Institut Ilmu al-Quran (IIQ) An-Nur; Tempat Kuliah Murah dan Mudah

Institut Ilmu al-Quran (IIQ) An-Nur; Tempat Kuliah Murah dan Mudah

Sudah mafhum adanya bila Yogyakarta terkenal dengan sebutan kota pendidikan. Ribuan lembaga pendidikan dibangun demi menunjang kebutuhan masyarakat. Mulai dari pendidikan usia dini sampai jenjang perguruan tinggi. Salah satunya Institut Ilmu al-Quran. Keunggulan sumber daya manusia yang ada di Yogyakarta telah menghadirkan semangat belajar lebih intens. Gagasan dan aksi nyata yang bermuara di Yogyakarta seringkali turut mempengaruhi kebijakan pemerintah pusat. Kata lainnya, sangat diperhitungkan dalam skala nasional.

Suatu kebanggaan tersendiri bagi para pelajar dan mahasiswa dari luar daerah yang bisa merasakan atmosfer belajar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebab, ketika lulus dan kemudian kembali ke daerah asal, umumnya mereka akan dipandang istimewa oleh masyarakat. Ilmu yang mereka bawa terasa membuka kran kemajuan daerah.

Yogyakarta merupakan provinsi yang terdiri dari satu kota dan empat kabupaten. Ihwal mengenai kota pendidikan memang terkesan muncul di kota Jogja. Banyak lembaga pendidikan dan tokoh bangsa lahir di kota Jogja yang sekaligus juga sebagai pusat pemerintahan provinsi.

Seiring perjalanan waktu, kabupaten Sleman, Bantul, Gunung Kidul dan Kulon Progo ikut pula berkembang pesat dalam bidang pendidikan. Hal ini terlihat dengan pesatnya pembangunan kampus-kampus yang berkualitas. Adapun salah satu perguruan tinggi yang konsisten mengedepankan kualitas keilmuannya ialah Institut Ilmu al-Quran (IIQ) An-Nur.

IIQ An-Nur terletak di kabupaten Bantul. Tempatnya strategis, dekat dengan kantor pemerintahan, pusat perbelanjaan dan sarana publik seperti perpustakaan daerah. Meskipun demikian, bukan berarti kampus ini berada di tengah hingar bingar kesibukan perekonomian maupun keramaian lainnya. IIQ An-Nur justru tetap menjaga kenyamanan belajar para mahasiswa dengan membangun gedung di dekat area persawahan.

Warga kampus terlindungi dari kebisingan arus lalu lintas dan pekatnya polusi asap kendaraan. Udara pun segar untuk dihirup dan menyehatkan otak. Penasaran? Yuk ketahui lebih dalam tentang IIQ An-Nur.

Profil Institut Ilmu al-Quran An-Nur

Institut Ilmu al-Quran (IIQ) An-Nur

Kampus yang resmi berdiri tahun 2002 ini dulunya bernama Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) An-Nur. Merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berada dalam naungan Yayasan Al-Ma’had An-Nur. Pada masa itu, Yayasan ini telah mengelola Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an An-Nur, Madrasah Diniyah Al-Furqon, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Al Ma’had An Nur.

Pemikiran atas lahirnya STIQ An-Nur didasari oleh semangat memenuhi kebutuhan zaman yang menuntut adanya legal formal terhadap keilmuan. Para pendiri STIQ An-Nur melihat fakta bahwa orang yang ingin berkiprah di masyarakat dituntut untuk memiliki ijazah formal, walaupun sebenarnya tingkat keilmuannya tidaklah diragukan lagi.

Hadirnya STIQ An-Nur juga merupakan solusi bagi santri PP. An-Nur yang lulus MA (ingin melanjutkan kuliah) tetapi belum selesai hafalan Qur’annya. Artinya, mereka bisa meneruskan menghafal Al-Qur’an dan meraih impian untuk kuliah dalam satu tempat terpadu.

Sejak awal masa perintisan, STIQ An-Nur mendapat perhatian langsung dari KH. Nawawi Abdul Aziz selaku ketua Yayasan Al-Ma’had An-Nur. Padahal saat itu usia beliau terbilang sudah sepuh (diatas 70 tahun). Namun, beliau terus bergiat membangun kampus yang sangat dinanti-nanti kehadirannya ini.

Nawawi adalah sosok teladan yang Istiqomah dan sanggup mengelola waktu secara efektif. Meskipun sedang sibuk mengurus pembangunan STIQ An-Nur, nyatanya beliau tetap mampu rutin mengajar ratusan santri. Porsi mengajarnya tidak berkurang sedikit pun. Beliau mantap bertanggungjawab sebagai pengasuh PP. An-Nur.

