Contoh CRITICAL RESPONSE Nilai A Bertajuk Filsafat Ilmu

 Filsafat Ilmu

Nama               : Zamhari, S.Kom. I/ 18202010007/ Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam  

CRITICAL RESPONSE

Selasa, 8 Oktober 2018

Buku               : Filsafat Ilmu

Bab                  : 4, 6, 7, 8 dan 10

Penulis             : Tim Dosen Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat UGM

Dosen              : Dr. Joko Wicoyo, M.Si

 

Bab 4

Buku bertajuk Filsafat Ilmu yang ditulis oleh tim dosen UGM merupakan buku yang membahas secara holistik bagaimana sejarah perkembangan ilmu. Melalui buku ini, Tim Penulis Filsafat UGM ingin menekankan secara implisit bahwa keilmuan yang berkembang bukan hanya jasa dari Dunia Barat, namun juga Dunia Timur yang sarat dengan sumbangsih keilmuan.

Melalui buku ini, lebih spesifik bab 4 menguraikan bahwa perkembangan ilmu yang saat ini kita nikmati merupakan buah karya yang tidak secara instan terjadi. Lebih dari itu, menurut buku ini, penulis mendeskripsikan secara detail bagaimana sebuah ilmu bisa dikatakan ilmu. Tim Penulis Filsafat UGM menekankan bahwa ilmu yang ada baik masa lalu atau hari ini diperoleh dengan kerja keras, proses melelahkan dan juga melewati berbagai trial eror.

Melalui buku ini, Tim Penulis Filsafat UGM berhasil mengklasifikasikan masa-masa perkembangan ilmu mulai dari Zaman Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM) sampai zaman modern. Melalui pemetaan yang apik ini, pembaca bisa lebih mudah mengetahui sekaligus melihat ciri-ciri setiap perkembangan ilmu yang ada.

Ada yang menarik dari zaman yang dibahas oleh Tim Penulis Filsafat UGM, meskipun di buku tersebut telah dijelaskan bahwa ada zaman keemasan baru yakni Zaman Renaissance yang ditandai dari munculnya kembali kebebasan berpikir yang terlepas dari dogma-dogma agama.

Bagi saya, hal tersebut sangat baik ditulis dalam buku tersebut, namun kesan pembaca menjadi minim pemahaman sebab di sana ada kesan adanya agama dalam ilmu pengetahuan cukup menghambat. Padahal, bila melihat dari ilmuan-ilmuan muslim terdahulu, mereka sangat terbantu dengan agama guna melahirkan temuan-temuan baru. Kiranya, tidak bisa digeneralisir sesuatu yang belum menjadi universal.

Bab 6

Di dalam bab 6 ini, Tim Penulis Filsafat UGM menjelaskan secara gamblang bagaimana sarana berpikir ilmiah menjadi salah satu pathokan untuk menjadi salah satu sarana atau alat untuk berpikir ilmiah. Dengan penjelasan di buku tersebut, pembaca bisa menjernihkan pikiran melalui definisi terlebih dahulu, sebab dengan adanya definisi, sebuah ilmu bisa teratur, dalam artian memiliki batasan-batasan tertentu sesuai makna yang diinginkan.

Tim Filsafat UGM juga mampu mengungkapkan bagaimana yang pembaca inginkan, sebagai contoh seperti halnya melalui penggolongan bahasa. Sayangnya, di buku tersebut belum dijelaskan bagaimana bahasa ilmiah terbentuk dan bagaimana bahasa ilmiah bisa berbeda-beda sesuai keilmuan yang berlaku.

Bab 7

Bab 7 yang membahas tentang metode ilmiah ini sangat memberikan pencerahan bagi para ilmuan. Melalui buku ini, pembaca bisa lebih mudah melakukan penelitian karena telah memahami metode yang digunakan.

