Kiat Ampuh Menulis konten viral

Meledak. Satu kata tersebut sepertinya mampu mewakili makna konten viral. Ya, seperti ledakan, puing-puingnya menyebar ke mana-mana. Sejauh-jauhnya.

Terkait sebuah artikel, wabilkhusus konten viral terbagi menjadi dua. Pertama adalah konten viral offline. Kedua konten viral online. Dari keduanya tersebut, saya akan membahas mengenai konten viral online.

Anda mencari Jasa Penulis Konten Viral? Serahkan kepada kami di Jasa Penulis Artikel Contenindo. Kualitas Terbaik.

share content
middlemarketcenter.org

Konten viral sendiri masih terbagi menjadi dua. Konten viral yang mainstream dan non-mainstream. Coba Anda perhatikan judul-judul di bawah ini.

  • Terungkap! Kodok Ini Jelmaan Manusia. Sebarkan agar Tidak Celaka!
  • Terkuak! Siapa Dajjal Sebenarnya. Sebarkan Jika Masih Punya Iman!
  • Inilah Anak Laki-laki yang Tidak Bisa Berjalan. Semoga Diberikan Kesembuhan. Like dan katakan amin. Sebarkan!!!
  • Ternyata! Penyakit Ini adalah Penyakit Dari Gangguan Santet. Sebarkan Supaya Orang Mendapatkan Manfaat yang Sama.
  • Beginilah Nasib Tukang Becak yang Tewas Akibat Kelaparan. Sebarkan jika Masih Peduli.

Hemm. Bagaimana perasaan dan ekspresi wajah Anda ketika membaca judul-judul di atas. Mata Anda “mbelalakkah”, kagetkah, takutkah, iman Anda langsung hilangkah, atau…? (Dilarang tertawa)

Yang jelas, judul-judul artikel di atas memang bisa dikatakan konten viral. Namun bila hanya asal sebatas membuat konten viral dan menghalalkan segala cara, itu bukan publisher sejati.

Tahu kenapa? Sebab konten-konten di atas biasanya bertujuan bukan untuk mencerahkan publik namun hanya digunakan untuk mencari uang, adu domba, penyesatan publik atau tujuan-tujuan jahat lainnya . Ya, bila tujuannya sudah uang dan kekuasaan semua bisa dilakukan baik melalui penipuan informasi, ancaman sampai penjustifikasian “Iman Anda akan hilang.”

Konten-konten viral seperti di atas tentu sudah umum kita temui di jagad media sosial. Dan Anda tahu, terkadang tautan yang kita “klik” itu informasinya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bahkan ada konten yang isinya berbau SARA, pornografi hingga penipuan berkedok hadiah.

NAh, berlatar belakangkan kepedulian akan informasi yang sehat, mencerahkan dan menyejukkan, Academic Indonesia akan mengajak Anda berdiskusi mengenai konten Viral yang sehat.

Adapun yang dimaksud konten viral dalam pembahasan kali ini adalah konten yang shareable, klik and read. Lebih ringkasnya, perhatikan ciri-ciri konten viral di bawah ini yang kami tentukan sesuai matriks Academic Indonesia.

  • Konten telah di share lebih dari 500
  • Mendapat page view >2000
  • In 5 hours

Sudah ada gambaran kan ya, itu memang sulit, namun percayalah semua itu bisa dilakukan. Sebelum saya memaparkan bagaimana cara membuat konten viral, saya akan memberikan contoh terlebih dahulu konten-konten viral dari Academic Indonesia dan kerabat-kerabat partner bisnis saya. Simak baik-baik ya…

  1. Baca Nih! Mengajak Istri Belanja dan Jalan-jalan Pahalanya Melebihi Iktikaf di Masjid Sebulan. Baca selengkapnya di Lamandala.net
  2. Gak Keren Kalau Belum Pernah Masuk Pesantren. Baca lebih saksama di Alwib.net
  3. Luar Biasa! Acara Panggung Gembira Gontor yang Menggemparkan Dunia Ternyata Hasil Anak Remaja. Lebih asyik simak di Rejekinomplok.net
  4. Skripsi dan Sebuah Pesan Dari Hardvard University
  5. 6 Masjid di Jogja yang Akan Membuat Anda Rindu Menggebu
  6. Godaan itu Bernama Kebaikan, Sebuah Renungan Mahasiswa Tingkat Akhir

Oke, mari kita bahas satu persatu ya…

1. Menawarkan Kebahagiaan

viral share
sfchronicle.com

Baca artikel lain mengenai Apa itu SEO? SEO Adalah

Di dalam kebahagiaan Anda terdapat kebahagiaan orang lain. Bahagia adalah rezeki yang tak semua orang bisa menikmatinya. Ada kaya yang kurang bahagia, adapula yang miskin namun penuh bahagia.

Bila Anda kaya akan kebahagiaan, cobalah berbagi karena saya yakin, bagi Anda yang kaya bahagia tentu memiliki sesuatu yang lebih. Nilai yang lebih.

