Yang Sedang-sedang Saja

Apa-apa yang berlebihan itu tidak baik. Anda minum air putih berlebihan itu tidak baik, meskipun menyehatkan. Anda mengkonsumsi makanan paling bergizi pun tidak akan baik untuk tubuh Anda bila berlebihan. Berlebihan tentunya ada dua macam, berlebihan yang positif dan berlebihan negatif. Dua-duanya tetap berlebihan dan tidak diperbolehkan. Yang sedang-sedang saja, seperti sebuah lagu namun pas untuk kita.

Di dalam agama, seseorang yang hanya beribadah pun tidak bisa dikatakan baik. Sebagai penyempurna, Tuhan telah menciptakan segala sesuatunya menjadi dua hal. Akan bernilai ibadahkah atau sebaliknya. Oleh karena itu, ibadah adalah ibadah dan berwirausaha ataupun mencari nafkah pun ibadah.

technovatives.co.uk
technovatives.co.uk

Ingatkah kisah pemimpin yang dijuluki Singa Padang Pasir? Sewaktu ada seorang pemuda yang mempunyai keinginan akan rizki, pemuda itu hanya berdoa dan beribadah di masjid.

Seketika itu, pemimpinnya pun menasehati bahwa di dalam doa itu harus disertai ikhtiar. Pemuda itu pun tersadar bahwa ibadah yang berlebihan pun tidak baik. Itulah kebijaksanaan Umar, bahwa di awal penyebarannya pun tetap memprioritaskan keseimbangan.

Beralih ke bidang komunikasi. Pada dasarnya, manusia berkomunikasi agar mampu menyampaikan pesan, ide ataupun gagasan. Selain itu, komunikasi juga bertujuan sebagai wujud eksistensi bahwa Anda benar-benar ada. Selanjutnya, komunikasi juga digunakan sebagai media kebahagiaan. Sekali lagi ingat, Yang sedang-sedang saja karena yang berlebihan itu tidak baik. Ok, marilah kita diskusikan bersama.

Komunikasi dan Pesan

Evansincorporated.com
Evansincorporated.com

Komunikasi dan pesan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Orang yang berkomunikasi pasti berpesan, dan yang berpesan pasti berkomunikasi. Di dalam dunia komunikasi, hal tersebut dibagi dalam dua jenis komunikasi yaitu verbal dan non verbal. Verbal adalah bahasa pokok harian kita, dan non verbal meliputi gerak tubuh yang sifatnya tambahan untuk memperjelas komunikasi intinya.

Saat berkomunikasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni audiens, isi pesan dan durasi waktu. Hal ini sebaiknya diperhatikan mengingat apa yang Anda sampaikan akan berpengaruh terhadap kelancaran. Maksudnya, agar komunikasi Anda nantinya menjadi pencerah, bukan komunikasi yang semakin merunyamkan masalah!

Pertama mengenai audiens. Identifikasilah terlebih dahulu audiens Anda mulai dari kebiasaaan, acara, atau hal-hal yang menyangkut dengan hal-hal sensitif para audiens.

Contoh kecil saat penulis diamahi sebagai pembaca Quran dalam acara ijab qabul, saat itu penulis meggunakan jas hitam. Tanpa disangka, penulis sendiri yang disangka pengantinnya karena budaya di daerah penulis memang identik dengan kemeja putih dan jas hitam.

Di sebuah pesantren, di dalamnya terdapat jadwal kultum bagi santri-santrinya. Setiap santri wajib menyampaikan tausyiah berupa nasehat agama. Tibalah salah seorang santri maju dengan menggunakan kaos dan celana panjang yang dirangkap dengan sarung pendek. Pada bab pertengahan, santri ini dengan semangat menyampaikan:

“Waspadalah terhadap aksi setan, karena setan akan selalu melancarkan aksi-aksinya terutama untuk menggoda anak adam”.

Serentak teman-teman yang lain pun sekan berpikir dan di waktu bersamaan tertawa bersama, “Haha… Lalu yang terdua apa mas selain anak adam?”, haha…

Masih di sebuah pesantren, seorang santri tiba-tiba datang dan berteriak,”Woey handukku siapa yang nyuri?”. Seisi pesantren pun melongo dan seakan-akan merasa ada yang mencuri. Padahal masalahnya hanya sepele, si santri tersebut lupa menaruh handuk kecilnya. Hanya saja, si santri tersebut menyampaikan kepada teman-temannya dengan kata “mencuri” sehingga akan menimbulkan kesan yang negatif. Ingat ya, yang sedang-sedang saja, berpikir negatif akan merugikan diri sendiri lho.

