Film sebagai Media Dakwah

Film sebagai Media Dakwah

              Seiring dengan perkembangan zaman yang terus berubah menuju era modern, maka film juga ber-transformasi. Film berubah sebagai media dakwah, yang digunakan sebagai media menyebarkan dakwah ke-agamaan, mengingat pada zaman sekarang setiap kepala keluarga telah memiliki sebuah atau dua bahkan lebih televisi yang mampu dinikmati setiap saat, dengan biaya yang terlampau murah, semua golongan masyarakat mampu memilikinya.

Dengan berbagi gegap gempitanya program-program bercorak ke-agamaan menjadi laris-manis bagi mereka yang haus akan spiritualitas, dikarenakan berbagai kesibukan yang mereka dalam meniti karir, bekerja dan sebagainya. Sehingga tiada waktu kosong untuk sekedar memperdalami ilmu agama.Dari sudut pandang masyarakat kalangan menengah ke bawah, mereka memang menikmati dan tenggelam dalam alur cerita film-film bercorak agama, seakan tidak ingin satu episode pun yang terlewatkan dan dibiarkan begitu saja.

Adapun pembahasan mengenai film sebagai media dakwah ini, akan men-fokuskan pada isu-isu kekinian yang menjamur di dunia pertelevisian yaitu bab khusus tentang film religi atau azab. Kenapa mengambil focus pembahasan pada permasalah tersebut?

Mungkin timbul pertanyaan tersebut dalam benak pikiran kita masing-masing.Apabila kita mempunyai indeks penilaian dari 1-10 berapa angka yang akan anda berikan terhadap untuk film-film religi atau azab yang ada di televisi negeri ini? 9 kah ?atau bahkan 10? atau memilih untuk diam?

Agama sudah kehilangan ruhnya, nilai hakiki yang tak didapatkan lagi, manisnya sudah berubah menjadi kepahitan yang begitu getir. Penggembosan nilai-nilai agama sudah mencapai puncak akutnya, framing yang diberikan oleh para orang/lembaga yang berkepentingan di dalamnya ternyata berhasil menina-bobokan masyarakat awam, dan sebagian mereka yang katanya kalangan muslim perkotaan atau kosmopolitan yang menurut kami adalah penikmat terbesarnya.

Film-film yang ber-genre religi atau dakwah yang hampir setiap hari kita temukan dalam kotak persegi berwarna hitam, merupakan diantara bentuk kemunduran dalam menjalankan dakwah agama Islam. Namun, seakan para stage holder atau pemimpin di negeri ini menutup mata atau justru ikut menikmatinya?

Dan yang membuat pipi ini mereka untuk tersenyum adalah para penceramah, ustadz/tadzah, yang menjadi bagian dalam film-film tersebut.Dengan pakaian yang seba putih, serban putih, dan ber-peci serta membawa tasbih membaca ayat-ayat suci dan do’a untuk setiap kejadian-kejadian yang menyangkut azab yang sedang dialami oleh para pemeran di dalam film-film relgi atau azab tersebut.Lucu.!

Berdasarkan observasi kumparan, Indosiar memiliki 131 judul FTV Azab sejak tayang perdana, 1 Juli 2018 lalu. Sementara MNCTV, punya 63 judul sejak mulai tayang, 13 Agustus 2018.Jumlah itu didasarkan pada unggahan kedua stasiun televisi tersebut di YouTube dan vidio.com. Kalkulasi lalu dilakukan melalui hasil screening pada 21 Oktober 2018.

Merespons maraknya tayangan tersebut, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah melayangkan teguran tertulis kepada Indosiar, 25 Juli 2018. Salah satu judul FTV Azab dinilai menuai polemik lantaran tak memperhatikan ketentuan perlindungan anak-anak dan remaja.Acara itu, juga dipandang tidak logis.Tidak ketinggalan, program “Dzolim” MNCTV pun sudah mendapat peringatan KPI. Hal itu, disampaikan Komisioner Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Dewi Setyarini: “Iya, kita juga beri peringatan untuk ‘Dzolim,” katanya ke kumparan, Minggu (21/10).[1]

Berikut ini adalah data 194 judul FTV azab yang ditayangkan di Indosiar MNCTV:

Judul film azab

Lihat pembahasan menarik mengenai Analisis Film Azab

[1]KumparanNEWS akses pada 24 Oktober 2018 Pukul 10.00 WIB

 

Tinggalkan komentar