Pengertian Esai yang Paling Jelas Sesuai Pedoman Akademik

Dalam dunia jurnalistik maupun akademis, kita sering sekali menjumpai beragam jenis tulisan. Mulai dari opini, artikel, editorial, kolom, feature, esai, makalah, dan bahkan jurnal ilmiah.

Pengertian esai dan karakteristiknya
davidjdelaney.wordpress.com

Ada baiknya pula Anda membaca Contoh Esai

Namun, sudahkah kita mengetahui perbedaannya, atau jika kita menemukan sebuah karya tulis—entah di media daring, surat kabar cetak, atau di mana pun itu—sudahkah kita mampu mengenali tulisan tersebut termasuk kategori yang mana?

Kita mungkin sering rancu membedakan antara artikel, opini, dan esai. Ketiga jenis tulisan ini sudah barang tentu sama-sama memuat pendapat atau sudut pandang penulis mengenai suatu topik bahasan. Sebelum pembahasan di tulisan ini mengerucut ke esai, mari kita kenali dulu bedanya dengan artikel dan opini.

Dalam dunia jurnalistik, artikel merupakan salah satu jenis tulisan non fiksi yang berdasarkan data dan fakta tandingan, kemudian disertai sekelumit analisis dari penulisnya. Artikel sering disebut juga sebagai tulisan ilmiah populer, sebuah karangan faktawi.

Bagaimana dengan opini? Opini berbeda dengan artikel, karena dalam penulisan opini, pendapat pribadi penulis lebih diutamakan daripada penjabaran data-data faktual.

Sedangkan feature merupakan jenis tulisan yang berdasarkan fakta atau peristiwa yang aktual, namun materinya lebih kepada human interest. Feature ini sendiri pun beragam. Mulai dari feature wisata, tokoh, sejarah, politik, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya.

Lantas, bagaimana dengan esai? Dalam dunia jurnalistik, esai merupakan jenis tulisan non fiksi yang tergolong sulit. Secara umum, esai diartikan sebagai prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas dari perspektif pribadi penulisnya. Namun, pada kenyataannya, esai merupakan tulisan yang memuat analisis lebih mendalam daripada artikel maupun opini.

Seorang esais mengambil sudut pandang dari satu atau beberapa disiplin ilmu dengan gaya penulisan yang khas dari penulisnya. Dalam hal ini, tentu seorang esais diharuskan mempunyai minat serta pengetahuan yang memadai, dan karakter khas dalam penulisannya.

Sejarah dan Pengertian Esai

Definisi esai yang baik
i.ytimg.com

Esai mulai dikenal sejak 1500-an, ketika seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis sebuah buku yang memuat beberapa anekdot dan observasinya. Buku tersebut dipublikasikan pada tahun 1580 dan diberi judul Essais yang bermakna Usaha.

Di dalam buku tersebut, Montaigne menulis sejumlah cerita dan menyatakan bahwa buku itu diterbitkan berdasarkan opini pribadinya untuk mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.

Pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi penulis esai Inggris yang pertama. Bukunya pun berjudul Essay. Model dan format penulisan Sir Francis Bacon di buku Essay kemudian menjadi standar bagi penulis-penulis esai setelahnya.

Selanjutnya, dalam perkembangannya, esai ada yang bersifat formal, ada pula esai yang sifatnya informal. Perbedannya, tentu saja esai yang bersifat informal umumnya lebih mudah ditulis karena lebih personal, jenaka, dengan struktur yang tidak terlalu formal dalam penuturannya.

Sedangkan esai dengan model formal lebih sering digunakan oleh para pelajar, mahasiswa, dan peneliti, terkait kepentingan dengan dunia akademis. Secara struktur penulisan dan bahasanya, esai formal lebih serius, berisi, lebih panjang, dan logis.

Berkembangnya esai di Indonesia sendiri dipelopori oleh H. B. Jassin melalui tinjauan-tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan sebanyak empat jilid, dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985).

Mengenai pengertian esai, H. B. Jassin memberikan definisi bahwa esai adalah uraian yang membicarakan bermacam ragam, tidak tersusun secara teratur, namun seperti dipetik dari bermacam jalan pikiran.