Kisah di atas adalah fenomena komunikasi tentang isi pesan yang sering kita jumpai sehari-hari namun bila dilakukan secara terus menerus akan berakibat fatal. Syukur bila sahabat Anda adalah orang yang tahu akan karakter Anda.

Bila bila belum mengerti, gaya komunikasi semacam itu akan diintepretasikan dengan makna yang lain. Terlebih pada saat yang bersangkutan sedang ada masalah atau tidak dalam kondisi fit, kemungkinan besar akan menimbulkan perseteruan dingin.

***

Yang sedang-sedang saja
cmmservices.com

Pernahkah Anda mengetahui seseorang yang bila berbicara sangat lama? Saking lamanya, temennya sendiri pun tak kebagian. Nah ini perlu kita perhatikan.

Hal pertama yang menjadi kunci kesuksesan Anda dalam menyampaikan pesan tidak lain adalah ketepatan. Ketepatan pertama mengenai 10 detik awal saat Anda harus tampil berbicara mempesona, membuat orang kagum dan seakan-akan tersihir oleh pembicaraan yang Anda bawakan.

Kesalahan umum terjadi manakala seseorang berbicara di depan publik terlalu cepat atau terlalu lama. Terlalu cepat misal dalam hal kultum, sudah tujuh menit hanya diisi pembukaan lagi.

Atau dalam hal pidato misalnya, Anda berbicara melebihi waktu yang telah ditentukan. Terlalu cepat juga terlalu lambat akan membuat seseorang menjadi bad feel yang akhirnya akan anti dengan Anda.

Bila Anda merasa dalam menyampaikan pidato sudah standar waktu yang normal, namun audiens Anda merasa mengantuk atau jenuh berarti ada pembawaan speaking Anda yang perlu diperbaharui.

Dalam artian, jangan biarkan audiens Anda hafal apa tak tik yang biasa Anda gunakan. Bisa jadi Anda akan dicap “itu-itu saja”. So, updatelah selalu trik dan pengetahuan Anda.

Eksistensi adalah pengakuan orang lain kepada Anda bahwa Anda benar-benar ada. Bukan hanya ada secara jasadiyah, namun juga dengan keunikan atau karya. Di sinilah peran komunikasi secara tidak langsung dapat memarketingkan diri Anda disamping pesan yang disampaikan. So, ketika Anda berkomunikasi sebenarnya Anda sedang memarketingkan diri Anda sendiri. Lakukah?

Menjadi terkenal itu harus, begitu kata Ibrahim Vatih. Dengan terkenal, Anda mampu menjadi panutan, menjadi penyebar kebaikan dan Anda akan banyak dikenal karena mempunyai banyak sahabat dan fans. Hal ini sesuai dengan pepatah bahwa jika banyak orang baik yang diam, maka akan banyak orang jahat menindas dan menguasai.

Komunikasi Menentramkan

Yang sedang-sedang saja
en.wikipedia.org

Tak ada yang tahu ketika Anda sedih, kecewa, ceria, senang ataupun yang lainnya. Anda bisa menipu seseoranng dengan mimik muka yang dibuat-buat. Di ranah komunikasi itu sendiri terdapat komunikasi internal dengan eksternal.

Eksternal berkaitan interaksi yang dilakukan dengan orang lain, sedangkan internal adalah gaya komunikasi yang dilakukan melalui diri sendiri. Komunikasi internal inilah komunikasi yang di dalamnya mengandung komunikasi palsu dan original.

Komunikasi original adalah komunikasi yang alamiah, tidak dibuat-buat. Bila sedih ya wajahnya cemberut, dan bila senang wajahnya ceria. Berbeda dengan komunikasi palsu, komunikasi ini sengaja menutup-nutupi dan menjadikan keadaan menjadi sebaliknya.

Misal bila seseorang sedang sedih, Ia tutupi dengan keceriaan wajahnya dan lain sebagainya. Sering orang seperti ini terlalu berlebihan dalam mengambil sikap baik tertawa yanag berlebihan, sedih yang terlarut atau ekspresi yang lainnya.

Pemaparan sederhana di atas bukanlah kebenaran mutlak, hanya digunakan sebagian orang membuat kebahagiaan semu yang nantinya akan berubah wajah bila tidak tahan mengumpatnya. Maka dari itu, sepatutnya setiap manusia terbuka dengan segala hal yang terjadi.

Keterbukaan membuat manusia bisa hidup sesuai ukurannya. Sedih biasa saja, senang biasa saja, cemberut biasa saja dan tentram diekspresikan juga dengan biasa-biasa saja, alias yang sedang-sedang saja jangan berlebihan.  Semoga hidup Anda menjadi harmonis dan romantis!

 

Tinggalkan komentar