Tata Cara Aqiqah yang Benar dalam Islam

Aqiqah adalah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas adanya kelahiran seorang anak dengan melakukan penyembelihan kambing. Pelaksanaan ini tidk lepas dari adanya tata cara aqiqah yang wajib diketahui dan dilakukan selama acara berlangsung.

Pelaksanaan Aqiqah

Pelaksanaan aqiqah harus mengacu pada panduan islam yang tepat. Yaitu berdasarkan yang di contohkan oleh Rasulullah sesuai sunnah nya. Ini bisa di lihat dari adnaya hadits shahih agar terhindari dari bid’ah.

Hadist Riwayat Abu Daud

أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَمْرَهُمْ أَنْ يُعَقَّ عَنْ اَلْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ, وَعَنْ اَلْجَارِيَةِ شَاةٌ

“Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan mereka agar beraqiqah dua ekor kambing yang sepadan (umur dan besarnya) untuk bayi laki-laki dan seekor kambing untuk bayi perempuan.”

Untuk persyaratannya yang harus diperhatikan yaitu mengenai jumlah kambing untukndisembelih nanti. Antara anak laki-laki dan perempuan memiliki ketentuan yang berbeda-beda. Untuk laki-laki 2 ekor sedangkan perempuan 1 ekor kambing.

tata cara aqiqah harus diperhatikan dengan baik karena ini menjadi sebuah keharusan yang dilakukan setiap muslim. Dalam islam, aqiqah sudah termasuk dalam sunnah muakkad berdasarkan Jumhur para Ulama.

Jangan sampai aqiqah hanya sebatas ikut-ikutan saja bahkan dijadikan budaya tanpa ada landasan ilmunya. Karena itu hanya akannmengurangi nilai ibadah dari pelaksanaanya. Dan tidak ada hikmah yang bisa di ambil akibat kurangnya pemahaman yang tepat.

Hukum Aqiqah Berdasarkan Tata Cara Aqiqah yang Tepat

Berbagai pendapat mengenai Hukum aqiqah dalam Islam di lihat dari pemikiran para ulama. Ada yang mewajibkan, sunnah muakkad serta sunnah. Ini bisa di tentukan dari pendapat sebagian besar para ulama dan juga kondisi orang tua saat melahirkan seorang anak.

Agar lebih jelasnya lagi, berikut tata cara aqiqah yang tepat dalam Islam jika di lihat dari hukumnya :

– Pendapat antara sunnah dan wajib

Jumruh ulama berpendapat mengenai sunnah dan wajib dari pelaksanaan aqiqah. Sebagian ada yang mengarahnpada sunnah namun ada yang mewajibkan karena berkaitan dengan penyembelihan yang menjadi bagian acara penting.

Jika orang tua memiliki kemampuan melaksanakan aqiqah baik dari segi materi maupun kondisi maka harus dilakukan pada saat hari ke 7 dari kelahiran.

– Dilihat dari hadist shohih

Jika di lihat dari hadist-nya pada Jumruh Ulama maka hukum aqiqah ini mengarah pada sunnah muakkad. Dan ada Ulama yang memberikan pandangan bahwa aqiqah ini senahai penebus yaitu melepaskan kekangan jin yang bersama bayi sewaktu lahir.

– Sabda Rasulullah sebagai sunnah yang harus di tunaikan untuk anak

Berdasarkan sabda Rasullulah, aqiqah merupakan butiran sunnah. Pelaksanaannya sudah banyak dilakukan oleh seluruh umat muslim. Sehingga tidak akan berubah seiring bergantinya waktu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 “Semua bayi tergadaikan dengan aqiqah-nya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama, dan dicukur rambutnya.” [Shahih, HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lainnya].

“Bersama anak laki-laki ada aqiqah, maka tumpahkanlah (penebus) darinya darah (sembelihan) dan bersihkan darinya kotoran (cukur rambutnya)”. (HR. Ahmad, Al-Bukhori dan Ashhabus sunan).

“Barang siapa di antara kalian yang ingin menyembelihkan bagi anaknya, maka silahkan lakukan”. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasai dengan sanad yang hasan).

– Hukum yang di wajibkan

Bagian sebagian umat muslim, melaksanakan aqiqah adalah sebuah kewajiban. Karena ini merupakan bentuk rasa syukur kelahiran seorang anak. Juga dapat berbagi kebahagiaan dengan saidara maupun tetangga.

Apalagi jika terbilang cukup dan mamou dalam hal finansial. Tentunya aqiqah tidak boleh terlewatkan dengan niat karena Allah SWT. Sehingga lebih di utamakan dalam menyelenggarakannya.

