan telak pada diri sendiri.
Ya, kita memang tak bisa abai terhadap permasalahan keluarga lain, dengan alasan tak ingin ikut campur. Saat kita menjadi saksi pernikahan, sebenarnya kita bertanggung jawab untuk ikut melanggengkannya.
177. Kata-kata Mutiara Alhamdulillah Istiqomah
Tanpa terasa, ternyata telah 34 tahun jalan dakwah ini terjalani. Dan adalah hal yang sangat membahagiakan saat bertemu teman-teman lama yang masih istiqamah menekuni jalan ini.
Ternyata, mereka yang mampu memelihara staminanya di jalan ini adalah sahabat-sahabat yang moderat, seimbang, bersahabat dengan fitrah, dan mampu bersikap adil atas dirinya, sahabatnya, bahkan lawannya.
Sementara mereka-mereka yang ekstrem, keras, kasar, dan tak ramah fitrah, akhirnya berguguran dengan caranya sendiri-sendiri. Semoga Allah mengembalikan mereka ke jalan yang indah ini, aamiin…
178. Kata-kata Mutiara Watak Reaksi
Awal abad ke 18… hak-hak rakyat dibungkam total oleh diktatorisme yang begitu pengap di sekujur Eropa. Puncaknya, Louis XIV dengan pongahnya sesumbar “L’etat c’est moi – Negara adalah saya !!!”.
Lalu, dalam puncak kemuakannya rakyat dan cerdik-pandai bereaksi. Otoritarianisme runtuh luluh-lantak, berganti dengan demokrasi modern berbasis semangat “kebebasan-persamaan-persaudaraan”.
Nah, sebuah reaksi selalu saja berwatak seperti bandul : bergerak dari ekstrem yang satu kepada ekstrem lainnya. Jadi, kalau ada yang mencoba menggeser bandul itu lebih ke tengah, tidak salah kan ?
179. Kata-kata Mutiara BELAJAR POLITIK DARI HAJI
“Tak pelak lagi, Haji adalah sendi politik !”, ungkap Dr. Sa’id Hawwa penuh keyakinan dalam sebuah kitabnya : “Al Islam”. Ketika Muslim yang mampu dari seluruh dunia berhimpun dalam kesatuan seragam dan komando, sulit untuk menampik makna politik dari baliknya.
Ketika sebuah manasik menggiring mereka kepada sebuah pola terstruktur untuk menaklukkan tiga buah jumrah sambil merayakan hari kemenangan di saat yang sama, bukankah itu politik dalam pengertian yang sejatinya ?
Maka, Haji adalah sebuah gerakan politik, namun minus kecemasan. Karena haji telah dibingkai kuat oleh sebuah manasik, sebuah minhaj dan aturan main yang dijalani khusyuk oleh para pesertanya.
“Gerakan” ini selalu saja dimainkan oleh puluhan bangsa, ratusan bahasa, dan berbagai warna kulit, tapi manasik mempertemukan mereka di jalan yang sama. Thawaf bergerak ke arah yang sama, sedangkan mencium Hajar Aswad tak pernah berubah menjadi tragedi. Di bawah manasik, para provokator kehilangan seluruh kesempatan.
Politik Thawaf adalah politik strategis, bukan politik praktis. Target jangka pendek yang terukur bukanlah tujuannya. Politik Thawaf adalah politik melingkar tanpa ujung, politik di mana Allah adalah porosnya, dan hanya Allahlah yang tahu di mana akhirnya.
Dalam politik Thawaf, ujung dari sebuah perjuangan politik bukanlah hal penting, karena Allah adalah pemegang mandat kekuasaan (Maalikal Mulk). Ia berikan kekuasaan kepada yang Ia kehendaki.
Politik haji bukanlah siasat untuk berkelit. Tak ada tipu daya, muslihat dan kemunafikan di dalamnya. Ia berputar pada sebuah poros yang tetap dan jelas : dari Allah dan kembali kepada Allah.
Ya, segalanya jelas, sejelas terangnya matahari saat wuquf di Arafah. Politik haji memang bermula di Arafah, bermula di kearifan, di kebijaksanaan. Oleh karenanya, politik haji tak memberikan tempat bagi kebodohan, kepicikan dan kekasaran.
Politik Haji adalah politik non atribut. Atribut telah dilepas sebelum miqat, sebelum niat dilafazkan. Yang ada tinggallah kain ihram putih-putih tanpa jahit.
Tak tersisa atribut budaya, pangkat, profesi, atau institusi. Kemenangan hari ini tinggal ditentukan oleh kinerja. Dan itu berlaku bagi Thawaf, Sa’i, Wukuf, Mabit, melempar Jumrah dan sebagainya. Sekali lagi, ini adalah politik tinggi, bukan politik praktis
Terkadang, atribut ritual pun terpaksa harus ditanggalkan ketika ia harus bertabrakan dengan atribut spiritual-maknawi yang lebih esensial. Hasrat mencium Hajar Aswad cukup diganti dengan lambaian tangan ketika resiko menzalimi atau terzalimi berpeluang besar terjadi.
Menghindari kerikil kena kepala harus lebih utama daripada melempar jumrah dengan telak tepat sasaran. Bahkan urung naik Haji adalah sebuah pilihan utama ketika tetangga lebih butuh bantuan.
180. Kata-kata Mutiara Allah Sebaik-baik Pembalas Tipu Daya
Parlemen adalah kombinasi antara niat yang salah, dari orang-orang yang salah, dalam sebuah sistem yang salah, dan dipilih dengan cara yang salah, lalu diminta untuk memutuskan hal-hal yang benar
Jadi, saya memang memilih untuk tak bersorak atau menangis atas peristiwa politik apapun yang terjadi di parlemen. Toh apapun yang terjadi itu bukan demi rakyat, kebaikan dan kebenaran, tapi demi kekuasaan.