Bab yang berisi 8 halaman initelah mencakup bagaimana seorang peneliti atau ilmuan bisa memposisikan diri sebagai langkah tindakan dari pikiran, membentuk pola kerja dan bagaimana proses memperoleh pengetahuan ilmiah.

Dengan metode ilmiah yang dijelaskan melalui buku ini, pembaca bisa menganalisis secara jelas apa tujuan dan batas-batas dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

Bab 8

Diawali dengan arti kebenaran, kemudian dilanjutkan dengan berbagai teori kebenaran meliputi Teori Kebenaran Korespodensi, Teori Kebenaran Koherensi, Teori Kebenaran Pragmatis, Teori Kebenaran Sintaksis, Teori Kebenaran Semantis, Teori Kebenaran Non- Deskripsi, Teori Kebenaran Logis yang Berlebihan, Tim Penulis Filsafat UGM sanggup menjelaskan apa makna kebenaran ilmiah, batasan dan apa yang seharusnya menjadi isi dari ilmu pengetahuan.

Bab ini secara komprehensif telah membimbing para pembaca agar ilmu yang dihasilkan bisa dipertanggung jawabkan secara ontologis, epistemologis dan aksiologisnya. Maksudnya, makna ilmu, proses pencarian ilmu hingga pengaplikasiannya merupakan satu kesatuan kebenaran yang tak terpisah.

Bab 9

Menelaah mengenai Ilmu, Teknologi dan Kebudayaan  pada bab 9 merupakan sesuatu yang kompleks. Maksudnya, ada jalinan yang rumit antara trilogi ilmu di atas. Baik ilmu, teknologi, maupun kebudayaan mempunyai wilayah yang kompleks yang hanya bisa diuraikan dengan bab masing-masing.

Di buku ini, pembaca bisa lebih menemukan kesederhanaan di dalam merangkai tiga hal di atas. Sebuah ilmu tentunya akan terus dinamis dengan munculnya teknologi, begitu pula dengan pembaharuan kebudayaan, semuanya menjadi dinamis tatkala teknologi mulai berkembang pesat.

Di dalam buku tersebut, Tim Penulis Filsafat UGM mencoba membuat sebuah master plan yang nantinya akan hadir sebuah integrasi-interelasi antar keilmuan yang meliputi ilmu pengetahuan, teknologi maupun kebudayaan.

Bab 10

Membaca buku samai akhir karya Tim Filsafat UGM merupakan sebuah hal yang perlu dilakukan jika ingin mengetahui secara sempurna apa yang hendak disampaikan mengenai filsafat ilmu.

Di bab terakhir, dijelaskan secara jelas bagaimana sebuah ilmu sebenarnya memiliki etika yang perlu dipertanggung jawabkan bagi ilmuan. Etika berkaitan dengan nilai, baik buruk, susila atau asusila dan semua hal terkait norma-norma yang berlaku. Di dalam buku ini, Penulis Tim Filsafat UGM sangat menekankan akan pentingnya sebuah kebermanfaatan ilmu. Jangan sampai ilmu yang telah dikembangkan menjadi boomerang bagi kehidupan masyarakat itu sendiri; salah satunya dengan dimanfaatkannya demi kepentingan ekonomi dan politik dari pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab.

Tim Penulis Filsafat UGM juga mengingatkan akan pentingnya kiblat Pancasila sebagai tujuan dari semua pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan berpegang pada Pancasila, ilmu pengetahuan diharapkan dapat memberikan manfaat yang diperlukan sesuai kebijaksanaan hidup.

Terakhir, buku ini sangat recommended bagi mahasiswa yang baru mempelajari ilmu filsafat maupun mahasiswa S2 yang ingin memperdalam ilmu filsafat. Dengan buku ini, pembaca akan menemukan banyak mutiara sehingga meskipun di dalam buku ini tidak diberikan contoh aksiologisnya, pembaca bisa mencari sendiri contoh-contoh mengenai sebuah etika ilmu.

 

Tinggalkan komentar