Dari berbagai pendapat ulama, maka hukum aqiqah lebih utama merupakan bagian dari sunnah muakkad. Ini berdasarkan pada Jumruh Ulama yaitu sebagian besar pendapat yang diberikan pada pelaksanaan aqiqah.

Tata Cara Aqiqah Dilihat dari Waktu Pelaksanaannya

Pelaksanaan aqiqah dilakukan pada hari ke tujuh berdasarkan sunnah-nya. Hal ini berdasarkan dari sabda Rasullulah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Rasulullah bersabda:

“Setiap anak itu tergadai dengan hewan aqiqahnya, disembelih darinya pada hari ke tujuh, dia dicukur dan diberi nama”. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan, dan dinyatakan shohih oleh At-tirmidzi).

Jika ternyata aqiqah tidak bisa dilakukan pada hari ke 7 sejak kelahirannya karena ada berbagai halangan seperti masalah persiapan, ekonomi maupun kondisi orang tua maka bisa dilakukan di hari ks empat belas atau ke dua puluh satu.

Dari abdullah bin Buraidah dari ayahnya dari Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

 “ Hewan aqiqah itu disembelih pada hari ke tujuh, ke empat belas, dan dua puluh satu”. (hadits hasan riwayat Al-Baihaqi).

Tetapi jika ternyata pada hari ke dua puluh satu masih belum bisa untuk melaksanakannya, maka bisa menunggu sampai suda mampu. Karena waktu-waktu tersebut masuk ke dalam sunnah dan tidak wajib.

Tata Cara Aqiqah Jika Dilakukan Saat Dewasa?

Sebenarnya aqiqah merupakan tanggungjawab yangndiberikan untuk orang tua. Namun terkadang ada ketidakmampuan ornag tua untuk melaksanakannya. Sehingga sampai dewasanya, anak tidak melaksanakan aqiqah.

Hal ini tentu jangannsa,pai dijadikan beban besar bagi orang tua. Karena saat anak dewasa bisa melakukan penyembelihan hewan aqiqah untuk dirinya. Melakukan tasyakuran aqiqah karena sudah berada dalam kondisi mampu untuk melaksanakannya.

Syaikh Shalih Al-Fauzan berkata:

“Dan ia tidak diaqiqahi oleh ayahnya, lalu kemudia dia mengaqiqahi dirinya sendiri, maka hal tidak masalah menurut saya, wallahu a’lam”.

Do’a Aqiqah Berdasarkan Tata Cara Aqiqah yang Tepat Dalam Islam

Dalam tata cata aqiqah diharuskan membaca doa yang disyari’atkan ketika proses penyembelihan hewan qurban. Terdapat tuntunan yang benar saat membaca Bismisllah, Takbir lalu menyebutkan nama anak yang akan di aqiqahkan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Al-Baihaqi, disebutkan:

“Bahwa sanya Rasulullah Shallallahu ‘alihi wasallam mengaqiqah Al-Hasan dan Al-Husain dengan dua ekor kambing pada hari ke tujuh, dan diperintahkan agar rambut kepalanya dicukur. Lalu beliau berkata sembelihlah atas namanya, ucapkan ‘Bismillah wallahu akbar. Allahumma laka wa ilaik. Hadzihi aqiqatu fulan’. (Dengan nama Allah, Allah yang maha besar. Ya Allah, ini milikMu dan untukMu. Ini adalah aqiqah untuk si fulan”.

Niat Menjalankan Aqiqah

Setiap amalan ibadah termasuk aqiqah ini harus dimulai dengan niat yang baik. Setelah itu penuhi semua syarat dan rukun yang telah ditetapkan. Dengan niat baik ini membuat acara menjadi lebih berkah.

Berikut contoh niat ketika menjalankan aqiqah :

أَللَّهُمَّ هَذِهِ عَقِيْقَةُ …..بْنِ/بِنْتِ فَتَقَبَّلْهَا

Alloohumma haadzihii ‘aqiiqotu……bin/binti….fataqob-balhaa

Artinya :

“Ya Allah, ini merupakan aqiqah dari …bin/binti… terima lah ya Allah.”

Kemudian ketika akan melakukan penyembelihan hewan, sebaiknya membaca doa aqiqah berikut ini :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللّهُم‍َّ رَبِّىْ, هَذِهِ عَقِيْقَةُ … بِنْ…. دَمُهَا بِدَمِهِ وَلَحْمُهَا بِلَحْمِهِ وَعَظْمُهَا بِعَظْمِهِ وَجِلْدُهَا بِجِلْدِهِ وَشَعْرُهَا بِشَعْرِهِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا فِدَاءً لِ…بن….مِنَ النَّارِ

Artinya :

” Ya Allah, wahai Tuhan kami, hewan ini adalah aqiqah bagi…..(sebaiknya disebutkan nama putra yang diaqiqahi), dimana darah dari hewan aqiqah ini untuk menebus darah dari sang anak. Daging dari hewan aqiqah ini untuk menebus daging sang anak. Tulang hewan ini untuk menebus tulang dari sang anak, kulit hewan untuk menebus kulit anak, Dan juga bulu dari hewan ini adalah untuk menebus rambut dari sang anak. Ya Allah, semoga engkau jadikan aqiqah ini menjadi tebusan bagi… bin… (sebutkan namanya) agar terhindar dari neraka.”