Semoga kita tak terperdaya atas hasil dari sebuah permainan tipu-daya (baca : politik praktis). Mari kita serahkan segalanya bulat-bulat kepada Allah. Karena Allah adalah sebaik-baiknya pembalas tipu daya.
Kata-kata Tegas
181. Kata-kata Mutiara Mari Kita Membangun, Biarkan Mereka Berkelahi
Hari ini telah dilantik orang-orang yang menginginkan dirinya dipilih sebagai wakil rakyat. Sebagian besar pemilihnya tak paham siapa dia, bagaimana kiprahnya, apa visi dan misinya, serta bagaimana kompetensinya.
Dan agar mereka terpilih, mereka telah memoles citra diri, menjual banyak janji, serta membuang banyak uang. Jangankan dititipi masa depan bangsa, untuk membayar hutangpun mereka akan kepayahan.
Kalau ingin membangun bangsa, mari kita didik generasi dan bangun komunitas yang tak lagi tergantung dengan segala carut-marut pertarungan politik mereka. Mari kita membangun, dan biarkan mereka bekelahi.
181. Kata-kata Mutiara Permainan Kekuasaan
Politik (praktis) itu permainan kekuasaan. Ia tak kenal benar-salah. Ia hanya kenal sah-tidak sah. Tolok ukurnya hanya satu : rule of the game. Jika sesuai aturan main, maka sah. Jika tidak, ya tidak sah.
Maka, dalam kacamata ini tak ada yang keliru dengan proses penetapan RUU Pilkada silam. Selama ia telah melalui sistem, prosedur dan mekanisme yang disepakati, maka itu sah-sah saja.
Nah, jika anda kecewa dengan hasil akhirnya, jika anda masih menganggap benar jauh lebih penting daripada sah, maka berhentilah berpolitik (praktis). Mari kita bicara tentang truth, bukan vote !!!
182. Kata-kata Mutiara Walk Out
Nah, inilah demokrasi. Bahkan walk-out pun bisa menentukan nasib sebuah bangsa…
Wahai kebijaksanaan, tak pantaskah engkau memimpin rakyat ini menuju sebuah peradaban?
183. Kata-kata Mutiara INDAHNYA BERPIKIR KOLEKTIF
Oktober 1928…
Kongres Pemuda saat itu berlangsung di Batavia. Ada perwakilan dari Jong Java, Jong Sumatra, Jong Kalimantan, Jong Celebes, Jong Ambon, dan entah pemuda dari mana lagi. Mayoritas tentunya dari Jawa. Tapi ternyata bukan Bahasa Jawa yang menjadi bahasa persatuan, melainkan Bahasa Melayu. Lho, kok ? Ya, karena ini memang bukan hasil voting. Ini adalah hasil musyawarah-mufakat !!!
Kok bisa ?
Ini adalah soal seni meramu perbedaan, bahkan pertentangan, bermodalkan semangat kolektivitas untuk melahirkan sebuah kesepakatan. Sebenarnya ini bukan hal yang terlalu menakjubkan, karena hidup ini sebenarnya memang penuh perbedaan dan pertentangan : antara air dengan api… antara langit (udara) dengan bumi (tanah)… Namun, lewat sebuah seni manajemen konflik, air-api-udara-tanah inipun dapat menjadi harmoni. Lihatlah keindahan ini :
Angin meniup api… Api memanaskan air… Air merebus hasil bumi… Maka jadilah singkong rebus yang lezat
Ya…ya… ini hanyalah soal menempatkan sesuatu pada tempatnya, sehingga perbedaan dan pertentangan itu kemudian berbuah sinergi yang tak terbayangkan :
Si lumpuh penjaga rumah… Si Buta peniup tungku… Si Tuli pelepas bedil… Si Bodoh disuruh-suruh…
Betul ! Tak ada yang tak berguna. Jika kita mau, isi seribu kepala ini bisa diposisikan bagai sebuah pohon beringin :
Uratnya tempat bersemayam
Batangnya tempat bersandar
Akarnya tempat bergantung
Daunnya tempat bernaung
Nah, awalnya hanya satu : Respek terhadap pemikiran orang lain. Bahwa sesalah apapun sebuah pemikiran, pasti ada kebenaran padanya. Maka mulailah dari kebenaran itu. Katakanlah “Ya !” pada pemikiran tersebut. Tugas kita bukanlah mencari kelemahan dan membantahnya, tapi menutupi lobangnya, agar pemikiran itu menjadi sesuatu yang bulat :
Bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat…
Itulah yang diajarkan dalam berbalas pantun : Ulangilah dua bait terakhir saudaramu, lalu balaslah dengan pantunmu. Maka yang terjadi adalah harmoni nada yang berulang-ulang. Dahsyat !!!
Hal semacam itulah yang pernah diceritakan ayah saya. Saat ia memainkan biola di depan gurunya, sang Guru sama sekali tak mengkritik permainannya. Sang Guru hanya berkata “Bagus”, lalu ia mengambil biola ayah saya da memainkan lagu yang sama. Ayah saya terkesima, dan berkata :
“Permainan biola guru jauh lebih baik daripada permainan biola saya. Rupanya begitulah cara guru memperbaiki permainan biola saya, bukan dengan cara mengkritiknya…”
Indahnya…
184. Kata-kata Mutiara MENGHIDUPKAN KEMBALI TRADISI BERPIKIR KOLEKTIF
Hari ini, seorang mahasiswa akan bangga sekali jika mampu berkata di hadapan pendapat temannya, apalagi dosennya :
“Anda keliru ! Ada beberapa kesalahan fundamental dalam pendapat anda bla… bla… bla…”
Ya, membantah dan mengkritisi saat ini telah menjadi kualitas intelektual tersendiri. Ini adalah produk import dari Barat sana : BERPIKIR KRITIS. Konon, bagi tradisi ilmiah ini adalah kualitas epistemologis yang wajib dimiliki, karena proses berilmu pengetahuan harus bermula dari skeptisme : ragu atas yang ada. Ini adalah warisan Cartesian “Cogito Ergo Sum” : ujilah sesuatu dengan pikiran anda !
