Komunikasi Antar Budaya Lengkap beserta Pengaplikasiannya

Senang bisa menulis kembali, kali ini saya akan menjelaskan mengenai salah satu ilmu yang sangat bermanfaat bagi tumbuh kembangnya sebuah peradaban. Ilmu itu bisa dibilang semua orang setiap hari melakukannya, namun sangat sedikit yang ingin tahu ilmunya.

Ingin tahu apa itu Komunikasi Non Verbal? Simak di ACADEMIC INDONESIA

inspiratorfreak.com
inspiratorfreak.com

Ya, ilmu komunikasi adalah ilmu yang memiliki banyak cabang keilmuan. Misal, Anda nanti akan menjumpai ilmu komunikasi dakwah, ilmu komunikasi psikologi, ilmu komunikasi politik dan lain sebagainya. Ilmu-ilmu tersebut disatukan dengan keilmuan umum yang bahkan sangat berbeda jauh dari segi akar ilmunya.

Karena semua membutuhkan komunikasi sebagai alat penyampai pesan, maka semua bidang pun mau tidak mau juga harus bersinggungan langsung hingga menelurkan cabang-cabang ilmu komunikasi seperti di atas, salah satunya komunikasi antar budaya.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan mengenai komunikasi antar budaya. Namun, sebelum beranjak pada pengertian dua kata tersebut, saya akan menjelaskan terlebih dahulu satu per satu makna dari dua kata tersebut.

Komunikasi adalah proses interaksi antara dua atau lebih manusia dengan tujuan untuk menyampaikan pesan. Komunikasi menitikberatkan ikhwal interaksi, sebab komunikasi terjadi karena adanya sebuah ikatan pesan baik yang terjadi dua arah ataupun satu arah.

Komunikasi dua arah sendri bisa dicontohkan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua komunikator dan komunikan yang aktif. Duan-duanya menjadi komunikator dan menjadi komunikan. Nah, inilah inti dari komunikasi yakni terjadi timbal balik melalui komunikasi verbal, maupun timbal balik komunikasi non verbal. Timbal balik komunikasi non verbal sendiri bisa semacam gerak tangan, tatapan mata ataupun gerak-gerak tubuh lainnya.

Beranjak pada pengertian budaya, Anda pasti sering mendengar kata budaya. Lalu apa yang terlintas di benak Anda? Bila budaya yang terlintas di benak Anda adalah sebuah kesenian; itu sah-sah saja. Bila budaya yang di benak Anda itu sebuah tarian; itu juga benar. Semunya benar.

Tarian ataupun kesenian lainnya adalah contoh riil dari sebuah kebudayaan. Biasanya, kesenian ataupun tarian telah terlahir beribu tahun yang lalu. Dari generasi ke generasi, tarian tersebut masih ada yang melestarikan hingga sekarang. Itulah yang disebut budaya.

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa budaya adalah sebuah tradisi atau kebiasaan yang terjadi selama bertahun-tahun dan dipertahankan oleh generasi-generasi selanjutnya.

Sampai di sini paham ya, bila sudah paham mari kita menuju ke pulau komunikasi budaya selanjutnya.

1. Pengertian 

Definisi Komunikasi Antar Budaya
ips-papers.blogspot.com

Perlu diketahui bahwa makna budaya bukan hanya sekedar kesenian, lebih luas lagi budaya bisa mencakup segala hal yang mencakup kepentingan nasional seperti budaya dalam hal ekonomi, hukum, politik dan lain sebagainya.

Komunikasi antar budaya itu sendiri adalah komunikasi yang terjadi antara beberapa orang yang memiliki budaya yang berbeda. Titik singgungnya terletak di budaya yang berbeda, sebab adanya komunikasi antar budaya tentu saja bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain.

Hal senada dikuatkan oleh seorang yang memperdalam ilmu komunikasi, pendapat Stewart L. Tubbs memaparkan komunikasi budaya terjadi di antara  orang-orang yang berbeda budaya baik dari segi suku, ras, etnik atau perbedaan-perbedaan sosio-ekonomi.

Lebih jauh lagi, komunikasi antar budaya dapat diartikan sebagai human flow across national boundaries. Makna  yang disampaikan oleh Hamid Mowlana ini lebih mengacu pada pertukaran kebudayaan antar negara.

