Sinopsis Novel Hujan Tere Liye Terbaik

“Apa yang hendak kamu lupakan, Lail?”

“Aku ingin melupakan hujan,”

(Novel Hujan, Halaman 9)

Ada yang berbeda dari Novel Hujan karangan Tere Liye yang terbit pada awal tahun 2016 ini. Para penggemar Tere Liye harus bersiap kecewa dengan bahagia karena tema yang digarap Tere Liye mungkin sedikit nyentrik. Maka ijinkan saya sedikit berbagi sinopsis novel Hujan Tere Liye yang belakangan cukup laris di pasaran ini.

Tertarik membuat resensi novel? Yuk ikuti panduan cara membuat Contoh Resensi Novel

sinopsis novel hujan tere liye
Setumpuk Cerita

Sinopsis Novel Hujan Tere Liye; Sejauh Imajinasi Pengarang

Kali ini Tere Liye mencoba menyuguhkan suasana futuristik dengan mengambil latar dunia pada tahun 2042-2050. Masa depan bumi di mata Tere Liye begitu dekat dengan kerusakan-kerusakan lingkungan. Meskipun, beberapa adegan dalam novel ini kadang mengantarkan ingatan kita pada film-film Holywood yang gemar mengeksplorasi kecanggihan teknologi dan masa depan.

Diawali dengan kedatangan Lail di ruang operasi yang penuh peralatan modern. Lail meminta Elijah, seorang fasilitator kesehatan untuk membantunya menghapus sebagian memori otaknya yang berkait dengan hujan. Padahal hujan, pada awalnya, selalu menghadirkan kenangan-kenangan yang indah bagi Lail.

Namun hujan nyatanya tak selalu indah, Lail merasa hujan justru mengantarnya pada ingatan-ingatan yang menyakitkan. Lail ingin menghapus ingatan tentang sosok Esok. Seorang lelaki yang bagi Lail berkait dengan hujan, sekaligus lelaki yang dulu pernah mengubah takdir Lail.

Esok, bisa jadi merupakan satu-satunya sosok laki-laki yang menjadi tumpuan harapan Lail. Sebelumnya Ayah Lail telah tewas dalam bencana besar yang meluluh lantakkan hampir seluruh penjuru bumi. Tsunami besar melenyapkan Ayah Lail dan menjadikan Lail kecil yatim piatu.

Peristiwa gempa bumi dahsyat hampir saja merenggut nyawa Lail, jika lelaki kecil berusia lima belas tahun itu tak sigap menyelamatkannya. Di momen itu Lail harus kehilangan ibunya, tetapi Lail bahagia berkawan dengan Esok dan menjalani hari-harinya di tenda pengungsian. Perasaan cinta pun tak kuasa mekar di dada Lail, namun lagi-lagi Lail harus diuji dengan perpisahan.

Menjelang dewasa Lail berpisah dengan Esok. Lail menjalani hidup barunya di sebuah panti asuhan yang mempertemukannya dengan Maryam –yang kelak menjadi sahabat baik. Sedangkan Esok, yang belakangan memiliki kecerdasan luar biasa, diasuh oleh seorang walikota dan disekolahkan ke luar negeri hingga menjadi seorang ilmuwan hebat.

Kehadiran anak perempuan walikota yang cantik di dalam rumah walikota itu mau tak mau sedikit mengusik perasaan Lail. Lail sangat jarang bertemu dengan Esok, sedangkan anak walikota itu setiap hari selalu bersama Esok. Seiring berjalannya waktu, tumbuh juga perasaan cinta di hati anak walikota itu pada Esok.

Ketika bumi berada di titik nadirnya, Esok bersama ilmuwan luar negeri menciptakan pesawat ulang-alik yang bisa menyelamatkan penduduk bumi dari bahaya kehancuran.  Namun kenyataannya tidak semua penduduk bisa ditampung. Maka diadakan undian untuk menentukan siapa saja yang akan masuk ke dalam kapal ulang-alik.

Satu undian tiket yang diharapkan oleh banyak orang itu ternyata kembali didapatkan Esok. Kini ada dua tiket di tangan Esok, dia bisa menyelamatkan seorang lagi. Digelayuti perasaan penuh bimbang, Esok terus menimbang-nimbang, siapakah orang yang akan dibawanya ke pesawat; Lail atau anak walikota itu?