Tak ada salahnya kan membuat orang lain bahagia? Salah satunya melalui tulisan yang kita tarikan. Ok, mari kita benturkan dnegan contoh-contoh konten viral di atas.

Konten viral bertajuk Baca Nih! Mengajak Istri Belanja dan Jalan-jalan Pahalanya Melebihi Iktikaf di Masjid Sebulan menurut saya merupakan konten viral tertinggi yang pernah saya temui.

Konten tersebut sudah tershare sebanyak 206.0k, itu sama saja setara dengan 206.000 kali. Menurut Anda, apa yang membuat konten itu viral?

Oh iya perlu diketahui, konten tersebut hanya disebarkan melalui beberapa group di facebook, tidak menggunakan iklan berbayar. Jadi tingkat kenaturalan viralnya benar-benar viral yang spektakuler.

Bila Anda lihat konten tersebut, tidak mungkin tidak terlepas dari peran judul yang berisikan kesan membuat hati bahagia. Kebahagiaan itu tentu mengarah kepada kaum hawa, khususnya para istri.

Ya, jalan-jalan merupakan sebuah acara inti keluarga untuk berekreasi menghilangkan penat dari keterjebakan rutinitas rumah tangga. Maka, bila konten yang isinya cenderung mendukung prinsip seseorang tentu orang itu akan meng-share, meng-klik dan membacanya. Bisa juga mengklik, membaca lalu kemudian meng-share. Keduanya mempunyai inti yang sama namun melaui jalur berbeda.

2. Gue Bingits

content viral ok
m.inponsel.co.id

Pelajari juga basic internet marketing di artikel bertajuk Belajar Internet Marketing

Setiap orang memiliki ciri khas tersendiri. Hingga detik ini, Allah pun menciptakan manusia sebanyak lebih dari 6 milyar, dan itu tak ada satupun yang sama. Semua berbeda. Semua memiliki kesempurnaan. Semua mempunyai  kecirikhasan tertentu. Oleh karena itu, mengapa manusia disebut makhluk yang unik.

Di lingkup dunia komunikasi tersendiri, salah satu cara agar kita dapat dekat dengan seseorang salah satunya dengan cara mengetahui apa yang menjadi hobi, kebiasaan dan kenyamanannya. Bila semua itu sudah Anda mengerti, Anda akan dengan mudah bergaul dengan siapapun juga.

Nah, salah satu strategi untuk membuat konten viral itu sendiri adalah meninggikan “keakuan” dalam sebuah komunitas atau lembaga. Dalam hal ini, bila kita melihat contoh artikel di atas saya ambilkan contoh komunitas pesantren. Judulnya, Gak Keren Kalau Belum Pernah Masuk Pesantren.

Siapapun yang pernah masuk pesantren, atau menyetujui kalimat judul pernyataan tersebut secara tidak sadar akan tertarik untuk mengetahui isinya. Bahkan, bila seseorang sudah lama dalam lingkungan pesantren, ia akan cepat mengambil keputusan dan segera meng-share.

Lebih spektakuler lagi bila isinya sesuai dengan apa yang diharapannya. Tentu saja ia tak segan-segan utntuk meng-share ke orang-orang terdekatnya. Dalam bahasa popular media sosial masa kini sering disebut “tag”.

Bila Anda membuka link artikel mengenai tersebut, Anda akan lebih terheran-heran. Sebab, di konten tersebut minim tulisan. Lalu apa? Anda benar! Konten tersebut hanya berisikan gambar-gambar kegiatan pesantren sesuai sub-subnya. Di sinilah berlaku istilah “Biarlah Gambar yang bercerita lebih dalam”.

Tentu judul di atas hanyalah segelintir contoh kecil saja, Anda dapat membuatnya dengan judul atau tema lain. Misal terkait keunikan kelompok sporter Persebaya, atau komunitas-komunitas besar lainnya.

3. Menyertakan Data Ilmiah

data ilmiah content viral
flickr.com

Saya ingin membangun website, kira-kira temanya memiliki niche atau gado-gado ya? Simak jawabannya dalam konten bertajuk Belajar Blog

Salah satu tips menambah daya tarik kekayaan konten Anda bisa dengan menyertakan data ilmiah. Dengan data ilmiah, orang akan lebih percaya karena sumbernya valid dan bukan hanya konten abal-abal.

Oh iya, jangan berkerut dahi terlebih dahulu, yang namanya data tidak harus berwujud angka yang “njlimet-njlimet” itu. Anda bisa menggunakan data berupa kutipan, atau data sebuah berita mengenai fakta. Ok, mari simak contohnya.

Luar Biasa! Acara Panggung Gembira Gontor yang Menggemparkan Dunia Ternyata Hasil Anak Remaja. Judul di atas adalah fakta yang benar-benar terjadi. Sebuah acara pertunjukan besar yang mengandung banyak keunikan.