Maksudnya, dapat kita ambil contoh ketika ada konferensi Asia Tenggara atau yang lebih besar seperti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di dalamnya, tentu terdapat musyawarah yang memperkenalkan budayanya masing-masing melalui podium baik disengaja maupun tidak.

Di situlah semua kebudayaan antar negara besatu dan berkumpul berkomunikasi dengan yang lainnya. Konkritnya, komunikasi antar budaya merupakan negosiasi atau pertukaran sistem simbolik dengan maksud membimbing dan membatasi seseorang dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.

2. Saluran Komunikasi Antar Budaya

Sebagaimana pesan, ia memerlukan saluran agar pesan tersampai. Di antara mediasi yang terdapat dalam komunikasi antar budaya, terdapat dua macam saaluran yang ada yakni saluran pribadi dan saluran media massa.

a. Saluran Pribadi

Saluran pribadi adalah jenis saluran yang dilakukan melalui personal-personal dalam proses pertukaran pesan budaya. Saluran pribadi bisa dilakukan melalui tatap muka, ngobrol, atau perkenalan face to face.

b. Saluran Media Massa

Adapun maksud dari saluran melalui media massa adalah saluran yang bisa dilakukan melalui media. Di dalam saluran media ini terbagi menjadi dua macam, yakni media elektronik dan saluran media cetak.

Saluran melalui media massa elektronik dapat diambil contoh seperti televisi, radio, sedangkan saluran media cetak bisa berupa koran atau majalah.

Dari kedua macam saluran komunikasi antar budaya tersebut tentu keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Lantas, efektif mana antara saluran personal dengan saluran media massa?

Tentu saja komunikasi personal adalah saluran yang terbaik sebab komunikasi personal meliputi semua indra terkait pertukaran simbolik budaya. Dengan melalui saluran personal, seseorang tidak hanya menerima pesan simbolik berupa penglihatan plus audio seperti di televisi, atau bukan hanya sekedar penglihatan ketika membaca Koran.

Oleh alasan itu, saluran komunikasi antar budaya yang paling efektif untuk tukar-menukar simbil adalah saluran melalui saluran personal.

3. Fungsi Komunikasi Antar Budaya

Ikhwal fungsi komunikasi antar budaya, penulis menggarisbawahi bahwa inti dari komunikasi antar budaya terletak pada kesadaran.

Orang boleh berbeda, namun dengan perbedaan itu menjadi anugerah. Orang boleh berbeda persepsi, namun di atas keilmuan komunikasi antar budaya perbedaan persepsi itu menjadi kekayaan.

Perihal fungsi komunikasi yang mengarah kepada kesadaran masing-masing individu, William (Liliweri, 2004:225) menjelaskan pentingnya komunikasi antar budaya. Hal ini didasarkan mengenai beberapa point berikut ini.

Seseorang sadar bahwa dia tidak mampu memahami budaya orang lain. Keadaan ini terjadi sebab dia tahu diri dia belum mampu memahami semua perbedaan-perbedaan budaya. Hal ini disebabkan karena lingkup budaya yang begitu luas.

Kesadaran ini akan berdampak pada timbulnya semangat untuk mau dan giat dalam menuntut ilmu mengenai komunikasi antar budaya.

Dia sadar bahwa ia mampu memahami kebudayaan orang lain. Keadaan ini merupakan kondisi ideal dari seseorang. Mengapa demikian, sebab dengan adanya pemahaman yang menyeluruh mengenai perbedaan aneka budaya, hal ini akan menjadi pemantik seseorang untuk turut memelihara dan melaksanakan fungsinya sesuai manfaat keilmuan komunikasi antar budaya.

Dia tidak sadar bila Ia tidak mampu memahami kebudayaan orang lain. Situasi ini adalah situasi di kala seseorang benar-benar tidak sadar bahwa ia sebenarnya mampu untuk memahami kebudayaan orang lain.

Pertanyaannya adalah apa yang terjadi manakala salah satu pihak tidak mamahami kebudayaan orang lain? Atau bahasa konkritnya masih dalam kewajaran komunikasi?

Di balik semua itu, fenomena yang terjadi di lapangan menggambarkan bahwa apabila ada seseorang yang tidak sadar bahwa ia tidak ammpu memahami kebudayaan, ketika itu pula ada (kebetulan) penerimaan dari lawan bicara. Hal ini mengindikasikan barangkali lawan bicaranya telah memahami sifat yang satu ini.

