Pengalaman Kak Eva Kuliah di Universitas Terbuka Banyuwangi Jurusan PGSD

Logo Universitas Terbuka

Sejak kecil saya memang bercita – cita untuk menjadi seorang pengajar, dan masuk jurusan PGSD memang menjadi impian saya sejak masih di bangku SMA. Namun setelah tidak mengenakan seragam putih abu abu lagi, saya menjadi sadar jika kedua orang tua saya tidak mampu menguliahkan saya. Sehingga saya pun memutuskan untuk bekerja terlebih dahulu.

Berbagai macam pekerjaan telah saya coba, mulai dari menjadi karyawan di sebuah konter hp, karyawan di jasa perjalanan atau travel, hingga mencoba peruntungan dengan berbisnis online, jualan baju, jualan pulsa sampai jualan makanan sudah saya coba semuanya. Meskipun akhirnya bangkrut juga, jangankan mendapatkan keuntungan, modal awal yang saya keluarkan lenyap begitu saja.

Gagal di bisnis online, seorang teman sesama blogger mengajak saya untuk menjadi seorang volunteer di sebuah rumah belajar yang didirikan oleh temannya. Memang sejak SMA saya sudah aktif menulis dan ngeblog, sehingga memiliki banyak sekali teman sesama blogger.

Dari sinilah, akhirnya saya berkesempatan untuk menjadi tenaga pengajar meskipun dengan status volunteer, tapi memang sejak awal bercita – cita untuk menjadi seorang pengajar, saya tahu betul jika profesi ini membutuhkan banyak sekali pengorbanan dan keikhlasan. Jangan tanyakan soal berapa banyak uang yang bisa didapatkan sebagai seorang pengajar, namun berusaha untuk menjadi seorang pengajar yang mampu memberikan dampak positif untuk lingkungan sekitar dan membagikan ilmu sebanyak – banyaknya, seluas – luasnya.

Berawal dari hanya menjadi volunteer akhirnya saya benar – benar fokus dalam menjalani kegiatan di rumah sekolah tersebut, hingga akhirnya saya pun mulai memutar otak untuk tetap menghasilkan uang meski sibuk mengajar dari pagi hingga sore.

Akhirnya saya bertemu dengan teman – teman sesama blogger juga yang mengajak saya untuk bergabung dengan jasa penulis artikel. Bersama dia dan beberapa penulis lainnya saya akhirnya mampu menghasilkan uang dari kemampuan dan bidang yang paling saya suka, ya menulis.

Tak puas dengan hanya menulis bersama dengan seseorang, akhirnya saya memutuskan untuk membuka jasa pembuatan artikel sendiri.

Dari sini lah, penghasilan terbesar saya dapatkan yang awalnya hanya iseng, hobi dan mengisi waktu luang, kini menulis telah menjadi pekerjaan utama dan tetap dapat menjadi pengajar di rumah sekolah.

Dengan penghasilan dari menulis, saya mulai bisa menabung untuk biaya kuliah saya. Namun kendalanya terletak pada waktu, karena status saya yang bukan lagi volunteer melainkan pengajar tetap maka saya harus mencari cara agar saya bisa kuliah dan tetap mengajar di rumah sekolah.

Universitas Terbuka Banyuwangi

Mahasiswa Universitas Terbuka Banyuwangi

Di Banyuwangi sendiri terdapat banyak sekali Universitas mulai dari yang swasta hingga yang negeri, beragam progam yang dimiliki oleh beberapa universitas di kota berjuluk Sunrise of Java ini akhirnya membuat saya memutuskan untuk memilih Universitas Terbuka sebagai almamater saya.

Universitas Terbuka di Banyuwangi sendiri memang masih belum banyak diketahui, karena Universitas ini sebenarnya hanya cabang dari pusat Universitas Terbuka yang ada di Jember. Di Banyuwangi Universitas Terbuka ini bahkan tidak memiliki gedung, sehingga untuk belajar para mahasiswa Universitas Banyuwangi masih menggunakan gedung sekolah lain salah satunya seperti di SMA 2 Genteng Banyuwangi.

Terdapat tiga lokasi Universitas Terbuka di Banyuwangi yang bisa dipilih, yakni di Banyuwangi Kota, Kecamatan Genteng, dan Kecamatan Kabat. Saya sendiri memilih lokasi di Banyuwangi Kota.