Adapun doa ketika proses pelaksanaan walimatul aqiqah

بِسْمِ اللهِ الرّحمنِ الرّحِيمِ, وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيّدِناَ محمّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ, اَللّهُمَّ اُعِيْذُهُ بِالْوَاحِدِ الصَّمَدِ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ حَسَـدٍ. اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْـطَانِ الرَّجِيْمِ. اَللّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا اْلوَلَدَ وَلَدًا صَالِحًا. اَللّهُـمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ السَّـلاَمَةَ فِى الدُّنْياَ وَالدِّيْنِ وَنَسْأَلُكَ الزِّيَادَةَ وَالْبَرَكَةَ فِى اْلعِلْـمِ وَارْزُقِ الْمَرْزُوْقِيْنَ. اِلَهِى اِنَّكَ قَدْ عَلَّمْتَ اَدَمَ اْلاَسْمَاءَ كُلَّهَا وَقَدْ اَمَرَنَا نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِحْسـَانِهَا فَهَا نَحْنُ نُسَمَّى هَذَا الْوَلَدَ بِاسْمِ يُنَاسِبُ اَهْلَ الْبَيْتِ… اِلَهِى اَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ وَعَلىَ دِيْنِ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مِلَّةِ اَبِيْنَا اِبْرَاهِيْـمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اَللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ لِسَاناًذَاكِرًا وَقَلْبًا شَاكِرًا وَبَدَنًاصَابِرًا وَزَوْجَةً تُعِيْنُنَا فِى الدُّيْنَا وَاْلآخِرَةِ. وَنَعُوْذُبِكَ يَا رَبَّنَا مِنْ وَلَدٍ يَكُوْنُ عَلَيْناَ سَيِّدًا وَمِنِ امْرَاَةِ تُشَيِّبُنَا قَبْلَ وَقْتِ الْمَشِيْبِ وَمِنْ مَالٍ يَكُوْنَ عَذَابًا لَّنَا وَوَبَالاً عَلَيْنَا وَمِنْ جَارٍ اِنْ رَّآى مِنَّا حَسَنَةً كَتَمَهَا وَاِنْ رَّآى مِنَّا سَيِّئَةً اَفْشَاهًا. اَللّهُـمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا عَقِيْقَتَنَا رَبَّناَ, بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحمَ الرَّاحِمِـيْنَ. واَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمـِيْنَ.

Artinya :

Semoga salam dan juga rahmat selalu tercurahkan kepada junjungan kita semua Nabi besar Muhammad SAW. Teriring juga kepada seluruh keluarga beserta sahabatnya.

Ya Allah, hamba mohon perlindungan bagi anak ini hanya kepada-Mu sebagai tempat hamba meminta dan bergantung dari berbagai macam kejahatan setiap orang yang dengki.

Hamba mohon perlindungan-Mu ya Allah supaya ibu anak-anakku beserta keturunannya dapat terhindar dari syaitan yang terkutuk.

Ya, Allah semoga engkau selalu menjadikan anak ini seorang anak yang saleh. Ya Allah berikan penambahan serta keberkahan ilmu serta melimpahkan rizki pada orang-orang yang berkah.

Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau yang sudah mengajarkan semua nama-nama pada Nabi Adam. Dan sungguh, Nabi Muhammad SAW juga sudah memerintahkan kami agar memberikan nama pada anak ini dengan nama yang pantas di negeri ini…. (sebutkan nama anak).

Wahai Tuhan kami, kami atas kesucian Islam, di atas keikhlasan dan juga di atas agama Nabi Muhammad SAW. Dan di atas agama bapak kami Ibrahim, dimana dirinya adalah orang yang benar dan juga taat pada ajaran. Tidaklah Ibrahim termasuk oran yang mempersekutukan Allah.

Ya Allah, sungguh kami mohon pada-Mu supaya lisan kami selalu berdzikir, hati kami selalu bersyukur, badan kami bersabar, dan memohon supaya istri dapat menolong kami di dalam urusan dunia dan juga urusan akhirat.