Bila keduanya tidak sadar bahwa keduanya sebenarnya mampu memahami kebudayaan maka yang terjadi adalah benturan sosial berupa tawuran atau perkelahian.

Point keempat adalah point yang menjelaskan bahwa ada beberapa tingkat kesadaran yang mengacu bahwa ia tidak sadar dan ia tidak mampu menghadapi perbedaan antar budaya.

Ciri dari orang seperti ini biasanya memliki tingkat ego yang tinggi sehingga bukan berpedoman pada kebijkasanaan sebuah keputusan, namun cenderung mengikuti doktrin bawaan.

a. Fungsi Pribadi

Komunikasi antar budaya diantaranya berfungsi sebagai fungsi pribadi. Fungsi pribadi di sini tentu saja berkaitan dengan perilaku komunikasi yang bersumber dari individu. Ada empat fungsi besar komunikasi antar budaya antara lain:

1). Komunikasi Antar Budaya Sebagai Alat Agar Diakui Identitas Sosial

Setiap orang mempunyai identitas. Identitas itu sengaja dibentuk seseorang untuk mengukuhkan siapa dirinya, apa yang diharapkan dari dirinya dan untuk apa dirinya ada di dunia.

Salah satu untuk menambah kekuatan siapa dirinya adalah dengan menunjukkan identitas social. Identitas sosial sendiri merupakan sebuah pengenal siapa dan mau bagaimana dirinya dipandang orang lain.

Dapat kita ambil contoh sederhana, bila Anda seorang walikota tentu saja cara berjalan Anda bukan seperti cara berjalan seorang model. Untuk mendukung identitas Anda tentu cara berjalan Anda adalah cara berjalan yang elegan dan terlihat berwibawa.

Anda juga bisa mengambil contoh identitas lainnya, misal bila Anda seorang atlet, maka untuk menambah identitas Anda tentu Anda akan giat berlatih berolah raga. Tentu saja hal tersebut bertujuan agar badan nda bugar dan atletis. So, bila Anda menginginkan dikenal sebagai atletis namun badan Anda sering sakit dan tidak bergairah tentu kepercayaan kepada Anda sebagai atlet akan minim.

2). Komunikasi Antar Budaya untuk Menyatakan Integrasi Sosial

Integrasi berarti melebur. Artinya menyatu. Bila dikaitkan dengan komunikasi antar budaya maka arti integrasi adalah individu yang bisa melebur ke dalam kesatuan utuh masyarakat.

Ya, kita sudah tahu bahwa di dalam masyarakat terdapat unsure-unsur budaya yang beragam, di sanalah semua menjadi satu, segala jenis perbedaan ada.

Perbedaan dari segi kebudayaan, kepercayaan, adat dan lain sebagainya mencoba disatukan melalui komunikasi budaya. Komunikasi budaya berfungsi sebagaiupaya untuk menyamakan makna setiap pertukaran pesan.

Dengan adanya komunikasi antar budaya, Anda dan yang lainnya bisa saling memahami. Memahami tidak harus mengikuti, cukup untuk memberikan ruang dan apresiasi sudah termasuk di dalam melebur. Nah, di sinilah manusia dituntut untuk mengakui perbedan, karena perbedaan itu pasti ada dan jelas.

3). Komunikasi Antar Budaya Sebagai Sumber Pengetahuan

Budaya tidak terbentuk begitu saja. Kebudayaan terbentuk melalui proses dari adanya integrasi nilai-nilai kemasyarakatan. Dengan adanya budaya, seluruh komponen masyarakat dapat hidup berdampingan tentram dan nyaman.

Oleh karena kebudayaan mengandung banyak kekayaan megenai nilai-nilai kehidupan, tak jarang pemburu budaya menggali setiap kebudayaan yang dianggapnya baru. Mengapa demikian, sebab adanya budaya yang baru bagi dirinya tentu akan menambah sudut pandang, dan tentu saja hal tersebut bisa menambah wawasan.

Dengan adanya sharing melalui komunikasi antar budaya, Anda akan menemukan hal-hal baru yang nantinya bisa jadi Anda akan mengambil keseluran atau sebagian budya tersebut. Semakin Anda minat dan menyukai budaya tersebut, semakin banyak hasil filter untuk Anda pakai.

