Meski Anak Petani, Robinson Sinurat Mampu Lulus S2 di Kampus Obama

Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa yang bisa diakses oleh siapa saja asal memiliki keinginan dan tekat yang kuat untuk senantiasa memiliki pendidikan. Tidak peduli dengan latar belakang, usia, status dan kasta, setiap orang berhak bisa mendapatkan pendidikan. Hal itulah yang terjadi pada Robinson Sinurat. Tidak pernah terpikir olehnya ia mampu menyelesaikan S2 nya di luar negeri.

 

Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa yang bisa diakses oleh siapa saja asal memiliki keinginan dan tekat yang kuat untuk senantiasa memiliki pendidikan. Tidak peduli dengan latar belakang, usia, status dan kasta, setiap orang berhak bisa mendapatkan pendidikan. Hal itulah yang terjadi pada Robinson Sinurat. Tidak pernah terpikir olehnya ia mampu menyelesaikan S2 nya di luar negeri.  

Robinson Sinurat adalah anak seorang petani yang mampu menyelesaikan pendidikan di kampus yang sama dengan mantan presiden Amerika Serikat yakni Barack Obama. Robinson atau akrab disapa Obin ini tinggal di Sumatera Utara dan ayahnya adalah petani kopi dan sayur.

Meski ayahnya seorang petani, semangat Robinson Sinurat tak pernah putus untuk terus melanjutkan pendidikan. Hal ini terbukti, sejak ia duduk di bangku SMP dan SMA, Obin kerap mengalami kendala ekonomi dalam menempuh pendidikannya. Ayah Obin sendiri memiliki 7 orang anak dan Obin adalah anak ke-5 sehingga orang tuanya kewalahan dalam menyekolahkan ia karena ia juga memiliki tanggungan untuk menyekolahkan kakak-kakaknya dan adiknya.

Meski demikian, itu tidak menyurutkan langkah Obin untuk meraih terus keinginannya melanjutkan pendidikan. Keinginannya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sangat meletup-letup, ia tidak ingin menghentikan mimpinya dapat berkuliah walau kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan.

Pada tahun terakhirnya di bangku SMA, orang tua Robinson Sinurat mendukung keinginan kuat sang anak, ia menyarankan agar sang anak harus berusaha semaksimal mungkin untuk bisa masuk ke kampus negeri jika ingin berkuliah. Kampus negeri memiliki biaya yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan kampus swasta. Saran dari orang tuanya itupun tidak ia hiraukan, iapun belajar keras agar bisa masuk kampus negeri impiannya dan iapun lulus jalur SMBPTN. Obin diterima di jurusan Fisika Universitas Sriwijaya, Palembang.

Tak Menyerah

Robinson Sinurat Anak Petani

Sayangnya, saat ia berhasil diterima menjadi di kampus negeri, sesuai saran orang tuanya, Obin justru dihadapkan kembali pada kesulitan ekonomi yang dihadapi keluarganya. Bahkan sang orang tua memberi saran agar Obin lebih baik menunda perkuliahannya dan mencoba ujian SBMPTN lagi tahun depan.

Namun Obin tidak mau menyerah begitu saja pada keadaan yang menghimpitnya. Obin tetap bertekat untuk mengambil kesempatan itu. Iapun nekat meminjam temannya uang Rp 3 juta untuk registrasi perkuliahan dan ongkos perjalanannya ke kota Palembang.

Setelah diterima dan resmi menyandang status mahasiswa Obin pun harus berpikir bagaimana cara ia bertahan hidup di kota orang. Bagaimana ia bisa tap kuliah tanpa membebankan kedua orang tuanya. Saaat itu, ia bahkan hanya memiliki Rp 250 ribu saja dan ia belum mencari tempat untuk tinggal.

Beruntungnya ia seolah takdir memihaknya, ada seorang penjaga kos yang menawarkan Robinson Sinurat untuk tinggal bersama beliau. Obin tidak perlu membayar uang kos dan ia hanya dibebankan biaya listrik saja setiap bulan. Bahkan, untuk bertahan hidup, Obin sampai makan satu kali sehari saja, saat sore demi bisa tetap melanjutkan kuliah.