Dan kami juga berlindung kepada-Mu, wahai Tuhan kami, dari anak yang telah diberikan kepada kami sebagai tuan. Berlindung dari istri yang menyebabkan tumbuh uban sebelum usia layak untuk beruban, juga dari harta yang dapat menyiksa dan menjadi bencana bagi kami.

Lindungi kami dari tetangga yang jika melihat kebaikan kami, maka ia menyimpan dan jika ia melihat keburukan kami maka ia menyebarkan keburukan.

Ya Allah, terimalah aqiqah kami, Dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang paling penyayang diantara para penyayang. Dan dengan segala puji hanya untuk Allah. Tuhan Semesta Alam.

Tata Cara Aqiqah Mengenai Syarat Kambing Aqiqah yang Harus Diperhatikan

Kemudian yang harus diperhatikan selama proses pelaksanaan aqiqah yaitu hewan yang akan di sembelih. Ini merupakan bagian dari tata cara aqiqah yang wajib diketahui setiap muslim yang akan melakukan syukuran ini.

Untuk syarat kambing aqiqah sebenarnya tidak berbeda jauh dengan hewan yang di sembelih pada saat qurban baik dari segi usia maupun kriterianya.

Imam Malik berkata:

“Aqiqah itu seperti layaknya nusuk (sembelihan denda larangan haji) dan udhhiyah (qurban), tidak diperbolehkan dalam hal ini hewan yang sakit, kurus, picak, dan patah tulang”.

Imam Asy-Syafi’i berkata:

“Dan cacat pada hewan untuk aqiqah harus dihindari sebagaimana yang tidak diperbolehkan dalam halam hewan qurban”.

Ibnu Abdul Barr berkata:

“Para ulama telah ijma’ bahwa pada hewan aqiqah ini tidak diperbolehkan hal-hal atau apa-apa yang tidak diperbolehkan dalam udhhiyah, harus dari Al-Azwaj Ats-Tsamaniyyah, yaitu domba, kambing, sapi, dan onta, kecuali pendapat yang ganjil yang tidak dianggap”.

Ketentuan Hewan Aqiqah yang harus di perhatikan di sini yaitu berkaitan dengan jenis kelamin anak. Karena anak laki-laki dan perempuan memiliki ketentuan yang berbeda.

– Aqiqah Anak Laki laki

Untuk penyembeluhan hewan pada anak laki-laki disunnahkan dengan memilih 2 ekor kambing. Tetapi jika tidak sanggup, bisa menjadi 1 ekor kambing dan itu pun tetap sah dalam proses aqiqahnya.

– Aqiqah Anak Perempuan

Kemudian untuk anak perempuan hanya dengan memilih q ekor kambing saja untuk penyembeluhan hewan aqiqah. Dan telah memenuhi syarat sebagai hewan yang digunakan dalam aqiqah tersebut.

Pembagian Daging Aqiqah bagian dari Tata Cara Aqiqah yang Harus Diperhatikan

Setelah proses penyembelihan selesai, tata cara aqiqah selanjutnya yang tidak boleh terlewatkan yaitu pada proses pembagiannya. Agar orang-orang dapat menikmati keberkahan dari daging hasil penyembelihan.

Untuk pembagian daging aqiqah tidak jauh berbeda dengan pembagian hewan qurban. Hasilnya boleh dimakan oleh keluarga dan sebagian lagi diberikan kepada tetangga dan fakir miskin. Dan jika pihak kelurga tidak memakannya tetapi ingin memberikan pada orang lain sepenuhnya juga tidak menjadi masalah.

Syaikh Utsaimin berkata:

 “Dan tidak apa-apa dia mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan tetanggannya untuk menyantap makanan daging aqiqah yang sudah matang”.

Pendapat menurut Syaikh Jibrin yaitu sunnahnya untuk membagikan sepertiga untuk dirinya, orang lain dan sedekah untuk kaum muslimin. Sedangkan Syaikh bin Baz memberikan kebebasan dalam proses pembagian dagingnya.

Daging aqiqah yang akan di bagikan sunnahnya harus dalam keadaan sudah matang atau dimasak terlebih dahulu. Inilah yang membedakan dengan pembagian pada hewan qurbannyang diberikan dalam keadaan mentah.

Itulah berbagai tata cara aqiqah yang wajib diperhatikan saat proses pelaksanaannya. Karena sebagai bagian dari sunnah muakkad, proses aqiqah harus sesuai dengan tuntunan syariat yang telah dicontohkan Rasulullah.

Bagi Anda di Cilacap yang sedang mempersiapkan aqiqah buah hati, mempercayakan semua kebutuhannya kepada AQIQAH CILACAP yang akan menyelesaikan semua permintaan seperti keinginkan Anda. Segera dapatkan infonya dan acara akan berlangsung dengan sempurna.

Tinggalkan komentar