Sinopsis Hujan Tere Liye; Perpaduan Energi Cerita yang Memikat

Setting tempat yang tak terbayangkan di masa depan, dipadu dengan isu-isu krisis lingkungan. Novel ini begitu renyah dengan hentakan cerita yang naik-turun. Terkadang pembaca dibawa untuk bersiap kecewa, namun Tere Liye pintar membelokkannya ke sisi-sisi yang tak terduga.

Tere Liye tak perlu menggunakan gaya berbahasa yang mendakik-dakik untuk mengungkapkan pesan ceritanya. Kalaupun ada, kata-kata filosofis yang biasanya berat itu tak terlalu melangit. Tere Liye konsisiten menjaga kesederhanaan bercerita, sekaligus menunjukkan kepiawaiannya dalam bercengkrama dengan kata-kata.

Novel ini layak bagi Anda yang merindukan kisah-kisah roman ala Tere Liye. Kisah roman yang sederhana namun menggigit karena dikemas dengan penuh liku-liku di sana-sini. Tidak salah jika gaya bercerita Tere Liye kadang memberi kesan bahwa dia punya tujuan-tujuan edukatif  yang tersembunyi.

Banyak kandungan pesan yang coba ditaburkan Tere Liye baik secara tersurat maupun tersirat. Upaya Tere Liye dalam menghadirkan nilai-nilai itu −meski kadang sedikit kentara menggurui− namun kecerdikannya begitu halus. Sinopsis novel Hujan Tere Liye ini pun, saya pikir bukan satu-satunya ulasan yang −agaknya− kesulitan mendeskripsikan kelihaian bercerita si pengarang.

Secara tidak langsung, nampaknya Tere Liye berupaya menanamkan nilai-nilai perjuangan, kerja keras, dan bagaimana kita bisa merawat persahabatan. Di beberapa nuansa, ada juga pesan untuk ikhlas; mengikhlaskan yang seharusnya diikhlaskan, juga tentang cinta yang sejati. Terlepas dari keragaman cara pAndang akan kandungan nilai-nilai yang bersifat subyektif dan relatif.

Hujan sebagai kata kunci yang tadinya diduga akan mendominasi cerita, ternyata tidak. Tere Liye nyatanya tak banyak bercerita perihal hujan. Selain karena hujan adalah yang tadinya punya kesan tersendiri bagi Lail, hujan hanya pemicu konflik batin yang melatarbelakangi banyaknya rangkaian cerita.

Tidak mudah bagi seorang pencerita menyuguhkan ornamen-ornamen masa depan yang imajinatif. Apalagi ditambahi dengan situasi politik dalam bungkus KTT Perubahan Iklim Dunia yang semrawut. Mencampurkan dua keadaan itu, sangat riskan dipengaruhi penceritaan yang sering ditampilkan para sineas film Holywood.

Tema sains fiction, yang banyak para penulis sinopsis novel Hujan Tere Liye curigai, mungkin tersebab banyaknya ornamen teknologi dan medernitas. Namun sejauh pengamatan dan pembacaan, kadar sains fictionnya tak begitu kentara. Justru kisah kemanusiaan dan kritik lingkungan yang nampaknya ingin ditonjolkan.

Terkesan serius dan penuh ketegangan. Tere Liye nampak berusaha keras menjalani cara-cara bercerita yang lain. Meski dampaknya, tak seperti novel-novel lainnya yang “lebih gampang” dicerna alurnya, terkadang keseriusan itu memang sedikit mengganggu.

Tapi bagi para penggemar sejati Tere Liye, meski “keanehan”, atau tepatnya “kebaruan” itu begitu mudah dirasakan. Namun bagi Anda yang jarang membaca karya  Tere Liye, dan langsung membaca novel Hujan Tere Liye, kemungkinan besar akan terpesona seketika.

Keanehan tidak saja terasa pada cara Tere Liye menentukan tema. Pada format bukunya pun sama saja. Kita akan tercengang dan sedikit menggaruk-garuk kepala karena novel ini sengaja tak menyediakan ruang untuk daftar isinya.

Alhasil bagi yang masih tak percaya, mungkin akan mengira buku itu salah cetak atau apa. Namun itulah nuansa baru yang coba dihadirkan guna memanjakan pembaca. Sebuah bukti bahwa dalam proses berkarya Tere Liye selalu bekerja keras mencari inovasi-inovasi.

Fisik novel yang stAndar, tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis cukup nyaman dibawa. Anda bisa menikmati cerita setebal 320 halaman itu dalam balutan suasana gerimis hujan. Jadi, setelah membaca sinopsis novel Hujan Tere Liye ini, apakah Anda mulai tertarik mendapatkan novelnya?

 

Tinggalkan komentar