Cara Mengatasi Rasa Malas Dalam Islam

 Cara Mengatasi Malas Dalam Islam

Dari beberapa kesulitan dalam hidup, hal tersulit yang tidak bisa dihindari adalah rasa malas, musuh yang sulit ditaklukan adalah diri sendiri, dan hal yang tak bisa kembali adalah waktu. Bagaimana jika setiap hari diri kita dirundung rasa malas? Tidak bisa menaklukan diri dari rasa malas dan kemudian membuang waktu kita karena bermalas malasan?

Malas awalnya membuat kita begitu santai menjalani hidup, saking santainya membuat lupa dengan apa yang harus kita lakukan sehingga terus menumpuk menjadi pekerjaan yang tak pernah selesai. Mengerikan bukan, jika malas dipelihara seperti memelihara kuku yang semakin hari semakin panjang kemudian menjadi tajam dan dapat melukai muka kita atau bahkan badan kita. Mungkin terlalu berlebihan mengibaratkan seperti itu tapi malas bisa menjadi faktor utama mengapa kehidupan seseorang tidak maju. Loh kok bisa? Anda bisa merasakannya sendiri jika terus memupuk rasa malas dalam diri anda.

Rasa segan melakukan sesuatu akibat tidak suka mengakibatkan seseorang sulit untuk melangkah kira kira begitu pengertian malas dalam kamus besar bahasa indonesia. Malas sama dengan menunda, menunda mengakibatkan waktu kita yang berharga terbuang sia-sia. Ingat dalam sehari kita hanya memiliki 24 jam, 8 jam di pakai istirahat. Sisanya dipergunakan melakukan aktivitas bagi orang yang memanfaatkan waktunya dengan baik 24 jam. Ibarat uang, maka tidak salah ada pepatah “Time is money”. Banyak pribahasa lainnya tentang waktu karena waktu sangat berharga. Tidak ada kesempatan kedua, walau beberapa menit berlalu kita tidak bisa kembali. Hidup kita hanya sekali maka pergunakan waktu sebaik mungkin jangan memupuk rasa malas terlalu sering.      

WAKTU IBARAT PASIR

Cara Mengatasi Malas

“Dik, orang yang disiplin akan mempercantik dunia, sedangkan orang pemalas tidak dibutuhkan dunia” (khalifa bisma sanjaya, obat malas dosis tinggi : 37). Dari kutipan buku di atas bisa dilihat bahwa memupuk sifat malas dalam diri kita menjadikan kita tidak ada apa-apanya di paragraf sebelumnya di jelaskan waktu ibarat pasir. Ketika pasir diberikan kepada orang yang rajin pasir tersebut bisa dijadikan bahan bangunan yang kelak menjadi material yang sangat penting dalam membangun rumah. Ketika pasir diberikan kepada pemalas pasir tetap menjadi pasir. Hidup hanya sekali dan sangat singkat menjadi orang yang enggan melakukan sesuatu justru orang yang sangat merugi hidupnya.

Pada suatu pagi ada seseorang yang terperangkap oleh rasa malas yang dibuatnya sendiri, dia sulit membuka mata, merasa enggan beranjak dari tempat tidurnya, sempat terbangun kemudian tidur lagi seolah ada magnet yang menempel di tempat tidurnya, matahari semakin meninggi hingga jendela kamarnya sedikit terik pada hari-hari pertama dia menikmatinya, hari kedua dia meneruskan kebiasaannya, di hari-hari berikutnya dia bosan kemudian menyesal dan mengeluh “hidupku mengapa begini terus?”

Hidup harus berwarna, bermakna, dan memberi manfaat pertama untuk diri kita sendiri dan selanjutnya untuk orang lain. Mengapa untuk diri kita dulu? Merubah dunia tidak bisa otomatis, merubah diripun tidak otomatis tetapi jika diri kita otomatis berubah kita bisa merubah dunia kita dan dunia orang lain. Bukankah begitu? Maka gunakan waktu untuk merubah dirimu sendiri terlebih dahulu sedikit demi sedikit, tidak ada yang instan.

Tidak ada obat instan mengobati rasa malas dalam diri kita, tetapi waktu terus membantu kita agar dapat dinamis. Perbedaan orang malas dan orang yang disiplin dapat dibuktikan oleh waktu. Sekarang adalah pilihan anda apakah akan terus bermalas-malasan atau sedikit demi sedikit berubah. Perubahan yang sedikit demi sedikit tersebut tidak akan terlihat saat ini tetapi akan terlihat beberapa tahun yang akan datang. “Dalam tempo sekitar 15 tahun, ada manusia yang menggunakan waktu semaksimal mungkin sehingga dia menjadi profesor, dokter spesialis, penghafal Quran.

Melawan Rasa Malas

Namun di waktu yang sama ada manusia yang ‘sukses’ membuang waktunya dengan sia-sia sehingga umur bertambah, tetapi keilmuan nol” (khalifa bisma sanjaya, obat malas dosis tinggi : 38). Akan menjadi manusia yang seperti apakah anda di masa yang akan datang tergantung penggunaan waktu yang anda pergunakan saat ini. Maka dari itu mulai dari sekarang ketika malas menghampiri diri anda sebisa mungkin memaksakan untuk bergerak. Melakukan hal apapun yang anda suka agar tidak menjadi kebiasaan yang mengikis waktu berharga anda.

Apabila membagi waktu terlalu sulit, anda bisa memulai dengan introspeksi pada diri anda, poin pentingnya adalah tanyakan pada diri anda, “apa yang anda inginkan? Apa yang menjadi motivasi anda?” mulai dari dua hal itu, tumbuhkan motivasi dalam diri anda mengapa anda harus melakukan hal tersebut untuk hidup anda, namun ingat selalu berpikiran positif dalam setiap prosesnya, apabila muncul pikiran negatif perasaan malas tersebut bisa menghalangi anda kembali.