Jadi, berpikir kritis adalah upaya positif bagi tegaknya sebuah kebenaran ilmiah. Dalam bahasa yang agak dilunak-lunakkan, maka muncullah ungkapan euphemistik ini : KRITIK MEMBANGUN !!!
Okelah jika ini peruntukannya hanya di dunia akademis belaka, sebagai scientific tools semata. Celakanya, cara berpikir ini dibawa-bawa oleh orang-orang “hebat” kita ke dunia sosial-budaya kita, mulai dari rapat RT hingga sidang DPR. Lalu kita akan dapati orang-oranya yang dengan bangganya berteriak : “Interupsi pimpinan. Saya berkeberatan bla… bla.. bla… !!!”.
Dan seorang tua yang sopan juga tak kalah kritisnya : “Ini dalam rangka kritik membangun lho ya. Punten…”. Akhirnya, mufakat sulit didapat. Musyawarah berujung dengan voting. Jika tidak bisa juga maka sang pemimpin rapat akan menutupnya dengan kalimat membius semacam ini :
“Tampaknya kita sepakat untuk tak sepakat…”
Lalu, kemanakah perginya budaya luhur hasil kejeniusan lokal kita nan arif itu : SEIYA – SEKATA ??? Telah punah tersingkirkah ia ? Telah menjadi kampungan dan tak up to date kah ia ? Ya, ia adalah tradisi BERPIKIR KOLEKTIF khas bangsa ini : Sebuah tradisi untuk menghargai dan meng”iya”kan pendapat saudara kita, lalu menutupi kelemahan pendapat itu dengan pendapat-pendapat lainnya.
Ya, sebuah tradisi berpikir hebat untuk MENUTUPI KEKURANGAN, bukan untuk MENGKOREKSI KELEMAHAN !!! Ini bukan hanya sebuah metodologi, tapi sebuah filosofi, sistem nilai, cara pandang, sikap mental dan pola pikir…
Sungguh, ketika tradisi jenius ini hilang, maka kitapun akan kehilangan kemampuan dalam bermusyawarah dan bermufakat. Karena musyawarah-mufakat beranjak dari budaya kekeluargaan yang bermula dari sebuah prinsip : “IYA”kanlah pendapat saudaramu, lalu sempurnakanlah dengan pendapatmu.
Wahai Barat, inilah tradisi POSITIVE THINKING sejati sebagaimana yang sering kalian ajarkan kepada kami, sebuah tradisi yang senantiasa berusaha mencari kebenaran dari sebuah pendapat, bukan kesalahan sebuah ide. Orang Minang menyebutnya “Baiyo” (Ber-iya), bukan “Baindak” (Ber-tidak).
Inilah hakikat BHINNEKA TUNGGAL IKA itu : Unity In Diversity, sebuah keragaman yang menyatukan dan saling menyempurnakan. Ia tentunya tak bisa berjalan jika mentalitas Devide et impera masih bersemayam di jiwa kita, yang saat ini telah berganti nama menjadi demokrasi.
Dalam demokrasi, musyawarah dan mufakat memang sulit ditegakkan, karena ia tumbuh dari tradisi individualitas. Mereka hanya mengenal voting. Dan pendapat mayoritaslah yang menjadi pemenangnya.
185. Kata-kata Mutiara Seiya-Sekata
Sungguh musyawarah-mufakat adalah kearifan jenius bangsa kita. Ia lahir dari tradisi BERPIKIR KOLEKTIF, sebuah cara pikir penuh baik sangka dan ingin menyempurnakan gagasan saudaranya : SEIYA – SEKATA
Lalu, datanglah Barat dengan tradisi BERPIKIR KRITIS, menawarkan ego untuk menunjukkan kehebatan diri dan menafikan gagasan orang lain. Musyawarah – mufakatpun mati, berganti demokrasi.
Marilah kita kembalikan keindahan tradisi berpikir kolektif ini. Katakanlah “IYA” pada gagasan saudara kita, lalu sempurnakanlah kelemahannya lewat gagasan kita. Hanya dengan cara itulah musyawarah hidup kembali.
186. Kata-kata Mutiara Facebook
Facebook ini adalah media silaturrahim yang tak utuh. Kita hanya saling terhubung di dunia maya tanpa tatap muka, dimediasi oleh kata dan kalimat, dan dibatasi oleh dinding-dinding (wall) yang begitu sempit.
Sungguh, tanpa baik sangka untuk berteman, dan tanpa ketulusan untuk salng berbagi, maka betapa mudahnya media ini berubah menjadi ajang tuduh dan hujat, ajang meletupkan segala murka tanpa rasa berdosa.
Maka, mari kita hayati kembali, bahwa ini adalah ajang silaturrahim. Sedangkan silaturrahim senantiasa bermakna menyambung kasih sayang.
187. Kata-kata Mutiara Sadarkah Memilih Demokrasi?
Terkadang saya melamun : Pernahkah rakyat ditanya apakah mereka secara sadar akan memilih sistem demokrasi dalam pengelolaan pemerintahan negerinya, atau sistem yang lain. Jangan-jangan, demokrasi ini adalah sistem yang dipaksakan dengan cara-cara yang tak demokratis.
Atau, siapakah orang-orang yang pernah merumuskan dan menetapkan bahwa demokrasilah yang paling cocok untuk indonesia ?
Ada yang bisa kasih penjelasan ?
188. Kata-kata Mutiara Buat Teman-Teman Penggiat Demokrasi:
Jika keputusan tentang kenaikan BBM kita tanyakan saja kepada rakyat secara langsung lewat referendum “one man – one vote”, tanpa membeda-bedakan antara pendapat ahli dengan pendapat awam. Lalu kita laksanakan keputusan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dengan resiko apapun.
Setujukah kalian ?
