Sampah Plastik Mengancam Kesehatan Kita, Menurut Studi Terbaru

Sampah Plastik Mengancam Kesehatan Kita, Menurut Studi Terbaru

Sampah Plastik Mengancam Kesehatan Kita (Gambar: Pixabay/RitaE)

Semua orang tahu bahwa sampah plastik adalah masalah serius di negara berkembang maupun maju. Namun tidak banyak orang tahu bagaimana sampah plastik bisa sampai mempengaruhi kesehatan. Studi terbaru menunjukkan bahwa sampah plastik dapat mengancam kesehatan kita, terutama pada jaringan endokrin.

Jaringan endokrin adalah sistem yang terdapat dalam tubuh manusia yang tidak memiliki saluran. Namun berperan penting dalam mengeluarkan senyawa kimia berupa hormon ke darah. Kelenjar dalam tubuh, testis adalah termasuk diantaranya.

Sampah plastik tersebut dapat mengakibatkan kanker, diabetes, gangguan reproduksi dan gangguan neurologis pada janin dan perkembangan anak. Hal ini disebut ilmuwan sebagai gangguan kimiawi endokrin (Endocrine-Disrupting Chemicals/EDCs) sebagai akibat dari zat beracun yang bersifat aditif dalam sampah, seperti yang dikutip dari Science Daily (15 Desember 2020).

Hal ini dimuat dalam laporan penelitian yang berjudul “Plastic Pose Threat to Human Health, Report Show”. Penulis utamanya adalah Jodi Flaws, Ph.D dari University of Illinois at Urbana Champaign beserta sejumlah koleganya dari berbagai universitas berbeda. Laporan ini ada dalam situs endokrin.org, yang dimiliki oleh lembaga Endocrine Society dan IPEN (International Pollutant Elimination Network).

Seberapa Bahayakah Sampah Plastik?

Sampah plastik yang mengakibatkan Gangguan kimiawi endokrin (EDCs) tersebut menurut peneliti terkandung dalam banyak sekali jenis penggunaan plastik. Mulai dari pemaketan, konstruksi, pembuka, produk makanan, alat memasak, alat kesehatan, mainan anak, barang sehari-hari sampai dengan kosmetik.

Artinya hampir separuh dari barang sehari-hari yang kita gunakan hari ini dapat mengandung senyawa berbahaya. Sementara itu kandungan racun berbahaya dalam plastik juga bermacam-macam jenisnya.

Jenis racun berbahaya yang terkandung dalam plastik antara lain bisphenol A, penghambat api, ftalat, kandungan polyfluroalkyl (PFAS), dan dioxins. Ada juga nama racun yang mungkin familier di telinga kita seperti pengatur sinar UV, serta logam beracun berupa timbal dan kadmium.

Itu baru sejumlah temuan yang ditemukan. Kenyataannya ada beberapa hal yang ditemukan oleh peneliti mengenai sampah plastik yang berbahaya dalam tubuh kita, diantaranya:

  • Ada 144 zat berbahaya yang terdapat dalam sampah plastik yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Zat berbahaya ini justru ditemukan pada barang yang kita gunakan sehari-hari, antara lain pewarna, penghambat api, pelarut, pengatur sinar UV, dan pemlastis.
  • Paparan zat berbahaya terjadi ketika kita menggunakan barang berbahan plastik tersebut. Mulai dari proses pembuatan sampai kontak pengguna, daur ulang hingga pengolahan limbah sampah plastik.
  • Paparan zat EDC bersifat universal, artinya dapat ditemukan pada semua orang secara konsisten jumlahnya.
  • Mikroplastik dapat mengeluarkan zat beracun yang lalu dapat mengikat pada senyawa kimia lainnya seperti air laut dan sedimen. Padahal keduanya juga dikenal sebagai pelarut bahan kimia.
  • Bioplastik/Plastik biodegrable yang sering disarankan sebagai pengganti bahan plastik juga mengandung bahan kimia tambahan. Ia juga memiliki efek gangguan endokrin serupa plastik konvensional.

Mengatasi dengan Kebijakan

“Banyak plastik yang kita gunakan setiap hari di rumah dan tempat kerja membuat kita terpapar bahan kimia berbahaya yang mengganggu endokrin,” kata Jodi Flaws, Ph.D. yang merupakan penulis utama penelitian ini. “Tindakan pasti diperlukan di tingkat global untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan kita dari ancaman ini,” tambahnya.

Pada bulan Mei, Pemerintah Swiss mengajukan proposal kepada Konvensi Stockholm untuk mendaftar penstabil ultra-violet (UV) pertama, aditif plastik UV-328, untuk didaftar di bawah Konvensi Stockholm.

Penstabil UV adalah bahan tambahan umum untuk plastik dan merupakan bagian dari EDC yang dijelaskan dalam laporan ini.

Konvensi Stockholm adalah instrumen global definitif untuk menilai, mengidentifikasi, dan mengendalikan zat kimia paling berbahaya di planet.

Kebutuhan akan kebijakan publik yang efektif untuk melindungi kesehatan masyarakat dari EDCs dalam plastik menjadi semakin mendesak. Hal inimengingat proyeksi pertumbuhan industri yang dramatis. “Laporan ini mengklarifikasi bahwa percepatan produksi plastik saat ini, yang diproyeksikan meningkat 30-36% dalam enam tahun ke depan, akan sangat memperburuk paparan EDC dan meningkatnya tingkat penyakit endokrin global,” kata Pamela Miller, Wakil ketua IPEN.

“Kebijakan global untuk mengurangi dan menghilangkan EDC dari plastik dan mengurangi paparan dari daur ulang plastik, sampah plastik, dan insinerasi sangat penting. EDCs dalam plastik adalah masalah kesehatan internasional yang sangat terasa di belahan bumi selatan di mana pengiriman limbah plastik beracun dari negara-negara kaya membanjiri masyarakat,” tambahnya.

“Paparan gangguan kimiawi endokrin tidak hanya masalah global, namun juga bermasalah bagi masa depan,” kata Pauliina Damdimopoulo dari Karolinska Institutet di Stockholm, Swedia yang terlibat dalam penelitian ini.

 

Sumber:

Science Daily

Endocrin.org

Tinggalkan komentar