Dalam esai terlihat keinginan dan sikap penulis terhadap hal yang dibicarakan. Esai merupakan karangan yang sedang panjangnya yang membahas persoalan secara mudah dan sepintas lalu dalam bentuk prosa.

Sedangkan menurut Soetomo, esai adalah sebuah karangan pendek mengenai suatu masalah yang kebetulan menarik perhatian untuk diselidiki dan dibahas. Penulis mengemukakan pendirian, pemikiran, cita-cita, dan sikapnya terhadap suatu persoalan yang disajikan.

Selanjutnya, kita bisa menarik pemahaman secara lebih ringkas, bahwa esai merupakan sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen dari penulis mengenai suatu topik, persoalan, atau fenomena yang sedang terjadi dalam masyarakat.

Ciri-ciri Esai

pengertian esai sesuai pedoman akademik
wallpaperscraft.com

Esai memiliki ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan jenis karangan lainnya. Esai memiliki beberapa ciri menonjol yang tidak sulit untuk kita kenali.

1. Jumlah Kata

Karakteristik yang pertama berkaitan dengan jumlah kata. Sebenarnya, tidak ada aturan baku atau mengikat yang mengharuskan sebuah esai harus berjumlah sekian hingga sekian kata.

Namun, seperti halnya cerita pendek, esai tergolong karangan prosa yang selesai dibaca dalam sekali duduk. Meskipun aturan “sekali duduk” ini sebenarnya juga tidak pasti, setidaknya kita memiliki gambaran tentang seberapa panjang sebuah esai harus ditulis.

Berkaitan dengan jumlah kata dalam penulisan esai, ada pula yang memberikan batasan lebih jelas. Sebuah prosa bisa dikategorikan sebagai esai jika tulisan tersebut berisi antara 500 hingga 1500 kata, berkisar antara tiga sampai tujuh halaman A4 yang diketik dengan ukuran huruf 12 dengan spasi ganda.

Esai yang jumlahnya lebih dari 1500 kata, misalnya berjumlah 3000 atau 4000 kata, disebut sebagai esai yang diperpanjang (extended essay).

2. Struktur Penulisan

Karakteristik esai yang selanjutnya adalah struktur penulisan. Adanya struktur penulisan membuat penulis lebih mudah menuliskan gagasan dalam format yang telah disepakati secara umum. Hal ini juga memudahkan pembaca dalam memahami opini atau gagasan yang disampaikan penulis.

Esai memiliki struktur yang spesifik. Umumnya, esai terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah pendahuluan atau pengantar. Bagian kedua merupakan isi atau inti pembahasan. Bagian terakhir merupakan penutup. Ketiga bagian ini semuanya penting dan saling padu demi membentuk satu tulisan yang baik.

Ringkasnya, esai yang efektif hendaknya ditulis dengan struktur baku agar mempermudah pembaca untuk memahami gagasan atau alur pemikiran penulis. Esai yang baik tidak hanya berisi struktur baku, namun juga harus memerhatikan organisasi paragraf yang tepat dan padu, untuk menjaga kesinambungan gagasan.

3. Bagian Pendahuluan

Bagian pengantar atau pendahuluan merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah tulisan esai. Paragraf dalam pendahuluan tentu berperan penting dalam menentukan apakah pembaca tertarik untuk melanjutkan dan menyelesaikan membaca esai tersebut atau tidak. Pengantar yang ditulis dengan baik tentu akan meningkatkan minat pembaca untuk merampungkan bacaannya.

Pada dasarnya, pada pendahuluan penulis memberikan pengatar yang memadai dan relevan mengenai topik yang akan ia bahas. Poin paling penting dalam pendahuluan adalah kalimat tesis atau thesis statement yang berfungsi sebagai pengontrol gagasan yang akan disampaikan di bagian isi esai.

Thesis statement merupakan gagasan utama atau ide pokok esai yang dinyatakan secara jelas dan eksplisit. Tanpa thesis statement yang baik, argumen kita akan terlihat lemah, tidak terarah, dan tidak menarik bagi pembaca. Singkat kata, thesis statement menjawab pertanyaan tentang apa isi esai.