189. Kata-kata Mutiara Sama-sama Ngawur
Pilkada lewat DPRD baru akan berguna kalau rakyat mampu memilih wakilnya secara benar. Jika tidak, maka yang dihasilkan hanyalah wakil rakyat yang selalu mengkhianati aspirasi rakyat yang diwakilinya.
Pilkada secara langsung juga baru akan bermutu, jika rakyat telah mampu memilih pemimpinnya yang berkualitas, amanah dan aspiratif. Jika tidak, maka rakyat hanya meligitimasi penguasa-penguasa jahat.
Jadi, pilkada langsung atau tak langsung akan sama-sama ngawurnya jika dilakukan oleh orang-orang yang tak cakap memilih. Sudahlah, serahkan urusan pada ahlinya. Atau, tunggu saat kehancuran…
190. Kata-kata Mutiara Indahnya Musyawarah
Musyawarah atau syura adalah tuntutan abadi bagi bangsa ini, karena telah tercantum dalam falsafah negaranya, dan telah menjadi perintah kekal bagi Muslim yang menjadi agama mayoritas di negeri ini.
Ia bukan perkara sulit, selama bangsa ini masih dilimpahi oleh sifat kasih-sayang, jauh dari sikap keras dan hati yang kasar, saling memaafkan bahkan saling memintakan ampun satu sama lain.
Bahkan musyawarah lebih mudah daripada demokrasi, karena hanya melibatkan otoritas yang berkepentingan. Mereka adalah kumpulan manusia konstruktif yang saling dukung, bukan kaum kritis yang saling tolak.
Kata-kata Mutiara Sosial
191. Kata-kata Mutiara Kembalikan Tradisi Musyawarah
Aslinya, bangsa ini memiliki kapasitas yang luar biasa dalam bermusyawarah. Lalu datanglah demokrasi menawarkan cara yang gampangan dan mekanistik, dengan alasan “aspirasi terlalu rumit untuk dimusyawarahkan”
Sejak saat itu, lembaga adat dan ikatan komunal semakin memudar dan lenyap, digantikan oleh LSM dan partai politik. Musyawarah semakin sulit dilakukan dan problem tak mudah diselesaikan lewat mekanisme sosial.
Maka, marilah kita kembalikan asset asli bangsa ini. Hidupkan kembali ikatan komunal dan lembaga adat. Kembalikan tradisi musyawarah yang berbasis pada harmoni, kearifan, kekeluargaan dan gagasan kolektif
192. Kata-kata Mutiara Jangan Berputus Asa, Kekuasaan itu Milik Allah
Hari ini, di Makassar, saya begitu bersemangat mengajak para pengurus ta’mir dan aktivis masjid kampus menyiapkan kader-kader kepemimpinan bangsa dan ummat untuk masa depan.
Lalu, seorang pengurus ta’mir berkata : “Percuma saja kita menyiapkan calon pemimpin yang bermutu, kalau pemilihan pemimpin dilakukan dengan cara tak bermutu, oleh orang-orang yang juga tak bermutu.
Saya tercenung…. Selama bangsa ini masih menggunakan demokrasi, seakan memang tak perlu menyiapkan pemimpin bermutu. Gorila berkosmetik pun bisa jadi pemimpin. Tapi tak perlu putus asa : kekuasaan itu milik Allah.
193. Kata-kata Mutiara Jangan Takut
Sobat, jangan pernah takut kepada bangsa adidaya yang melimpah sumber daya alam, manusia dan politik. Jangan takut kepada sebuah bangsa yang posisinya dalam kehidupan sedang naik mendaki.
Karena, segala sumber daya yang melimpah itu hanya akan berguna selama berada dalam genggaman tangan. Padahal, bagi sebuah bangsa yang durhaka, segala sumber daya itu akan Allah letakkan di punggung mereka. (QS. AlMuddatsir : 12 – 17)
Dan apa yang terjadi jika sumber daya melimpah justru Allah letakkan di punggung mereka yang sedang mendaki ? Sungguh itu adalah siksaan dan penderitaan yang sangat luar biasa.
194. Kata-kata Mutiara Didekte Ilmiah
Malam ini, sebuah institusi anak bangsa telah diintimidasi secara arogan oleh lembaga sejenis milik negara adidaya, hanya karena bilang pengidap penyimpangan seksual itu punya masalah kejiwaan.
Mereka dikte dan hina kita lewat sejumlah “fakta” dan temuan ilmiah, seakan kita bodoh dan terbelakang.
Saatnya bangsa ini tunjukkan harga diri dan kedaulatannya.
Merdeka… Allahu Akbar !!!
195. Kata-kata Mutiara Dai Sejati
Sungguh, dakwah hanya terjadi ketika pada diri seseorang telah terhimpun dua kombinasi: kemampuan untuk memperjuangkan dan mempertahankan kebenaran, serta hasrat untuk berbagi dan menyebarkannya.
Alhasil, hanya orang-orang dengan individualitas dan sosiabilitas yang kuatlah yang akan menjadi da’i sejati : individualitas untuk membela dan mempertahankan hak, serta sosiabilitas untuk berbagi yang hak.
Jadi, ayahbunda, jangan musuhi anak-anak usia dini kita yang tangguh mempertahankan hak-hak individualnya, agar kelak ia bisa kita didik untuk menebarkan hak-hak itu kepada lingkungannya.
196. Kata-kata Mutiara Bobotoh Tunanetra
Barusan melalui TV saya melihat sekelompok bobotoh tunanetra menyaksikan sepakbola di Stadion Jalak Harupat, Bandung.
Percayalah, mereka benar-benar menyaksikan dan menikmatinya, bukan sekadar memeriahkan atau menjadi penggembira. Mereka sungguh-sungguh melihat, namun tidak dengan mata.
Percayalah, karena Allah tak pernah sekalipun menciptakan makhluk cacat.