Bersama tim perintis, KH. Nawawi merumuskan visi STIQ An-Nur; yaitu unggul dan inovatif dalam pengembangan studi Islam yang berdasarkan nilai-nilai al-Qur’an dan kepesantrenan. Adapun misinya ada tiga:

  • Menjadikan Institut Agama Islam yang berkualitas dan menjadi pusat kajian keislaman sesuai kebutuhan zaman dengan tidak menghilangkan nilai-nilai pesantren.
  • Menciptakan kader-kader bangsa yang kompetitif dalam bidangnya dengan selalu berlandaskan nilai-nilai al-Qur’an.
  • Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berbasis riset dan pengabdian masyarakat.

Sedangkan kurikulum yang digunakan sama seperti di Perguruan Tinggi Islam Negeri. Kemudian ditambah dan dikembangkan dengan muatan lokal yang sesuai visi dan misi STIQ An-Nur serta perkembangan zaman. Kampus ini juga bisa disebut sebagai salah satu perguruan tinggi yang terintegrasi dengan pesantren berbasis al-Qur’an dan kitab-kitab klasik. Memadukan antara keilmuan klasik Islam dan keilmuan modern. Disamping itu, juga mengedepankan keseimbangan intelektual dan keimanan.

Pengukuhan STIQ An Nur sesuai SK Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Nomor: Dj.II/356/02 Tanggal 23 Oktober 2002. Sejak awal berdiri, STIQ An-Nur telah membuka dua fakultas yang masing-masingnya terdapat satu program studi (Prodi); Fakultas Tarbiyah dengan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Fakultas Ushuluddin dengan Prodi Tafsir Hadits (TH).

Pada tahun 2017, kampus yang terus mengalami kemajuan ini tidaklah setingkat sekolah tinggi lagi. Namun telah naik kelas menjadi Institut. Lebih lengkapnya; Institut Ilmu al-Quran (IIQ) An-Nur. Sebagaimana SK alih status Nomor: 1925 Tahun 2017. Terakreditasi: “B” SK BAN-PT, Nomor: 387/SK/BAN-PT/Akreditasi/S/X/2017.

Perubahan demikian seiring pula dengan bertambahnya Fakultas dan Prodi yang dibuka.

  • Fakultas Tarbiyah: Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
  • Fakultas Ushuluddin: Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) dan Ilmu Hadits (IH).
  • Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam: Prodi Ekonomi Syari’ah (ES) dan Perbankan Syariah (PS).

Kuliah di IIQ An-Nur terasa murah dan mudah. Murah karena biaya kuliah di IIQ An-Nur sangat terjangkau sesuai program dan fasilitas yang tersedia. Agar semakin yakin, ada baiknya calon mahasiswa terlebih dahulu melakukan perhitungan atas biaya yang diperlukan. Pastikan memeroleh info yang akurat dari sumber terpercaya.

IIQ An-Nur juga menyediakan banyak beasiswa, diantaranya; Beasiswa bebas SPP 4 semester bagi yang meraih rangking 1 dan bebas SPP 2 semester untuk rangking 2 lulusan MAN/ SMA/SMK atau yang sederajat. Beasiswa Tahfidz 10, 20 dan 30 juz bebas SPP 2 semester, 4 semester dan 8 semester.

Kuliah di IIQ An-Nur sungguhlah mudah. Mulai dari awal mendaftar hingga lulus nanti, tidak ada aturan yang menyulitkan. Semua akan berlangsung lancar bila mahasiswa mengikuti petunjuk yang telah diinfokan. Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang info pendaftaran, silakan kunjungi iiq-annur.ac.id

Menarik ketika mengingat kenangan selama kuliah di kampus ini. Sedikitnya ada tiga keunggulan yang patut diketahui;

Kampus Berbasis Pesantren

Mayoritas mahasiswa bermukim di pesantren. Kondisi ini memungkinkan terbentuknya karakter mahasiswa yang santri. Sehingga memiliki kemampuan lengkap, akademik dan keilmuan organik khas pesantren. Pilihan tinggal di pesantren dapat membiasakan mahasiswa hidup lebih mandiri.

Mandiri artinya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Mulai dari mencuci pakaian, mengelola keuangan kiriman dari orang tua dan kepentingan pribadi lainnya yang semestinya bisa diurus sendiri. Mahasiswa yang tinggal di pesantren sejatinya juga menjadi terlatih bertanggung jawab sejak dini. Misalnya kiriman uang bulanan yang tidak mampu diatur (habis sebelum waktunya), maka mahasiswa berusaha mandiri dalam menutup keperluan yang harus dibayarkan.