Untuk penerimaan mahasiswa baru, Universitas Terbuka telah mengagendakan penerimaan mahasiswa baru dua kali dalam satu tahu. Artinya Universitas terbuka membuka pendaftaram setiap semester untuk mereka yang ingin menjadi mahasiswa di Universitas terbuka ini.

Pendaftaran mahasiswa baru untuk periode pertama biasanya akan dilangsungkan pada bulan Desember hingga bulan Februari, dan periode kedua biasanya dilakukan mulai bulan Juni hingga bulan Agustus setiap tahunnya. Akan tetapi pada tahun Akademin 2019 – 2020 pendaftaran mahasiswa baru dilakukan sepanjang tahun mulai dari bulan Agustus hingga bulan Januari.

Universitas Terbuka atau yang biasa disingkat dengan UT sebenarnya mempunyai sekitar 39 program studi yang terdiri dari 31 Program Sarjana, 2 Program Diploma dan 6 Program Magister atau Pascasarjana yang disediakan pada empat Fakultas yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Bahkan Universitas Terbuka ini kini memiliki dua program studi baru yakni S1 Sistem Informasi serta S1 Ekonomi Syariah yang dikemukakan oleh Mohammad Imam Farisi yang merupakan Direktur Universitas Jember.

Untuk melakukan pendaftaran atau registrasi terdapat dua cara atau dua jenis registrasi yang bisa dilakukan yakni pendaftaran mahasiswa baru atau mahasiswa pertama dan registrasi mata kuliah.

Pendaftaran mahasiswa baru atau registrasi pertama adalah proses pencatatan data pribadi atau DP mahasiswa serta mata kuliah apa yang akan diambil pada semester pertama. Pencatatan DP sendiri hanya akan dilakukan satu kali saja selama menjadi mahasiswa UT karena nantinya mahasiswa harus melakukan registrasi mata kuliah yang akan diambilnya pada setiap semester berikutnya.

Pendaftaran mahasiswa bisa dilakukan dengan beberapa cara, yang pertama kita bisa datang secara langsung ke kantor UPBJJ UT Jember, kemudian cara kedua kita bisa mendatangi kelompok kelompok belajar mahasiswa atau POKJAR secara langsung yang berada di setiap kabupaten atau kota yang berada di wilayah UT Jember, berikutnya jika jarak rumah kita berada jauh dari kota Jember mau pun kelompok belajar mahasiswa, kita juga bisa melakukan pendaftaran melalui online di http://sia.ut.ac.id.

Dalam perkembangannya UT kini bahkan mulai melakukan revolusi industri dengan mengedepankan pemanfaat kemajuan teknologi yang terkoneksi sehingga selama kita terhubung dengan jaringan internet maka kita bisa kuliah di mana pun dan kapan pun.

Tak hanya sistem registrasi atau pendaftaran saja yang bisa dilakukan secara online namun kini di UT kita juga bisa kuliah secara online, mulai dari belajar, mendapatkan bahan pembelajaran, hingga ujian semuanya bisa dilakukan secara online tanpa harus bertatap muka.

Hal ini memang menjadi fokus UT sejak lama karena ingin memberikan kemudahan bagi semua orang di mana saja untuk dapat kuliah dengan biaya terjangkau dan bisa dilakukan di mana saja meski berjarak ratusan kilometer dari lokasi Universitas terbuka. Bahkan UT kini juga memberikan kebijakan mengenai biaya pendaftaran gratis bagi setiap mahasiswa baru yang melakukan registrasi di Universitas Terbuka.

Di sini siapa pun bisa kuliah di UT dikarenakan tidak adanya batasan usia mau pun jumlah kuota untuk mahasiswa baru, UT tidak memiliki batasan umur, tahun kelulusan atau ijazah serta batasan wilayah atau lokasi sehingga siapa saja bisa kuliah di UT tanpa adanya batasan usia, waktu dan jarak.