197. Kata-kata Mutiara Atas Nama Kasih Sayang
Allah memiliki metode dan instrumen “psikotes” yang dijamin 100 % akurat dan mustahil keliru. Namanya UJIAN DAN COBAAN DARI ALLAH.
Sayangnya, atas nama kasih sayang, kita proteksi dan halang-halangi anak-anak kita dari “psikotes” jenis ini. Akhirnya mereka tak kunjung mengenal diri dan potensinya.
Jadi, ayahbunda sekalian, ijinkanlah anak-anak kita menjalani hidup secara natural. Biarkanlah mereka menjalani ujian dan cobaan hidup, agar Allah menunjuki jalan hidupnya.
198. Kata-kata Mutiara Jangan Malas dan Jangan Manja Cucuku
Cucuku, walau jarak Jogja – Purwokerto tak berubah… Walau bus yang akan membawaku kesana bertambah canggih… Walau jalan ke sana bertambah mulus dan lebar, namun waktu tempuh bertambah lama, karena kendalanya pun bertambah banyak…
Begitu pula dengan hidup ini, cucuku. Walau fasilitas bertambah lengkap… Walau teknologi makin digdaya… Walau kemakmuran makin meningkat, janganlah pernah berpikir hidup akan semakin lebih mudah
Maka, pada saatnya nanti, berjuanglah, cucuku. Buanglah segala malas dan manja.
199. Kata-kata Mutiara Desa Rahmah
Saya membayangkan sebuah desa, sebutlah desa Rahmah. Warga Muslimnya berjumlah 15.000 jiwa. Di dalamnya ada aktivis HTI, Salafi, PKS, NU, Muhammadiyah, Persis, sufi, pemabuk, pencuri dsb. Lalu mereka bersepakat bulat menyatukan diri dalam ikatan jama’ah, mengorganisir diri secara modern dari sebuah masjid jami’, kemudian membai’at seorang imam.
Maka, berdirilah JAMA’AH MINAL MUSLIMIN Desa Rahmah.
200. Kata-kata Mutiara Jamaah Minal Muslimin
Baiklah… kita bersepakat bahwa hari ini tak ada Jama’ah Muslimin. Tapi benarkah hari ini ada yang namanya Jama’ah Minal Muslimin ? NU kah itu ? Muhammadiyahkah ? Atau Persis kah yang menjadi contohnya ?
Oh, tidak… semua itu adalah organisasi atau persyarikatan yang dengan kesadarannya sendiri berhimpun untuk memikul sejumlah beban fardhu kifayah, agar kelak ummat ini tak punya dosa kolektif di akhirat. Di tiap teritori mereka ada banyak, untuk berlomba dalam kebaikan.
Sedangkan Jama’ah Minal Muslimin adalah persatuan ummat dengan teritori terbatas, seperti Jama’ah Minal Muslimin Indonesia atau Jama’ah Minal Muslimin India. Yang menyatukan mereka adalah syahadat dan wilayah. Tak ada yang tak berhimpun ke dalamnya, kecuali orang-orang kafir.
Lalu bagaimana dengan himpunan yang diikat oleh loyalitas ideologis, pola pikir fanatis dan ketaatan fantastis ? Ah, sudahlah…
Kata-kata Bijak Diri Sendiri
201. Kata-kata Mutiara Beda Jamaah Beda Organisasi
Sobat… pecat-memecat dalam sebuah organisasi adalah hal biasa, karena sebuah organisasi memiliki AD/ART. Sebagaimana anda diterima dalam sebuah organisasi, maka andapun bisa dipecat darinya.
Ini bedanya dengan jama’ah. Kesertaan dalam jama’ah adalah otomatis, begitu syahadat terucap. Dan keluarnya pun otomatis ketika kemurtadan telah diikrarkan. Karena ribuan dosa besarpun takkan mengeluarkan anda dari jama’ah, kecuali anda memisahkan diri darinya.
Jadi, menurut saya bukan alasan pemecatan yang perlu dipertanyakan, tapi sebuah pertanyaan esensial: ini organisasi atau jamaah?
202. Kata-kata Mutiara Kultus itu Merusak
Sebuah pohon yang sangat monumental, karena dibawahnya pernah diikrarkan sebuah sumpah setia, dan diabadikan dalam AlQur’an, ditebang oleh Umar bin Khaththab ra karena belakangan mulai dikultuskan.
Khalid bin Walid ra adalah penglima perang dengan reputasi kemenangan yang gilang-gemilang, dan digelari “Pedang Allah” oleh Rasulullah SAW sendiri, diberhentikan oleh Umar ra agar tak ada kultus.
Ya, karena kultus itu sungguh merusak. Ia melahirkan lovers dan haters kelas lebay, melahirkan penyakit “asal dia” atau “asal bukan dia” secara gelap mata. Lalu orangpun memilih dan menolak nama, bukan kriteria. Dan kultus itu kini bernama KEKUASAAN.
203. Kata-kata Mutiara Vonis
Sobat, sungguh dapat saya mengerti dan maklumi bahwa orang akhirnya akan memilih pemimpin yang kompeten, amanah, adil dan mampu memberikan maslahat optimal, dari manapun asal golongan dan keyakinannya
Tapi, kontestasi belum dibuka, siapa akan lawan siapa belum ketahuan, pendekar-pendekar terbaik belum turun gunung, tapi anda kok sudah menjatuhkan pilihan ya ? Anda sebenarnya memilih orang atau kualitas sih ?
Yang bikin saya sedikit heran plus cemburu, pilihan telah anda jatuhkan pada kandidat tak sekeyakinan. Seakan vonis telah jatuh bahwa kandidat se-keyakinan mustahil lebih baik. Kok aqidah saya agak terluka ya…
204. Kata-kata Mutiara Ciri Pemimpin Sejati
“…Tapi yang kita saksikan kini adalah para penampil yang tak cukup nyali untuk berkata : “Ini aku dengan segenap iman, visi dan kompetensiku !!!”, sehingga mereka bersolek lewat citra agama. Padahal, Allah dan para bala tentaraNya ada di belakang Muttaqin kompeten yang tunduk pada sunnatullah keberhasilan.”
