1 Hal Lagi yang Membuat Jogja Semakin Istimewa; Gerakan Love Masjid!

Masjid adalah tempat keberkahan terbaik. Selain tempat sujud, masjid juga pernah dikumandangkan Rosulullah Saw sebagai tempat saling tukar ide gagasan. Hal inilah yang mendasari berdirinya sebuah gerakan pengabdian, gerakan “bawah” namun tulus mengangkat harkat peradaban.

Gerakan Love Masjid

Di Jogja sendiri, terdapat komunitas kaum muda yang bersemangat melaksanakan program bersih-bersih masjid. Mereka membersihkan sudut-sudut masjid hingga bagian kamar kecil. Kaum muda ini menamakan dirinya sebagai Gerakan Love Masjid.

Gerakan ini lahir pada 1 Mei 2013 atas dukungan Ustadz Restu Sugiharto. Ustadz Sugiharto adalah penggerak dakwah bertemakan cinta dan persaudaraan di Yogyakarta. Lambat laun, seiring padatnya jadwal dakwah ustadz Sugiharto, beliau senantiasa menyampaikan kisah-kisah dari Gerakan Love Masjid. Gayung bersambut, gerakan ini pun mendapat respon positif dari berbagai lapisan masyarakat.

Gerakan ini bermula ketika salah satu ketuanya Kahono menuturkan bahwa Rumah Allah seharusnya dibuat senyaman mungkin. Dengan demikian, jamaah sanggup berlama-lama di dalam masjid, dan semakin merasa khusyuk.

Setiap kali bersih-bersih masjid, Gerakan Love Masjid memerlukan waktu 4 – 5 jam. Jumlah personil yang turun tangan biasanya sekitar 10 orang dibantu takmir setempat. Untuk menambah spirit persaudaraan, aksi ini juga sering mengajak para pengusaha, ustadz-ustadz, dan dai nasional turut membersihkan masjid.

Uniknya, gerakan ini adalah gerakan tanpa pungutan biaya sepeserpun. Semua biaya operasional dan sarana prasarananya ditanggung oleh Gerakan Love Masjid. Program ini terbuka bagi masjid-masjid yang memerlukan kebersihan dengan pelayanan standart hotel.

Selain bersih-bersih masjid, Gerakan Love Masjid ini juga mempunyai program sedekah nasbung (nasi bungkus). Program ini bekerjasama dengan komunitas dakwah yang berada di lingkup Yogyakarta. Alurnya, sedekah nasbung ini diperuntukkan bagi jamaah Sholat Jumat tempat di mana masjid dibersihkan.

Di samping progam sedekah nasbung, Love Masjid juga mengadakan program “Tadabbur” (Tangi-tangi dhahar bubur). Program ini dispesialkan bagi masjid-masjid yang secara rutin melaksanakan kajian di waktu Ahad Pagi.

Adapun besaran porsinya selama ini berjalan antara 50-100 nasi. Semua gratis, dan diantar sampai lokasi di mana tempat kajian berlangsung.

Berkat tingginya apresiasi masyarakat, kini Love Masjid berkembang tidak hanya di Jogja saja, namun juga di wilayah Prambanan serta Surabaya.

Dengan adanya gerakan di atas, semoga masjid-masjid di Jogja terlebih di seluruh Nusantara dapat mencontoh program-program riil keummatan. Kenanglah bahwa terkadang hal-hal yang dianggap sederhana itu hakikatnya dapat meninggikan.

#Ayo ceritakan gerakan-gerakan inspiratif komunitas Anda melalui rubrik event, sebarkan benih-benih kebaikan, share is care!

 

Baca juga artikel sebelumnya Masjid di Jogja yang Membuat Anda Rindu Menggebu.

 

 

 

Tinggalkan komentar