Pengalaman Kuliah di Universitas Terbuka

Salah satu hal yang membuat saya mantap untuk memilih UT adalah fleksibilitas waktu, meski tempat tinggal saya cukup jauh dari Universitas UT yang berpusat di Jember, namun seperti yang sudah saya jelaskan di atas jika di Universitas Terbuka kita bisa melakukan belajar atau kuliah secara daring atau online sehingga hanya berbekal koneksi internet kita sudah bisa belajar di mana saja.

Namun karena di sekitar tempat tinggal saja terdapat kelompok kelompok belajar mahasiswa atau POKJAR yang tersebar di tiga lokasi di Banyuwangi, saya memilih untuk mengambil di Banyuwangi Kota dan untuk melakukan proses belajar mengajar kami masih memanfaatkan beberapa gedung sekolah lain.

Meski UT tidak mengenal batasan usia bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftar, namun jangan membayangkan jika di dalam setiap kelompok belajar kita akan menemui orang – orang yang jauh lebih dewasa dari kita, karena kenyataannya mahasiswa baru di UT mayoritas adalah anak muda yang baru lulus sekolah menengah atas atau bisa seperti saya yang tidak langsung melanjutkan kuliah melainkan menunggu hingga beberapa tahun terlebih dahulu. Dengan demikian, teman teman belajar saya pun juga mayoritas anak muda dengan usia kisaran 20an tahun.

Meski di Universitas Terbuka sudah tersedia banyak sekali program studi namun di Banyuwangi yang disediakan hanya beberapa program studi saja seperti PGSD dan PGPAUD.

Itu pun program studi PGPAUD hanya tersedia di kelompok belajar Kecamatan Genteng saja, maka dengan begitu saya lebih memilih untuk mengambil program studi PGSD.

Waktu kuliah yang fleksibel dan tidak menghabiskan banyak waktu karena Universitas Terbuka memang diperuntukkan bagi mereka yang ingin kuliah sambil tetap bekerja. Setiap satu semester kita hanya belajar selama 2 bulan saja, di akhir pekan yakni pada hari sabtu dari jam 1 siang hingga jam 5 sore. Dan hari minggu dari jam 9 pagi hingga jam 1 atau jam 2 siang.

Kuliah di Universitas Terbuka tentu saja sangat berbeda dengan kuliah di universitas lainnya, karena di sini kami hanya fokus pada pembelajaran saja sehingga tidak ada kegiatan lain yang dilakukan selama masa kuliah. Hanya datang saat jam mata kuliah dan pulang setelah jam kuliah usai. Hanya seperti itu hingga 6 semester.

Ya, di Universitas Terbuka memang memiliki jumlah semester yang sedikit lebih banyak jika dibandingkan dengan universitas lain. Namun di Universitas Terbuka, Sidang akhir dan pembuatan skripsi ditiadakan. Hal ini karena Universitas Terbuka hanya fokus untuk membantu banyak orang yang ingin meraih gelar sarjana dengan kesibukan di dunia kerja mau pun kesibukan lainnya.

Sehingga kita hanya difokuskan untuk belajar saja tanpa memikirkan hal lain seperti kegiatan pendukung mau pun pembuatan skripsi di akhir masa kuliah.

Selama kuliah di Universitas Terbuka saya masih dapat menjadi pengajar di rumah sekolah dan menjadi penulis. Hingga pada akhirnya setelah beberapa tahun menjadi volunteer di rumah sekolah, saya berhasil mendirikan sekolah Taman Kanak Kanak yang saya dirikan bersama dengan teman saya.

Dari sini saya mulai belajar bagaimana cara mengatur waktu saat memimpin sekolah Taman Kanak Kanak sekaligus menjadi tenaga pengajar di sana, melakukan pekerjaan paruh waktu sebagai penulis dan mahasiswa di Universitas Terbuka.

Dengan masa kuliah yang hanya dua bulan saja di setiap semesternya, kuliah di UT memang jauh lebih fleksibel dalam hal waktu khususnya bagi mereka yang sudah bekerja mau pun berumah tangga. Sehingga waktu kuliah tidak terlalu mengganggu pekerjaan dan masih bisa membagi waktu bersama dengan keluarga.

Usai menyelesaikan kuliah di Universitas Terbuka, proses wisuda akan dilakukan di Universitas Terbuka yang berpusat di Kota Jember karena seperti yang sudah kami jelaskan jika di Banyuwangi Universitas Terbuka hanya berupa kelompok kelompok belajar mahasiswa saja dan masih belum memiliki gedung sendiri.