Memang seperti itu kenyataannya. Lemahnya iman, visi, dan kompetensi gampang menjadikan citra islam sebagai alat bersolek. Bagaimana punya nyali wong iman lemah. Keyakinan loyo. Bagaimana menatap masa depan wong visinya kabur. Myopi. Bagaimana punya kompetensi wong tidak ada lagi harga diri.
Bersolek lewat citra agama itu kalau diibaratkan seperti makanan yang dimasak dengan micin. Serba bumbu penyedap. Enak memang. Akumulasi bagi kesehatan sangat berbahaya. Itu sama dengan menabung kehancuran masa depan.
Meskipun makanannya kelas ndeso, murah, tapi dimasak dengan bahan alami dan mengandalkan sunnatullah potensi setiap unsur bahannya, itu makanan lebih menyehatkan.
Bersolek dengan citra islam itu disebabkan tidak percaya diri dengan kompetensi, visi, dan imannya sendiri. Persis orang tidak pintar masak lalu ambil jalan pintas memakai aneka bumbu masak.
205. Kata-kata Mutiara Sejarah Ummat Ini
Sejarah ummat ini adalah sejarah gilang-gemilang tentang seluruh kebaikan dan kemanfaatan. Catatan tinta emasnya di bidang kepemimpinan, penaklukan, peradaban, sains, arsitektur atau kedokteran mustahil dipungkiri.
Itu adalah buah dari berimannya mereka kepada sunnatullah dan kepada seluruh jalan untuk menggapai ridha Allah. Mereka berikhtiar tulus untuk kemuliaan agama, bukan memperalat kemuliaan agama untuk dunia mereka. Mereka selalu menjadi pemenang dengan cara yang paling jantan dalam sejarah…
Tapi yang kita saksikan kini adalah para penampil yang tak cukup nyali untuk berkata : “Ini aku dengan segenap iman, visi dan kompetensiku !!!”, sehingga mereka bersolek lewat citra agama. Padahal, Allah dan para bala tentaraNya ada di belakang Muttaqin kompeten yang tunduk pada sunnatullah keberhasilan.
206. Kata-kata Mutiara Menjadi Orang Tua dengan Bashirah
Dari serangkaian tausiyah Ust. Adriano Rusfi beberapa malam lalu, bagian inilah yang paling mengena di hati dan pikiran.
“Jika ditanyakan kepada saya “apa modal yang terbaik dalam parenting?”, maka saya akan mengatakan modal terbaik dalam parenting adalah cinta dan ketulusan.
Sebagai Ayahbunda dengan segala kelemahannya, maka kita pasti akan melakukan sejumlah kesalahan dalam mendidik anak-anak kita. Namun, cinta dan ketulusan akan mengoreksi segala kelemahan dan kesalahan tersebut. Sungguh, andai kita hanya mengandalkan kemampuan kita saja dalam mendidik anak-anak kita, tentulah anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang kacau dan durhaka.
Namun, Allah tak pernah tidur mengintervensi dan memperbaiki segala kelemahan dan kesalahan kita dalam mendidik anak-anak kita. Maka setiap malam sebelum tidur bermohonlah kepada Allah agar Ia mendidik anak-anak kita, serta mengoreksi segala kesalahan dan kelemahan kita
Bashirah dalam hal apapun lahir dari totalitas, dedikasi dan kepedulian yang tinggi terhadap segala hal yang akan kita tangani. Allah telah berjanji bahwa orang-orang yang total dan dedikatif dalam menangani segala hal, maka Allah akan menunjukkan banyak jalan baginya. Dan mereka mereka yang telah menjual dirinya kepada Allah, diantaranya melalui pendidikan bagi anak-anaknya, maka Allah akan menjadi penyantun baginya.
Bashirah Islamiyah itu bukan hanya menjadi hak prerogatif dari orang-orang yang memiliki tingkat keimanan tertentu saja, karena sesungguhnya Allah tidak pernah kikir memberikan ilham-ilhamNya kepada siapa saja. Bahkan ilham dari Allah Ia berikan terhadap orang kafir sekalipun. Makanya tak mengherankan jika kreasi iptek banyak Allah ilhamkan kepada orang-orang kafir.
Jadi jangan pernah merasa tak cukup bertaqwa untuk bertanya pada hati. Allah tidak se-selektif yang kita bayangkan. Kasih-sayangNya jauh melampaui angan-angan paling optimis kita.”
Demikian potongan dari tausiyahnya yang panjang.
Lalu, saya menemukan kutipan definisi bashirah di internet :
“… dalam buku-buku daftar istilah dan definisi, bashirah berarti: terbukanya mata hati, keluasan persepsi, kemampuan melihat hasil sejak awal, atau kemampuan mengukur hari-hari yang akan datang dan hari yang sedang dijalani.”
Ya Allah, semoga ini menjadi pengingat, pelecut, penyemangat. Semoga ini terus memantik diri saya semakin baik dari hari ke hari.
Cinta dan ketulusan akan melahirkan totalitas. Jika ternyata tidak total, cek kadar cintamu, cek kadar ketulusanmu. Cek kesediaanmu untuk TULUS mencintai.
Dan tak akan ada bashirah, jika tak ada totalitas. Maka totalitas adalah prasyarat jika ingin mendapat petunjukNya.
Totalitas, kesungguhan, dan kesediaan sepenuhnya untuk hadir dalam menjalani peran yang sedang Allah berikan, itulah yang akan mempertajam bashirah. Jika orang tua bersedia untuk total, maka Allah akan menganugerahkan kepekaan (serta intuisi) itu dalam perannya sebagai orang tua dari anak-anaknya, setiap harinya. Bahkan satu jam saja dalam hidup anak-anak adalah tabungan perasaan-karakter-harga diri di masa depannya kelak.