Menghadapi kenyataan tersebut, akhirnya mau tidak mau seorang mahasiswa secara alami akan mengukur batas pengeluaran di bulan berikutnya. Hemat adalah kata kuncinya dan pesantren mengajarkan hal itu. Sebab, keseharian di pesantren tidaklah penuh dengan foya-foya. Hidup sederhana dan bersahaja seperti yang dicontohkan para pengasuh pesantren.

Selain itu, mahasiswa memiliki banyak kesempatan untuk terus menimba ilmu-ilmu keislaman di pesantren. Artinya, akan semakin banyak pula keilmuan yang memperkuat pemahaman terhadap mata kuliah di kampus. Rasanya begitu tersentuh ketika salah satu alumni IIQ An-Nur menyampaikan testimoni;

“Bangga pernah menjadi mahasiswa IIQ An-Nur. Penuh keyakinan dengan basic Qur’an yang kuat dan menjadi modal karir saya di dunia militer”. (Kapten Makarim Umar, S.Th.I)

Adapun jarak lokasi antara pondokan (tempat tinggal santri) dan kampus terhitung sangat dekat, hanya sekitar 50 sampai 100 meter. Cukup ditempuh dengan berjalan kaki saja. Sedangkan bagi mahasiswa yang tidak bermukim di pesantren, tetap mendapat kemudahan yang cukup menguntungkan. Salah satunya, parkir kendaraan yang letaknya dekat gedung perkuliahan sehingga mudah dijangkau.

Kampus Asri Ramah Lingkungan

Sedikit telah digambarkan bahwa kampus IIQ An-Nur berada di dekat area persawahan yang luas. Lewat jendela kampus, mahasiswa dapat memandang hijaunya tanaman padi. Kesegaran udara tentunya juga bisa dirasakan kenikmatannya. Sekeliling gedung perkuliahan ditumbuhi pohon-pohon besar sebagai perindang sekaligus produksi oksigen.

Desain bangunan kampus tertata apik dan mengutamakan kelayakan sebagai tempat untuk belajar. Bagian depan tampak megah dengan sentuhan seni yang dilengkapi beberapa ornamen. Ruang kelas dan perkantoran begitu nyaman ditempati karena bentuk bangunannya dibuat ramah lingkungan. Sehingga, sirkulasi udara menjadi lancar.

Kampus Riset Unggulan

Pengelola kampus selalu aktif untuk meningkatkan kemampuan dosen dibidang penelitian. Setiap tahunnya lahir karya penelitian yang dihasilkan oleh dosen-dosen IIQ An-Nur. Banyak karya penelitian yang lolos dalam seleksi nasional. Bahkan ada pula yang kemudian menjadi rujukan untuk produk riset berkelanjutan.

Disamping itu, berbagai penelitian juga dilakukan sebagai upaya melanggengkan Jurnal An-Nur, yaitu jurnal resmi yang diterbitkan kampus IIQ An-Nur. Beberapa dosen ada pula yang riset secara mandiri untuk selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk buku.

Menariknya, seringkali para dosen juga melibatkan mahasiswa dalam proses penelitian tersebut. Tentu merupakan kesempatan baik bagi mahasiswa yang ingin menekuni bidang penelitian. Selain memperoleh ilmu dan pengalaman, mahasiswa yang terlibat juga akan mendapat apresiasi.

Berbagi Pengalaman Kuliah di Institut Ilmu al-Quran An-Nur

Sewaktu berkesempatan kuliah di IIQ An-Nur, pilihan jatuh pada Fakultas Tarbiyah Prodi PAI. Keputusan ini diambil setelah mengetahui lebih dalam tentang apa saja mata kuliah yang dipelajari, kemampuan seperti apa yang bisa didapat, serta hasil apa yang akan diperoleh.

Tahapan awal di Prodi PAI, mahasiswa diberi pemahaman dasar tentang peran keilmuan Islam dalam membentuk pribadi yang islami. Lalu memahami bagaimana membangun keluarga islami dan juga pada lingkup yang lebih luas, yakni masyarakat islami.

Masa-masa ini, mahasiswa sudah dibimbing untuk mengasah kemampuan menulis buah pikirannya dan sekaligus mampu mempresentasikannya. Pertama kali masih canggung, grogi, salah tingkah dan ucapan. Namun, berkat bimbingan yang baik dari dosen, akhirnya beragam kesulitan itu bisa terlewati.

Iklim belajar yang terbangun sangatlah menyenangkan. Kondisi ini berdampak positif bagi mahasiswa dalam menyikapi jam kosong. Waktu tidaklah dilalui sia-sia. Biasanya dilakukan diskusi yang membahas tema seputar mata kuliah atau terkait perkembangan pendidikan terkini.

Bersama teman-teman juga berinisiatif membuat acara sesuai momentum yang ada. Seperti saat bulan Ramadhan, diadakanlah sarasehan yang dihadiri beberapa dosen. Senang rasanya, terjalin keakraban antara mahasiswa dan dosen. Diskusi yang meriah tersebut diakhiri dengan ‘buka bersama’.