Untuk dapat menulis thesis statement yang baik, kita harus memahami dengan benar fungsinya, menuliskannya dengan kalimat yang baik dan mudah dipahami, mengetahui tempat yang tepat untuk meletakkan thesis statement, serta membatasi thesis statement supaya jangan terlalu panjang, hanya satu atau dua kalimat saja.

4. Bagian Isi

Bagian kedua dari sebuah esai adalah bagian isi atau inti. Bagian kedua ini berisi pembahasan atau penjabaran dari ide pokok atau gagasan utama yang ingin disampaikan seorang esais. Panjang bagian isi ini tergantung jumlah gagasan utama yang akan disampaikan dalam esai.

5. Bagian Penutup

Bagian penutup atau bagian terakhir dari sebuah esai dapat berisi rangkuman dari apa yang telah disampaikan di bagian isi, atau berisi penegasan atas gagasan pokok atau argumen-argumen penting yang telah disampaikan penulis. Bagian penutup juga bisa merupakan simpulan dari gagasan-gagasan pokok yang telah diuraikan di bagian-bagian sebelumnya.

Gaya Bahasa

Karakteristik ketiga yang paling membedakan esai dengan jenis karangan lainnya adalah gaya bahasa. Pemilihan kata atau diksi dan struktur kalimat dalam penulisan esai jelas berbeda dengan jenis karangan prosa lainnya.

Kita tidak mungkin meletakkan bahasa yang terkesan ‘nyastra’ atau berbunga-bunga seperti dalam cerpen atau novel ketika menulis esai, sebab esai merupakan jenis tulisan ilmiah.

Penulis esai yang telah berpengalaman umumnya memiliki karakter tertentu ketika menulis esai. Semakin seseorang terbiasa menulis, semakin ia mampu menemukan karakternya sendiri sehingga mudah dikenali pembaca. Contohnya, esai garapan Goenawan Muhammad tentu berbeda dengan esai yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma.

Keunikan gaya bahasa dalam penulisan esai ini selanjutnya akan menjadi ciri khas dari seorang esais. Karena karya esai merupakan sebentuk manifestasi buah pikiran penulisnya secara ringkas, karangan jenis ini sering dijadikan alat uji untuk mengukur kedalaman pikiran seseorang.

Semakin kaya pengetahuan penulis, semakin memungkinkan ia untuk mampu menulis esai dengan baik. Semakin banyak membaca dan berlatih menulis, semakin pandai ia dalam menuangkan berbagai gagasan menjadi tulisan yang layak dibaca. Menulis esai sangat membantu kita untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan logis.

Jenis-Jenis Esai

Seperti halnya feature, esai memiliki cabang-cabangnya sendiri yang beragam. Setidaknya ada enam jenis esai yang umum digunakan, yakni esai deskriptif, esai tajuk, esai cukilan watak, esai reflektif, esai kritik, dan esai pribadi. Mari kita bahas satu-persatu.

1. Esai Deskriptif

Umumnya esai jenis ini menuliskan subjek atau objek apa saja yang menarik perhatian penulis. Esai deskriptif bisa saja berisi deskripsi terhadap tempat wisata, barang kerajinan tertentu, desain rumah, dan lain sebagainya.

2. Esai Tajuk

Esai jenis ini sangat familiar dijumpai di dalam media cetak seperti surat kabar atau majalah. Kita mengenalnya pula dengan sebutan tajuk rencana.

Esai tajuk memiliki satu fungsi khusus, yakni menggambarkan pandangan dan sikap media tersebut terhadap suatu topik atau isu yang sedang berkembang dalam masyarakat. Melalui esai tajuk, media tersebut membentuk opini pembaca. Biasanya sebuah tajuk rencana di surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.

3. Esai Cukilan Watak

Jenis esai yang satu ini memperbolehkan seorang penulis menjabarkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada pembaca.