Waktu adalah uang, setiap waktu yang anda punya sangat berharga, anda bisa melakukan apapun jika mempunyai waktu yang luang, dengan catatan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Adapun sebuah hadist riwayat dari ahmad ath-abrani ad-daruqudni menyebutkan bahwa “Khoerunnnas anfaulinnas” yang berarti sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia. Jika rasa malas itu datang bangunkan diri anda dengan motivasi dari hadist tersebut. Belajar berbicara dengan diri anda sendiri agar rasa malas itu tidak sering datang dalam diri anda dan jangan lupa tetap berusaha.

PENTING USAHA KERAS

Mengatasi Malas dalam Islam

Merubah kebiasaan, melakukan hal yang baru, melawan rasa malas bukan hal yang mudah dalam pengerjaanya. Butuh niat dan kesungguhan yang sangat kuat. Lantas jangan sampai anda terus bersarang dalam rasa malas anda jika menemui kesulitan. Dalam setiap detik perjalanan kita menjalani kehidupan diperlukan usaha apabila ingin mencapai sesuatu. Karenanya ada perbedaan istilah antara nasib dan takdir. Nasib bisa di ubah tapi takdir sudah tuhan yang tentukan. Tapi takdir bisa berubah apabila kita berikhtiar dengan cara berserah diri pada tuhan pula.

Kembali lagi segala usaha yang telah kita lakukan semua hasil ada di tangan tuhan, tetapi jangan berkecil hati apabila keadaan belum memihak pada anda. Artinya anda sedang pada proses belajar memaknai arti usaha anda sendiri. barangkali tuhan sedang menguji dan menyiapkan yang terbaik pada waktu yang tepat.

Apabila setiap harapan yang kita minta pada tuhan terkabul semuanya, itu mungkin membuat kita malas untuk meminta pada-Nya lagi. Tidak ada satu kehidupan yang sempurna pada setiap manusia. Ketika anda merasa susah dalam berusaha lihat lah kebawah ada yang lebih susah dari anda, maka dari itu rasa syukur perlu kita terapkan pada hati agar segala harap dalam usaha tidak menjadi kecewa pada akhirnya.

Sepetik hikmah yang terdapat dalam Al Qur’an berbunyi “ Dan, kamu menyangka kepada allah dengan bermacam macam prasangka di situlah diuji orang orang mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat.” (QS.Al Ahzab:10 11)

Setiap ujian yang diberikan tuhan kepada anda, merupakan bentuk dari prasangka anda. Cukuplah tuhan sebaik baiknya tempat bersandar ketika anda merasakan goncangan yang amat sangat dalam hidup. Tuhan ingin anda berusaha untuk mendekatkan diri pada Nya. Berusahalah dengan prasangka yang baik, jangan membanding bandingkan hasil usaha anda dengan yang lainnya, karena membandingkan membuat anda semakin tidak dapat bersyukur. Sekali lagi lihatlah ke bawah.

Cara Mengatasi Rasa Malas Dalam Islam

Jika melihat ke bawah tidak membuat anda tersentak, maka lihatlah semut yang tidak kenal lelah. Semut adalah mahluk ciptaan tuhan yang lain yang tentunya berbeda dengan manusia, tetapi semut di anugerahi kecerdasan dan sikap tak kenal lelah dalam berusaha. Semut memikul beban yang berat yang tak sebanding dengan masa tubuhnya, saling bergotong royong dalam melakukan sesuatu.

Sebuah kisah dari nabi sulaiman telah membuktikan kecerdasan semut sehingga nama semut atau dalam bahasa arab “Anhl” menjadi salah satu surat dalam al Qur’an. Disebutkan saat nabi sulaiman akan melewati sarang semut tersebut salahsatu semut berseru untuk menjauh karena akan ada manusia yang lewat. Nabi sulaiman yang di anugrahi mukjizat bisa mendengar dan berkomunikasi dengan hewanpun mendengar seruan tersebut dan memberi perintah agar tak melewati jalur tersebut.

Kecerdasan dalam berusaha perlu kita punya karena jika kita menjalani hidup dengan cerdas rintangan dan kesusahan yang ada di depan mata kita bukan sebuah akhir melainkan sebuah kesempatan yang sangat menguntungkan bagi kehidupan kedepannya. Selain kecerdasan dan selalu bekerja keras. Pelajaran lain yang dapat kita ambil dari bangsa semut adalah adanya budaya saling menolong. Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Apabila anda sulit untuk berusaha sendiri anda bisa mengajak orang terdekat anda untuk membantu anda atau saling membantu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Manusia sudah diberi kelebihan akal, sebagai mahluk yang diciptakan sempurna, tidakkah kita harus berusaha semaksimal mungkin menjadikan diri kita manusia. Jangan berputus asa karena rahmat tuhan itu dekat dengan kita.

Allah SWT berfirman :

“Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan allah itu amat dekat” (QS. Al Baqoroh: 214)

Usaha yang kita lakukan tidak pernah berkhianat, jika tidak sesuai harapan kita pasti sesuai dengan keperluan kita.

Tirulah bangsa semut yang tak kenal lelah dalam berusaha, ambil setiap hikmah dari setiap proses yang dijalani. Jangan sering berkeluh kesah semoga tuhan selalu menunjukkan jalan yang terbaik dengan segala ujian yang mudah untuk di jalani. Jangan lupa berusaha, jauhi rasa malas, dan hidup bahagia. ��� �|

Tinggalkan komentar