Obinpun akhirnya bekerja sebagai guru private untuk menyambung hidup. Selayaknya  pendidikan saat ini harus berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak kepribadian serta peradaban guna menciptakan generasi-generasi penerus bangsa yang cerdas. Selain itu pendidikan juga bertujuan untuk menjadikan anak bangsa menjadi cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Sebagai bangsa yang berpendidikan, mahasiswa diharapkan tidak hanya menekuni ilmu dalam bidangnya saja, tetapi juga beraktivitas untuk mengembangkan soft skills-nya agar menjadi lulusan yang mandiri, penuh inisiatif, bekerja secara cermat, penuh tanggung jawab dan gigih.

Kemampuan ini dapat diperoleh mahasiswa melalui pembekalan secara formal dalam kurikulum pembelajaran, maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler ataupun pembelajaran di luar kampus. Jadi, selain berjibaku untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Obinpun tetap berusaha aktif di kegiatan kampus dengan mengikuti berbagai organisasi.

Beberapa kegiatan atau komunitas kampus yang ia ikuti adalah  Youth Interfaith Community, American Association of Petroleum Geologist, dan Himpunan Mahasiswa Geofisika.

Tapi kemudian, Obinpun bersyukur, beruntungnya, ia pun berhasil menerima beasiswa berkat kerja kerasnya. Ya, ia mendapat beasiswa sejak semester dua hingga ia diwisuda. Setelah menjadi seorang sarjana, Obinpun akhirnya merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Memperoleh pekerjaan setamat kuliah merupakan harapan semua orang, apalagi mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keinginan atau paling tidak pekerjaan yang sesuai dengan basic yang dimiliki.

Setelah bekerja di Jakarta, keinginan Obin untuk kembali melanjutkan kuliah muncul, kali ini ia memiliki cita-cita melanjutkan kuliah di Amerika Serikat. Untuk bisa mewujudkan keinginannya, Obinppun mengikuti Young Southeast Asian Leaders Initiative.

Setelah itu, Obin terpilih program dari Kemenristekdikti dan dikirim ke NTT. Atas dasar pengalaman ia ke NTT itulah, Obin lolos beasiswa LPDP. Obin diterima di berbagai universitas di Amerika Serikat, Australia, Belanda, dan juga Inggris. Kabar bahagia yang membanggakan inipun tak pelak membuat sang ibu menangis terharu dan sangat bangga anaknya bisa diterima beasiswa dan melanjutkan kuliahnya.

Obinpun memutuskan untuk berkuliah di Columbia University sesuai dengan cita-cita awalnya yang ingin berkuliah di Amerika Serikat. Obin memilih melanjutkan neasiswa magisternya ke kampus mantan presiden AS, Barack Obama. Berbeda dengan jurusan yang ia ambil saat S1, Obinpun mengambil jurusan Social Work atau Pekerjaan Sosial.

Menjadi mahasiswa di salah satu kampus paling bergensi, Obinpun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas yang ia dapat. Obin sangat bekerja keras untuk belajar dan mengikuti pelajaran. Obin bahkan sangat mengidolakan sosok Barack Obama sehingga iapun kembali aktif di organisasi kampus Columbia University.

Memang, kata-kata bahwa hasil tidak akan menghianati proses terbukti adanya, karena berkat keja kerasnya selama berkuliah di Columbia University, Obinpun akhirnya berhasil lulus dan mendapat gelar Magister yang ia dambakan. Berbekal dengan uang tabungan yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun, saat diwisuda Obinpun berhasil mengajak kedua orang tuanya datang ke Amerika Serikat dan menyaksikan prosesi wisudanya yang sangat sakral baginya.

Setelah lulus dari Columbia University, saat ini Obin si anak petani itupun bekerja sebagai Counseling Specialist di lembaga nirlaba, Queens Community House. Queens Community House berada di New York, Amerika Serikat. Keberhasilan yang didapatkan Obin ini tentu saja viral dan menginspirasi untuk semua anak muda bahwa hasil yang baik akan didapatkan dengan kemauan untuk terus berjuang dengan baik.

Tekad dan kerja keras tidak akan menghianati hasil yang akan didapatkan. Selama mau niat dan berusaha, siapa saja bisa mendapatkan apa yang ia kehendaki, sama halnya dengan apa yang Obin dapatkan.  Meski terkendala ekonomi, tidak lantas menyurutkan niat Obin untuk melanjutkan pendidikan yang ia dambakan. Semoga kisah Obin bisa menginspirasi anak muda yang terkendala masalah biaya atau memiliki keterbatasan apapun dalam meraih cita-citanya. Apapun bisa didapatkan selama memiliki tekat yang kuat. 

Tinggalkan komentar