Pengertian Semiotika Terlengkap

Semiotika adalah
Penulis
  • Amin Nugroho, S. Kom. I
  • Menyukai Dunia Desainer, Drumb Band dan Ilmu Komunikasi
  • Email: [email protected]

Pengertian Semiotika

Berbicara kajian ilmu komunikasi, khususnya tentang analisis teks media, maka tidak akan pernah lepas membahas tentang semiotika. Kajian ini populer digunakan oleh akademisi/ ilmuwan komunikasi sebagai pisau analisis dalam penelitian-penelitian yang berkaitan dengan media massa.

Istilah semiotika sendiri berasal dari kata Yunani “semeion” yang berarti tanda. Para pakar mempunyai pengertian masing-masing dalam menjelaskan semiotika. John Fiske (2007) berpandangan bahwa semiotika adalah studi tentang tanda dan cara tanda itu bekerja.

Sedangkan Preminger (dalam Sobur, 2007) menyebutkan semiotika merupakan ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/ masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti.

Peirce (dalam Sobur, 2006) berpendapat bahwa dasar semiotika konsep tentang tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia sendiri pun, sejauh terkait dengan pikiran manusia-seluruhnya terdiri atas tanda-tanda karena, jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya dengan realitas.

Semiotika: Sebuah Kajian tentang Tanda dan Makna

Ide dasar semiotika ini berangkat dari pesan kode. Penyampaian pesan tersebut satu-satunya disampaikan dengan kode. Oleh karena itu terdapat proses encoding dan decoding dalam komunikasi.

Encoding merupakan proses pikiran atau komunikasi dalam menyampaikan pesan, sedangkan decoding merupakan kebalikannya yaitu proses pikiran dalam menerjemahkan pesan-pesan yang terkode tersebut.

Menurut Umberto Eco dan Hoed (dalam Sobur, 2003) semiotika dibagi atas dua kajian, yaitu semiotika komunikasi dan semiotika tanda.

Semiotika komunikasi memfokuskan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan) serta memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu.

Semiotika signifikasi tidak mempersoalkan adanya tujuan berkomunikasi. Yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih diperhatikan dari pada proses komunikasinya.

DEFINISI SEMIOTIKA
Coba analisis gambar di atas dengan Semiotika, by sidseloglasse.com

Lebih lanjut, John Fiske menjelaskan semiotika membahas tiga pokok bahasan penting, antara lain:

  1. Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam artian manusia yang menggunakannya.
  2. Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda. Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk mengeksploitasi saluran komunikasi yang tersedia untuk mentransmisikannya.
  3. Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dan tanda-tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.

Berbicara konsep tanda, maka tidak bisa dilepaskan dengan konsep makna. Semua model makna memiliki bentuk yang luas dan mirip.Masing-masing memperhatikan tiga unsur yang mesti ada dalam setiap studi tentang makna, antara lain (a) tanda, (b) acuan tanda, dan (c) pengguna tanda.

Sebuah tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) adalah hubungan antara suatu objek atau idea dalam suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan simbol, bahasa, wacana, dan bentuk nonverbal, teori-teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan bagaimana tanda disusun.

Dasar-dasar semiotika diletakkan oleh dua tokoh berbeda, yaitu Charles Sanders Peirce berkebangsaan Amerika Serikat dan Ferdinand de Saussure berkebangsaan  Swedia.

Kedua tokoh tersebut mengembangkan semiotika ini secara terpisah dan tak mengenal satu sama lain dengan disiplin ilmu yang berbeda. Peirce merupakan tokoh yang concern pada ilmu filsafat, sedangkan Saussure di bidang linguistik.

Saussure menyebut ilmu ini dengan istilah semiologi (semiology). Menurut Saussure (dalam Tinarbuko, 2008) semiologi didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, harus ada di belakangnya sistem pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Di mana ada tanda di sana ada sistem.

Peirce menyebutkan kajian ini dengan istilah semiotika. Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda.

Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah semiotika lebih popular daripada semiologi.

Dalam tulisan terpisah, penulis akan menyampaikan pandangan semiotika dari kedua tokoh tersebut. Kedepannya pula, penulis juga akan menyampaikan pula beberapa model komunikasi dari beberapa tokoh berbeda yang konsepnya berangkat dari pemikiran kedua tokoh utama semiotika, berikut contoh penerapan semiotika dalam penelitian komunikasi.

 

Referensi

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, cetakan keempat, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

__________, Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Bambang Mudjiyanto & Emilsyah Nur, Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi Semiotics In Research Method of Communication, Jurnal, Volume 16 No. 1, Makassar: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar, 2013

Fiske, John, Cultural and Communication Studies: Suatu Pengantar Paling Komprehensif, terj.Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim, cetakan keempat, Yogyakarta: Jalasutra, 2007.

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra, 2008.

Kirim tulisan Anda baik meliputi catatan hikmah kehidupan Anda, cerpen, puisi, artikel, materi pelajaran atau yang lainnya. Tulisan dapat Anda kirim ke [email protected] dengan jumlah kata antara 500 kata sampai 2000 kata.

 

Tinggalkan komentar