Dengan itulah semua tampak. Detil perkembangan anak-anak, perasaan mereka, relasi mereka satu sama lain, arah minat dan bakat masing-masing, arah perkembangan masing-masing, dan bagaimana sikap-intonasi-pendekatan yang paling pas untuk diberikan pada masing-masing anak dengan kadar yang pas, timing yang tepat, efek yang sesuai (efektif).
Hari-hari menjadi dapat diukur dan ditakar. Ke depan dan ke belakang. Subhanallaah, bukankah ini yang diharapkan semua orang tua, yaitu hari-hari yang dibangun dengan keyakinan yang tenang. Tentu saja ini mungkin, karena petunjuknya langsung dari Allah SWT. Bantuan koreksi pun langsung dari Allah SWT, untuk segala salah dan kurang dari khilafnya pengasuhan kita sebagai orangtua kepada anak.
Bagi kita, orang tua, inilah sebuah perjalanan panjang yang hanya bisa dijalani dengan berpegang teguh pada tali Allah SWT, dengan keyakinan penuh bahwa jalan amanah ini dapat dibawa sebagai bekal menuju jannahNya. Aamiin Ya Allah …
207. Kata-kata Mutiara Anak dan Bakat
ikhtiar apapun untuk memahami anak adalah sah dan cerdas. Namun, tak perlu terlalu dini. Sungguh, kehidupan adalah psikotes terbaik untuk memahami anak kita. Saran saya, ikhtiar psikodiagnostik atas bakat anak kita cukup kita lakukan paling cepat pada saat ia berusia 10 tahun.
Biarkan mereka berbuat dan terus berbuat, karena Allah berjanji : “Maka berbuatlah kalian, agar Allah, rasul dan orang-orang beriman melihat perbuatan kalian”. Lalu Allahpun mengeluarkan “diagnosis” tentang bakatnya.
Ajak anak mengenal Allah… lalu Allah akan menjadikannya mengenal dirinya… kemudian iapun memahami bakat-bakatnya.
208. Kata-kata Mutiara Satu Talenta atau Lebih?
Ayahbunda, kehidupan ini terlalu berat dan rumit jika hanya ditangani oleh satu talenta saja. Maka Allah siapkan beberapa talenta pada ananda agar dikembangkan untuk menyiasati kompleksitas hidup yang hadir ditikungan.
Jadi tak perlulah terlalu tergesa memahami dan mengarahkan bakat ananda. Terkadang, sedikit “buta” tentang bakat anak itu perlu, agar ia terus mencoba dan mencoba, lalu Allah bercerita padanya tentang bakat-bakatnya.
Percayalah, bahkan bakat ananda juga tersimpan di kelemahannya. Jangan heran jika dengan sedikit mereposisi kelemahan ananda, tiba-tiba kita sedang berhadapan dengan sebuah talenta raksasa yang luar biasa.
209. Kata-kata Mutiara Orang Tua Pakar Parenting Sejati
Bunda, andai anda punya sepuluh anak, sungguh Allah telah menginstall sepuluh ilmu dan hikmah parenting yang berbeda ke dalam fitrah anda. Koreklah ia bersama bening nurani
Kalianlah pakar parenting sejati itu, bukan penggiat dan pembicara parenting semacam saya. Saya hanya memiliki ilmu, namun modal utama mendidik buah hati adalah cinta dan ketulusan.
Jika yang saya sampaikan itu menenteramkan dan menambah pede anda, maka ambillah sebagai kebaikan. Jika tidak, tinggalkanlah. Karena kebaikan adalah apa-apa yang menenteramkan.
210. Kata-kata Mutiara Dan Ikan Pun Harus Belajar Hidup di Gurun Gersang
Kata Bermakna Cinta
211. Kata-kata Mutiara Atas Nama Cinta
Atas nama cinta dan masa depan ananda, betapa tergodanya ayahbunda dengan iklan-iklan nutrisi, gizi atau vitamin yang menawarkan janji-janji kesehatan dan kecerdasan. Anandapun mengkonsumsi ini-itu
Lalu lahirlah anak-anak over-nutrisi, protein, dan gizi. Anehnya, mereka tak diijinkan bekerja lebih banyak, berpikir lebih keras, dan memikul masalah lebih berat. Akhirnya, mereka baligh jauh lebih cepat dari waktunya.
Ayahbunda, saat anak-anak kita telah baligh, suka atau tidak suka mereka telah harus memikul beban-beban syari’ah (mukallaf). Ayahbunda, mereka terlalu muda untuk itu. Jadi, jauhilah asupan berlebihan itu.
212. Kata-kata Mutiara Sudah Muslim, Belum Mukmin
Menurut Nabi Saw, “Sesungguhnya amal itu tergantung dari niat”,
Karena niat itu dari dalam (inside out), maka tiada amal yang permanen karena hal hal dari luar (outside in) seperti pembiasaan (conditioning), reward n punishment, intervensi, terapi apalagi pemaksaan 😊🙏
Ayah Bunda yang baik,
Hadits di atas adalah hadits pertama dalam kumpulan hadits arbain (40 hadits) yang shahih karya Imam Nawawi. Kajian tentang Niat dalam pembahasan Islam menempati urutan pertama pada semua Kitab klasik.
Para ulama berkomentar betapa penting, panjang dan dalamnya pembahasan tentang Niat ini. Ust Fauzil Adhim, mengatakan bahwa bab paling berat dan panjang adalah perkara niat
Sepintas hadits di atas sederhana, namun jika direnungi mendalam, justru ini menyangkut bagian terpenting dari pembahasan tentang amal atau perbuatan.
Ini menjadi dasar dan bukti juga bagi penemuan sains modern tentang motivasi dan juga tidak baiknya penggunaan conditioning atau pembiasaan dalam pendidikan termasuk penggunaan reward n punishment.
