Contoh Surat Refleksi dan Ucapan Terima Kasih untuk Dosen

Contoh Surat Refleksi dan Ucapan Terima Kasih untuk Dosen

Ucapan Terima Kasih untuk Ayahanda Dr. Joko Wicoyo, M.Si

Sesuai rencana saya, selepas lulus S1, saya memutuskan untuk mencari pengalaman di dunia bisnis kreatif selama 2 tahun. Selama itu pula, saya sudah bersiap-siap untuk menuju ke kampus selanjutnya, ke luar negeri, UGM dan akhirnya takdir membawaku kembali ke almamaterku dulu.

Tak mudah untuk memulai lembaran-lembaran baru terjun ke dunia akademik setelah 2 tahun terjun ke bisnis kreatif. Ada sekat antara teori dengan praktik. Mulai dari meremehkan, membaca sedikit, hingga membaca cover bukunya saja. Namun perlu diketahui bahwa semua itu saya lakukan untuk menghangatkan mesin keintelektualan.

Contoh Surat Refleksi

Terlepas dari buruknya perilaku, saya sangat bersyukur bisa menjadi murid seorang ilmuan filsafat. Bagi saya, hubungan di kelas selama ini bukan hanya sekedar mahasiswa dengan seorang dosen, lebih dari itu, saya menganggapnya sebagai hubungan antara anak dengan ayah.

Seorang Ayahanda yang tak kenal lelah mengajar kami baik melalui komunikasi verbal maupun non verbal. Saya rasa, kelas filsafat adalah kelas yang paling hidup lingkungan akademisnya. Bahkan, nuansa akademis tersebut tidak hanya berhenti di kelas, kami melanjutkan diskusi kami di ruang-ruang diskusi, kantin, perpus dan di berbagai ventilasi-ventilasi intelektual lainnya.

Sebelum Selasa menyapa, kami pun menyiapkan semua materi yang akan dibahas mulai dari tugas critical respon hingga makalah untuk presentasi. Dengan kebiasan tersebut, kami mulai gemar membaca, buku demi buku rekomendasi Ayahanda kami baca sampai habis.

Kiranya, jika disebutkan apa kekurangan Ayahanda dalam mengajar, tentu semuanya akan langsung tertutup dengan kelebihan-kelebihan yang ada. Saya berharap Ayahanda bisa melanjutkan apa yang Ayahanda lakukan selama ini, sebab cara mengajar Ayahanda sangat unik dan banyak memberikan manfaat.

Satu hal yang barangkali sangat baik bagi adik-adik semester kami, kedepannya bisa dipertimbangkan adanya tugas critical respon yang menggunakan bahasa Inggris ataupun bahasa Arab. Dengan demikian, kami bisa lebih bersusah-payah keluar dari zona nyaman.

Kami juga berharap kiranya kedepan Ayahanda masih berkenan untuk menerima kami barang sebentar untuk berdiskusi dan bertukar pikiran, karena kami yakin persaudaraan yang dijalin akan mampu menggali mutiara-mutiara berkilau yang terpendam.

I believe….

Tinggalkan komentar