Selamat Hari Guru Nasional, Kami Muridmu Selalu Bersamamu

Selamat Hari Guru Nasional, Kami Muridmu Selalu Bersamamu

Selamat Hari Guru Nasional, Kami Muridmu Selalu Bersamamu (Gambar: Kemdikbud-Creator)

25 November setiap tahun diperingati sebagai hari guru nasional. Namun di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, kita merayakan hari guru dengan sangat berbeda. Lewat ucapan online kita berterima kasih terhadap sumbangsih para guru.

Satu hal yang patut menjadi perhatian adalah, bagaimana kita sebagai manusia yang mengenal ilmu pengetahuan tanpa adanya guru. Alam bisa memberikan ilmu pengetahuan dari kita, namun tanpa seorang pemandu (guru) semuanya menjadi serba kabur.

Bahkan ketika pelajaran menjadi sulit, guru selalu membimbing kita disaat suka maupun duka. Tak pelak lagi sudah seperti pengganti orang tua di rumah yang selalu siap sedia dengan segala keperluan kita. Bahkan ketika kita “nakal” sekalipun mereka selalu siap untuk “menangani” kita dengan sepenuh hati.

Selamat Hari Guru Nasional, Kami Muridmu Selalu Bersamamu

Sudah sepatutnya kita tidak hanya berterima kasih atas jerih payah guru dalam mendidik kita, namun juga memberikan prestasi terbaik yang bisa kita lakukan. Guru akan bahagia jika kita melampaui apa yang mereka harapkan.

Saya tidak tahu apakah anda semua memiliki prestasi terbaik, namun jika tidak sudah selayaknya kita menjadikan guru sebagai panutan. Saya yakin diantara kita banyak yang memiliki pengalaman diajar oleh guru tertentu, yang diantaranya menjadi inspirasi anda saat ini.

Seperti pepatah Jawa lama yang berbunyi “Guru, digugu lan ditiru” (Guru, dipercaya dan dicontoh) bukanlah isapan jempol belaka. Pada saat pandemi Covid-19, dengan segala keterbatasan yang ada mereka pontang-panting mencari cara yang tepat untuk mengajar.

Itupun kita sebagai murid hanya bisa pasrah menerima segala tugas, tapi tugas guru juga tak kalah berat. Tidak semua wilayah seberuntung perkotaan yang akses internetnya bagus.

Para guru di daerah-daerah terpencil sampai mendatangi siswa ke rumah, hanya karena tidak ingin siswanya bodoh. Mereka cari siswa di rumah, kebun sampai mengandalkan segala peralatan mengajar di tengah keterbatasan ini.

Satu hal juga yang patut menjadi perhatian adalah tidak semua dari mereka merupakan guru berstatus PNS. Adapula guru honorer yang juga tidak kalah pelik, harus berjuang dengan gaji yang tidak sepadan.

Mungkin kita sebagai murid sudah sering mendengar hal ini. Mereka digaji  dari uang sekolah dengan jumlah yang tidak seberapa. Belum lagi mereka harus mengejar ujian CPNS dan harus memenuhi kriteria tes tertentu untuk mengejar kualitas.

Itupun ada diantara guru-guru honorer yang harus menunggu bertahun-tahun untuk diangkat menjadi PNS dengan gaji yang layak.

Mari Peduli dengan Guru

Saya tentu saja tidak akan mengajak kalian demo ke istana untuk menunjukkan kepedulian kita pada guru. Namun sebagai mantan murid yang diajar oleh guru, sudah sepatutnya kita juga harus peduli dengan nasib guru.

Pemerintah selalu mendengungkan bahwa negara kita akan maju di masa depan. Namun jika nasib guru tidak diperhatikan, mustahil impian itu bisa diwujudkan. Mengapa?

Karena pendidikan yang baik adalah salah satu penentu kesuksesan sebuah negara dalam pembangunannya. Sedangkan guru adalah subjek de facto dari kesuksesan pendidikan. Jika nasib guru saja kita tidak peduli, pantaskah kita sebagai murid? Atau pantaskah kita menatap Indonesia yang Maju tanpa guru?

Jawabannya tentu saja adalah “Mustahil”. Guru adalah bukan sekedar elemen, namun juga sumber inspirasi yang layaknya mendapat tempat. Mereka sudah sepantasnya dihargai bukan hanya dari segi materil, namun juga penghargaan setinggi-tingginya.

Baik dengan prestasi ataupun inspirasi tidaklah menjadi masalah. Hormati guru kita dikala bertemu dan dengarlah keluh kesah mereka yang terkadang sunyi tak bersuara.

Selamat Hari Guru Nasional!

Tinggalkan komentar