Ya, siapa yang tak mengenal Pondok Pesantren Gontor yang telah menelurkan generasi-generasi emasnya. Selain lembaga pendidikannya yang telah dipercaya dan diakui publik, Gontor terkenal dengan event-eventnya yang unik dan luar biasa. Maka tak heran jika si penulis dalam menulis artikel tersebut berangkat dari berita fakta yang ada.

Bila Anda menulis berangkat dari fakta, keuntungan yang akan Anda temukan adalah perasaan menulis dengan cepat, lancar dan sangat menguasai. Sebab, menulis fakta biasanya berkaitan dengan hal-hal yang dekat dengan aktivitas kita sehari-hari. Anda tak perlu mengeluarkan banyak energi, justru Anda sangat menikmati.

Contoh kedua masih terkait data ilmiah. Judul konten viral selanjutnya bertajuk Skripsi dan Sebuah Pesan dari Hardvard University. Meskipun tingkat share-nya hanya berkisar 700-an, namun jumlah page view nya mencapai ribuan. Coba amati, mengapa orang tertarik meng-share dan membaca artikel tersebut?

Salah satunya karena artikel tersebut di dukung dengan adanya data ilmiah. Tentu bukan sekadar data ilmiah, namun data ilmiah dari salah satu perguruan tinggi terbaik dunia, yakni Harvard University.

Sedikit wawasan saja, siapa yang tak ingin menuntut ilmu di universitas terbaik di seluruh dunia Setiap akademisi ataupun pelajar pasti ingin ke sana. Namun tak semudah itu, sebab seleksinya termasuk ketat dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa lolos, khususnya yang mempunyai kecerdasan yang terus di asah.

Adapun data ilmiah sebagai pendukung konten nsaya mengutip sebuah doktrin, “Kalian tak harus kuliah, namun jika kalian lolos dari sistem evaluasi yang valid, maka kalian berhak mendapatkan ijazah”.

Sebuah doktrin yang tak memihak orang kalangan atas, namun memihak kejujuran dengan menempatkan orang yang tepat sesuai kapasitas dan kualitasnya. Itulah doktrin dari Harvard University, kampus terbaik di seluruh dunia.

4. Mengaduk-aduk Perasaan

Magephone viral content share
kjrocker.com

Contoh selanjutnya juga saya ambil tidak akan jauh-jauh. Artikel tersebut dari Academic Indonesia sendiri. Artikel tersebut bertajuk, 6 Masjid Di Jogja yang Membuat Anda Rindu Menggebu.

Kelebihan judul di atas paling tidak ada 4 point. Pertama menggunakan bilangan, jadi membuat seseorang penasaran apa saja masjid 1-6 di Jogja yang membuat rindu terlebih rindu yang menggebu. Kedua, judul di atas spesifik berada di wilayah Jogja. So, sudah jelas bagi masyarakat Jogja atau masyarakat yang pernah di Jogja menjadi penasaran.

Ketiga, judul di atas menggunakan rima. Yang dimaksud rima adalah persamaan bunyi huruf dan ketukan dalam judul. Baca saja, saya yakinkan lidah Anda tidak berkelit hehe. Keempat judl di atas dapat mengaduk-aduk perasaandan emosi. Ya, masjid adalah tempat bagi kaum muslimin untuk mencurahkan rindunya kepada Rabb, bisa melalui halaqah, kegiatan maupun seminar-seminar akbar.

5. Pengalaman Pribadi

viral content great ok
playground.it

Contoh terakhir dari Academic Indonesia adalah artikel berjudul, Godaan Itu Bernama Kebaikan, Sebuah Renungan Mahasiswa Tingkat Akhir. Artikel tersebut di tulis oleh mahasiswi UHAMKA yang menceritakan pengalaman pribadinya mengenai suka-duka godaan skripsi.

Ya, bila Anda saksama, benarlah bahwa isi artikel itu merupakan kisah yang sangat pribadi. Dan tahukah Anda, artikel ini banyak menarik orang sebab mengandung kesamaan unsur pengalaman. Paling tidak menyasar mahasiswa sebagai pelaku utama skripsi ataupun dosen sebagai pembimbing skripsi.

Saya pikir, kekuataan artikel tersebut terletak pada kekuatan judulnya yang menggambarkan sebuah paradoks. Ya, godaan namun baik, padahal biasanya kan godaan itu tidak baik identiknya.

Meskipun tingkat share-nya berkisar 400-an, namun tingkat page view-nya sampai ribuan. Dan ini merupakan viral yang cukup tinggi.

Ok, mungkin itu saja contoh dari Kami Redaksi Academic Indonesia. Kami menantang para Academers untuk mengasah kemampuan menulis sebuah konten viral. Bila Anda dapat memenuhi matriks Academic Indonesia sesuai yang disebutkan di atas, Anda berhak mendapatkan hadiah buku dari kami yang akan kami pilih setiap akhir bulan. Mau? Mari terus asah kemampuan menulis Anda!

Menulis untuk Mengabadikan Kebaikan

Tinggalkan komentar