Melalui esai cukilan watak tersebut pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap pribadi yang dibicarakan. Esai cukilan watak bukanlah biografi, melainkan hanya memilih bagian-bagian tertentu dari watak pribadi individu yang menjadi topik bahasan.

4. Esai Reflektif

Esai jenis ini ditulis secara formal dengan gaya bahasa yang cenderung lebih serius. Penulis mengungkapkan secara mendalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati dalam mengungkapkan topik penting yang berkaitan dengan hakikat manusia, seperti kehidupan, kematian, politik, pendidikan, dan sebagainya. Esai ini umumnya ditujukan kepada para cendekiawan.

5. Esai Kritik

Esai kritik merupakan esai di mana penulis memfokuskan diri pada pembahasan mengenai seni, seperti lukisan, tarian, teater, dan kesusatraan.

Esai kritik juga bisa berisi tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman, atau tentang karya seni kontemporer. Untuk esai kritik yang memuat bahasan mengenai karya sastra umumnya disebut pula sebagai kritik sastra.

5. Yang terakhir adalah Esai Pribadi

Esai tipe ini hampir sama dengan esai cukilan watak. Bedanya, esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut mengenai dirinya sendiri. Umumnya, penulis akan memulai tulisannya dengan kalimat seperti;

“Saya adalah… Di esai pribadi ini saya akan mengungkapkan kepada pembaca mengenai kehidupan dan pandangan saya tentang kehidupan.” Esai pribadi merupakan tulisan yang bertujuan membuka tabir tentang diri penulisnya sendiri.

Kiat Praktis Agar Mampu Menulis Esai dengan Baik

pengertian esai yang baik dan benar
killadj.com

Bagi pemula yang belum pernah berpengalaman atau baru mau memulai berlatih menulis esai, menulis karangan satu ini bisa jadi bukan sesuatu yang mudah.

Banyak pemula yang kesulitan karena tidak paham bagaimana cara memulainya. Beberapa poin berikut ini merupakan langkah praktis yang mungkin bisa Anda terapkan jika Anda ingin memulai menulis esai.

1. Riset

Sebelum menulis esai, lakukan riset atau penelitian kecil-kecilan terlebih dahulu mengenai topik yang ingin Anda tuangkan ke dalam tulisan.

Riset kecil-kecilan bisa dilakukan dengan memanfaatkan buku-buku penunjang, data-data akademis, sumber-sumber dari internet, surat kabar, majalah, atau media lain yang valid dan terpercaya, yang mampu memperkaya pemahaman dan pengetahuan Anda mengenai topik bahasan Anda.

Catat segala sesuatu yang penting ke dalam poin-poin ringkas agar lebih mudah, serta catat pula kutipan-kutipan yang menurut Anda penting bagi tulisan Anda.

2. Analisis

Setelah dasar pemahaman dan data-data penunjang mengenai topik yang ingin Anda tulis sudah dalam genggaman, maka mulailah mencoba menganalisis argumen-argumen atau gagasan penting yang Anda temukan dalam riset.

Identifikasilah apakah argumen yang Anda temukan tersebut valid, dapat dipercaya, memiliki dasar dan bukti yang kuat, ataukah lemah dan kurang bisa dipertanggungjawabkan perihal kesahihannya.

3. Brainstorming

Tahap ini pun melatih kita untuk berpikir logis dan sistematis. Sebuah karya esai yang baik tentu memuat dan mendiskusikan gagasan orisinil dari penulisnya.

Pada tahap ini, tidak ada salahnya Anda membuat daftar pertanyaan mengenai topik yang akan Anda tulis, kemudian mencoba menemukan jawaban atau prediksi atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, hingga Anda mendapatkan gagasan-gagasan orisinil dan brilian untuk dituangkan ke dalam tulisan.

4. Merumuskan Thesis Statement

Perlu diingat, thesis statement atau kalimat tesis merupakan kalimat yang menyatakan inti gagasan yang akan Anda sampaikan dalam tulisan. Thesis statement harus dirumuskan secara ringkas dan jelas. Caranya, ambil gagasan terbaik dan rumuskan dalam satu kalimat tesis.