Meski banyak hal bisa dilakukan dengan menggunakan sistem online namun ada beberapa hal yang masih belum bisa dilakukan dengan menggunakan sistem online sehingga bagi mahasiswa yang membutuhkan tanda tangan mau pun surat keterangan kuliah di Universitas Terbuka untuk keperluan pekerjaan misalnya, masih harus dilakukan secara langsung.

Artinya kita harus datang ke Universitas Terbuka di Jember untuk mendapatkan surat keterangan resmi beserta dengan tanda tangan yang dibutuhkan.

Hal ini tentu cukup merepotkan karena jarak Universitas Terbuka yang berpusat di Jember cukup jauh dengan Banyuwangi dan membutuhkan waktu hingga satu hari penuh.

Ada banyak kemudahan memang yang bisa kita dapatkan jika kita menempuh pendidikan di Universitas Terbuka namun ada juga beberapa kendala yang harus dihadapi oleh mahasiswa pasalnya di Banyuwangi belum terdapat gedung Universitas Terbuka sehingga untuk proses belajar mengajar masih dilakukan di gedung sekolah lain, misalnya gedung sekolah menengah atas atau bahkan gedung sekolah dasar yang dipinjam untuk menjadi tempat belajar mengajar sementara.

Bahkan pada saat proses Ujian Akhir Semester atau UAS, lokasi nya pun bisa berubah – ubah tidak menggunakan gedung yang biasa dipakai untuk proses belajar mengajar. Bagi sebagian orang hal ini juga menyulitkan.

Padahal jumlah mahasiswa Universitas Terbuka di Banyuwangi sudah mulai banyak dan semakin meningkat setiap tahunnya.

Bukan hanya mereka yang sudah bekerja saja yang memilih Universitas Terbuka, namun banyak lulusan baru yang lebih memilih untuk kuliah di Universitas terbuka dengan berbagai macam alasan.

Yang pertama karena Universitas Terbuka mematok harga yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan universitas negeri mau pun universitas swasta di Banyuwangi. Memang jika dilihat dari biaya persemester di Universitas Terbuka lebih tinggi bahkan hampir dua kali lipat dari universitas negeri mau pun universitas swasta di Banyuwangi, namun biaya semester tersebut merupakan biaya keseluruhan selama kuliah satu semester.

Artinya mahasiswa sudah tidak perlu memikirkan mengenai buku dan biaya lainnya. Ditambah dengan tidak adanya kegiatan pendukung lain selama masa kuliah dan waktu kuliah yang singkat dalam satu semester membuat biaya yang dikeluarkan untuk membayar uang semester menjadi lebih terjangkau jika dibandingkan dengan universitas lainnya di Banyuwangi jika dikalkulasikan dengan biaya biaya lain seperti buku dan kegiatan kegiatan lain yang diadakan oleh universitas tersebut.

Fleksibilitas waktu juga menjadi alasan utama, banyak orang yang mungkin seperti saya, tidak memiliki orang tua yang bisa membiayai kuliahnya sehingga banyak yang akhirnya mengurungkan niat untuk kuliah dan lebih memilih bekerja terlebih dahulu dan mengumpulkan dana untuk membiayai kuliahnya sendiri.

Akan tetapi tentu cara ini tidak efektif, sebab seperti saya yang sudah berusaha menabung selama beberapa tahun pun ternyata tidak cukup juga untuk biaya kuliah hingga akhirnya saya menemukan Universitas Terbuka dan bisa kuliah sambil tetap bekerja.

Begitu pula dengan lulusan baru yang ingin kuliah namun terbentur dengan biaya. Keberadaan Universitas Terbuka yang memberikan biaya terjangkau dan fleksibilitas waktu kuliah yang membuat siapa saja bisa bekerja sambil kuliah, saya rasa menjadi salah satu alasan banyak orang di Banyuwangi kini lebih tertarik menempuh pendidikan di Universitas Terbuka.

Satu pemikiran pada “Pengalaman Kak Eva Kuliah di Universitas Terbuka Banyuwangi Jurusan PGSD”

Tinggalkan komentar