Maka penting bagi orangtua untuk memperhatikan metode dalam mendidik untuk membangkitkan niat ini melalui gairah, keridhaan, kecintaan, keteladanan dll agar anak beramal permanen sepanjang hayatnya karena berangkat dari dalam (inside out).
Riset membuktikan bahwa jika anak berbuat karena pembiasaan, maka mereka akan berhenti berbuat jika ada kebiasaan lain yang lebih menarik. Anak yg beramal karena takut hukuman atau karena hadiah, akan berhenti beramal ketika hukuman atau hadiah tidak ada lagi.
Ustad Adriano Rusfifi mengatakan bahwa pembiasaan hanya menghasilkan perubahan di permukaan, tak akan meresap ke dalam. Pembiasaan akan melahirkan Muslim, namun bukan Mu’min :
“Katakanlah (wahai Muhammad) : “Kalian belum Mu’min tapi katakanlah “kami telah Muslim”, karena belum masuk iman itu ke dalam hati kalian” (QS AlHujurat : 14).
213. Kata-kata Mutiara Penyesalan Atas Kekeliruan dalam Mendidik
Setiap selesai sebuah sesi parenting, selalu saja ada orangtua yang menyesal atas pendidikan keliru yang pernah mereka lakukan. Lalu mereka bertanya tulus : “Bagaimana merecovery pendidikan yang terlanjur salah?”
Sebenarnya saya malu dengan pertanyaan ini. Sungguh, sayapun tak kurang-kurangnya berbuat keliru dalam mendidik buah hati. Lagipula, belum tentu yang saya sampaikan itu tepat untuk setiap ayahbunda.
Ayahbunda, jika anda keliru, obatilah dengan cinta, do’a dan kebaikan, karena kebaikan akan menutupi keburukan. Lalu, hidupkanlah fitrah ananda, karena fitrah adalah korektor otomatis atas setiap kesalahan.
214. Kata-kata Mutiara Jangan Terburu-buru
Di era karut-marut informasi seperti sekarang ini, fakta, opini dan citra telah bergabung menjadi satu. Kebenaran bercampur dengan dusta, sehingga informasi dari sahabat paling jujur dan tuluspun patut dicermati
Dalam situasi semacam ini, terburu-buru bereaksi dan merespons sebuah informasi, walau dengan niat baik dan ikhlas, sangat berpotensi menjebak kita pada permainan, tipu daya dan konspirasi di balik informasi.
Sudah saatnya kita BERAKSI, bukan BEREAKSI. Beraksi adalah ikhtiar sistematis untuk mewujudkan sebuah mimpi, semata-mata mengikuti garis rencana. Inilah jalan orang-orang yang mengikuti petunjuk.
215. Kata-kata Mutiara Mimpinya Nenek Moyang
Siang ini, seorang mahasiswa berkata gagah dihadapanku: “Aku ingin lepas dari bayang-bayang ayahku !”. Sebuah tekad yang patut diapresiasi, jika bayang-bayang yang dimaksud adalah fasilitas dan nama besar.
Tapi, nak, selamanya engkau adalah keturunan dari ayahbundamu. Sangat banyak yang ia wariskan pada jatidirimu : genetika, tradisi dan budaya. Engkau tak mungkin hapuskan jejak itu dari telapak tanganmu.
Jadi, bukanlah hal tabu jika engkau berbakti untuk melanjutkan asa yang belum selesai. Sungguh, aku melihat kebesaran bangsa Cina terletak pada kerelaan kaum mudanya untuk larut dalam mimpi moyangnya.
216. Kata-kata Mutiara The Innovator’s Dilemma
Clayton Christensen mengingatkan dalam “The Innovator’s Dilemma” tentang runtuhnya produk-produk “dewa” gara-gara dicintai dan difanatiki berlebihan oleh inovatornya sendiri. Nokia, Microsoft, Xerox, atau Blackberry adalah sejumlah saksi.
Sayangnya kita tak banyak belajar, sehingga masih saja mudah tersinggung saat gagasan kita diganggu “kemapanannya” oleh gagasan baru. Saat saya mengajak pembelajar agar tak terlalu digitalized, maka pemain digitalpun naik pitam. Saat saya mengajak untuk tak segera cari buku saat ada masalah, maka penggiat literasipun uring-uringan.
Marilah kita berkomitmen hanya pada perbaikan. Sungguh, dulu saya populerkan edutainment, tapi kini saya kritik dengan keras. Dulu saya larang ayahbunda berkata “jangan !” pada anak, tapi itu harus saya koreksi.
217. Kata-kata Mutiara Di Ujung Pena dan Jarimu Ada Ilmu Allah
Wahai para pembelajar, peganglah pena dan tekanlah keyboard. Teruslah mencatat dan menulis. Jangan terbiasa searching, mengcopy, merekam dan memotret bahan ajar, walau ku tahu ini era digital.
Percayalah, di ujung pena dan jarimu ada ilmu Allah. Karena Allah mengajarkan manusia lewat pena. Ya, ilmu yang belum pernah Allah ajarkan kepada siapapun sebelumnya. Sungguh, pada tetesan tinta ada orisinalitas.
“Dialah (Allah) yang mengajarkan (manusia) melalui pena. Yang mengarkan manusia apa-apa yang belum diketahuinya” (QS Al-‘Alaq : 4 – 5).
218. Kata-kata Mutiara Yuyun
Maka, para pemerkosa dan pembunuh Yuyun itupun divonis dengan hukuman ringan, dengan alasan yang sudah bisa ditebak: bahwa mereka masih anak-anak !!!
Tapi:
DAPATKAH MEREKA DISEBUT ANAK-ANAK JIKA TELAH MAMPU MELAKUKAN TINDAKAN SEKSUAL ???
Mereka memang belum aqil, namun sudah baligh. Inilah repotnya ketika aqil dan baligh tidak hadir bersamaan… Ampuni kami ya Allah…