5. Membuat Outline

Tidak jauh berbeda dengan tips menulis karangan lain seperti cerita pendek, dalam menulis esai ada baiknya kita membuat kerangka tulisan (outline) terlebih dahulu. Kerangka tulisan ini akan sangat membantu Anda dalam penulisan esai agar memiliki pola dan struktur serta kesinambungan isi tulisan yang baik.

Membuat outline dapat dilakukan dengan menulis ide pokok dalam setiap paragraf, kemudian menulis gagasan-gagasan pendukung dalam bentuk poin-poin. Membuat kerangka tulisan sangat membantu penulis agar mudah memetakan argumen dan gagasan secara cermat, sehingga esai yang ditulis terlahir menjadi sebuah karangan yang padu dan laik dibaca.

6. Menulis Pendahuluan

Setelah kerangka tulisan sudah selesai Anda rangkai sedemikian rupa, maka ini saatnya Anda mulai menulis paragraf pendahuluan. Pendahuluan memang hanya sebuah pengantar, namun perlu diingat pula bahwa bagian inilah yang menjadi gerbang ketertarikan pembaca terhadap keseluruhan tulisan Anda.

Berlatihlah membuat bagian pendahuluan semenarik mungkin. Jangan lupakan pula bahwa ada poin penting yang harus Anda letakkan di bagian ini, yakni thesis statement.

7. Menulis Bagian Isi

Anda harus lebih fokus dan berkonsentrasi dalam menulis bagian ini, karena isi merupakan bagian inti yang menuntut penjabaran dan diskusi dari gagasan utama yang Anda tulis.

Mulailah setiap paragraf dengan kalimat topik, kemudian diikuti dengan uraian atau penjelasan dengan menunjukkan bukti dan fakta-fakta pendukung, serta argumentasi yang logis dan sistematis. Anda dapat membuat penjabaran dengan menunjukkan contoh, data, deskripsi, perbandingan, dan lain sebagainya.

8. Menulis Kesimpulan

Setelah bagian isi selasai, tutup esai dengan kesimpulan. Ingat lagi, bahwa kesimpulan dapat berisi rangkuman dari apa yang telah Anda sampaikan di bagian sebelumnya. Akhiri paragraf kesimpulan ini dengan kalimat yang gampang dicerna dan diingat pembaca.

9. Perhatikan Kaidah Berbahasa

Jika Anda menulis menggunakan bahasa Indonesia, setidaknya Anda harus memahami kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EyD) dalam bahasa Indonesia. Jangan ragu pula untuk sering membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk mengecek benar-tidaknya penulisan dan makna tiap kata.

Nah, jika Anda menulis menggunakan bahasa Inggris, jangan lupakan format penulisan internasional seperti format Modern Language Association (MLA) dan American Psychological Association (APA). Kedua format skala internasional ini memberikan panduan penulisan, mulai dari bagaimana cara mengutip catatan hingga menulis daftar referensi.

10. Memperhatikan Gaya Bahasa

Sebagai tahap akhir, membaca ulang tulisan Anda kemudian mengedit atau merevisi apa yang telah Anda tulis merupakan langkah akhir guna menyelaraskan tata bahasa, alur kalimat, penekanan gagasan, penyesuaian tingkat formalitas bahasa, diksi, dan lain sebagainya yang membuat esai Anda semakin impresif.

Teliti kembali tulisan Anda, jangan sampai ada kesalahan tanda baca, ejaan, dan semacamnya. Penggunakan diksi dan gaya bahasa sangat berperan penting untuk membuat tulisan Anda mudah dicerna dan enak dibaca.

***

Demikian pembahasan mengenai esai dan beberapa poin praktis yang bisa Anda terapkan untuk menulis esai.

Mahir-tidaknya seseorang dalam menulis ditentukan dari seberapa banyak ia berlatih secara kontinyu, serta minat dan rasa ingin tahu yang kuat, sebab esai menuntut kreatifitas dan cara berpikir yang logis agar penulis mampu menyampaikan wawasan dan gagasannya dengan baik. Selamat berlatih.

Pelajari juga mengenai Resensi Buku

Tinggalkan komentar