Para mahasiswa PAI lintas angkatan tergabung dalam wadah organisasi bernama Kelompok Studi Tarbiyah (KST) IIQ An-Nur. Aktif mengadakan beragam kegiatan guna mengembangkan skill mahasiswa. Tercatat sudah puluhan kali menggelar seminar berskala nasional. Puluhan kali melakukan aksi sosial, diantaranya; donor darah, relawan tanggap bencana dan penggalangan dana sosial.

Kegiatan demi kegiatan seakan bergulir tiada henti. Keaktifan mahasiswa dalam berkegiatan menandai kondusifnya suatu kampus. Suka duka selama menjalani kegiatan adalah kenangan yang sungguh bernilai. Kesempatan yang tak akan terulang lagi.

Satu hal penting yang wajib ada setiap Harlah KST ialah ‘Sima’an al-Qur’an’. Istimewa memang, karena selain kampus tempat kuliah ini mengusung nama Institut Ilmu Al-Qur’an, banyak mahasiswanya yang hafal al-Qur’an.

Setelah menyelesaikan sejumlah mata kuliah dan aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi, maka tibalah saatnya uji nyali sebagai seorang pengajar. Program ini disebut Praktek Pengajaran Lapangan atau disingkat PPL. Teknisnya; Mahasiswaal PAI dikirim ke beberapa sekolah atau madrasah (yang telah menjalin kerjasama) untuk praktek mengajar selama sekitar 40-60 hari. Dikhususkan hanya mengajar mata pelajaran agama Islam.

Setiap sekolah akan menerima 4-5 mahasiswa PAI IIQ An-Nur, baik putra maupun putri. Selain mendapat bimbingan dosen, para mahasiswa juga dibimbing oleh guru agama di masing-masing sekolah. PPL merupakan pintu masuk agar selanjutnya bisa menjadi guru yang sesungguhnya.

PPL menghadirkan banyak kisah tak terduga. Pengalaman-pengalaman spesial datang menghampiri para ‘guru belia’ ini. Ada yang unik, lucu, bahkan romantis. Suasana kelas terlampau riuh sebab guru yang mengajar begitu muda. Mayoritas murid justru terlihat senang atas perjumpaan ini.

Suatu ketika berita yang mengejutkan itu datang dari teman satu angkatan PPL. Berita kalau ia akan menikah tentu sewajarnya seperti pernikahan pada umumnya. Namun, yang membuat terkejut adalah sosok mempelai wanitanya. Sungguh-sungguh terjadi, ternyata wanita ini tiada lain merupakan murid sewaktu PPL di sebuah sekolah. Kejutan yang indah kan?

Usai PPL kemudian KKN, yaitu singkatan dari Kuliah Kerja Nyata. Para mahasiswa terjun langsung di masyarakat. Ikut tinggal selama kurang lebih 40-60 hari di pemukiman penduduk. Belajar menghayati kehidupan di daerah pedesaan. Belajar mengenal lebih jauh kearifan lokal daerah setempat.

KKN sejatinya bukan semata-mata mahasiswa membagikan ilmu yang didapatnya selama di bangku kuliah, tetapi belajar tentang mengasah kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat. Para mahasiswa perlu belajar sebanyak-banyaknya tentang ini untuk bekal dikemudian hari nanti.

Kini, enam tahun telah berlalu. Sejak lulus dari IIQ An-Nur, banyak kabar baik yang terdengar. Kampus yang memberi jalan kebahagiaan bagi seorang pemuda generasi penerus bangsa ini terus berkembang. Baik pembangunan fisik maupun Sumber Daya Manusia (SDM)nya. Ruang kelas semakin representatif. Program-program kampus mengalami peningkatan yang signifikan.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan kian bermutu. Beberapa kali kuliah umum menghadirkan tokoh nasional dan internasional. Nama-nama seperti Dr. KH. Habiburrahman El Shirazy, Lc. Pg.D (Dosen, Penulis, Produser), Dr. Aguk Irawan Mn, Lc. (Dosen, Penulis) adalah dua tokoh diantaranya. Bahkan Habiburrahman juga kemudian terdaftar sebagai dosen IIQ An-Nur.

Catatan terpenting dari peran kampus ini dalam membekali alumninya ialah pembentukan karakter generasi islami yang berakhlak Qur’ani. Sejauh ini, alumni IIQ An-Nur telah mengabdi dan berbakti di hampir seluruh wilayah Indonesia. Menjalani bermacam profesi penuh dedikasi.

Penulis

*Muhamad Taufik

Mahasiswa IIQ-An-Nur

Tinggalkan komentar