4). Komunikasi Antar Budaya Sebagai Problem Solving

Pernahkah Anda menyimak sebuah berita bertemakan hukum? Bila pernah, tentu Anda akan disajikan beberapa pilihan mengenai bagaimana hukuman yang tepat pelaku korupsi misalnya.

Beberapa orang, atau bahkan beberapa media terkadang menggunakan cara ini untuk menganalogikan hasil hukum yang digunakan antara negara A dengan negara B. Di Korea Utara, pelaku korupsi di sana di hukum mati, sedangkan di Indonesia hanya dipenjara dengan penjara yang lumayan mewah.

Dari kedua hukuman tersebut tentu terdapat perbedaan yang kontras mengenai hukuman yang diberikan. Nah, di sinilah media ataupun individu atau individu diteruskan ke media berlaku. Banyak di antara beberapa orang yang meyakini hukuman di luar negari seperti di Korea dapat menghilangkan problem korupsi. Namun ternyata di negara itu pun korupsi masih merajalela.

Pengetahuan pun semakin digali hingga lahir berbagai seminar untuk membahas mengenai hukuman yang tepat bagi para koruptor. Keadaan seperti inilah yang disebut komunikasi antar budaya sebagai komunikasi yang digunakan untuk mencari jalan keluar.

b. Fungsi Sosial

1). Komunikasi Antar Budaya Berfungsi untuk Pengawasan

Zaman semakin bergerak cepat, hal ini menuntut manusia satu dengan manusia lainnya memerlukan komunikasi yang cepat dan tanggap. Sebab silih bergantinya fenomena per fenomena, kini tanpa adanya komunikasi akan menyebabkan seseorang ketinggalan informasi.

Fungsi komunikasi antar budaya sendiri guna mengkomunikasikan hal-hal yang baru yang baru muncul di publik. Peran ini lebih di dominasi oleh media massa, terlebih media social yang hanya memerlukan waktu tak lebih dari 2 menit untuk membuat berita via HP.

Dengan Adanya komunikasi antar budaya baik melalui pribadi maupun media massa, seseorang akan cepat tanggap dan melakukan hal-hal yang dapat mencegah terjadinya sebuah fenomena buruk. Di sini pula komunikasi antar budaya menjadi sumber informasi sejauh mana perkembangan yang terjadi di masyarakat.

2). Komunikasi Antar Budaya Berfungsi untuk Menjembatani

Fungsi ini merupakan fungsi yang sama maknanya dengan fungsi mediasi. Komunikasi menjadi suatu penengah antar pesan yang disampaikan komunikator dengan pesan yang diterima komunikan. Dengan adanya komunikasi antar budaya, setiap orang dapat memahami setiap makna yang sama dan disepakati.

Sebagai contoh, ketika Anda berbicara dengan orang Madura, tentu saja Anda dalam berkomunikasi perlu memperhatikan apa saja kebudayaan dari Madur. Kebudayaan tersebut bisa diperoleh dari kegiatan berkomunikasi dengan orang Madura, setelah itu barulah terjadi jembatan bahwa bila sudah mengetahui kebudayaan Madura tentu perkataan dan perbuatan kita akan dibatasi.

Dengan demikian, apa yang dimaksud sebagai jembatan adalah kegiatan komunikasi yang dalam praktiknya semua tutur kata atau perbuatan dikontrol  sehingga pesan-pesan dapat tersalurkan efektif.

3). Komunikasi Antar Budaya Berfungsi untuk Mensosialisasikan Nilai-nilai

Sebuah budaya tidak terbentuk begitu saja. Ia merupakan sebuah proses yang terus menerus mengalami pelestarian. Pelestarian itu ada sebab di dalam kebudayaan terdapat nilai-nilai yang luar biasa.

Ketika Anda mulai berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki kebudayaan berbeda, Anda mulai tergugah sebab setiap komunikasi antar budaya selalu menyinggung nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut bisa di dapat dari sejarahnya, makna relevansinya untuk saat ini hingga pencetusan ide-ide baru dari sebuah kebudayaan lama.

4). Komunikasi Antar Budaya sebagai Penghibur

Selain terdapat sisi nilai-nilai, budaya juga mengandung unsur untuk menghibur. Di sinilah letak uniknya kebudayaan, Ia terus-menerus dilestarikan, terdapat sisi nilai-nilai namun juga terdapat sisi-sisi hiburan yang menyenangkan.

Di Yogyakarta, terdapat budaya yang telah lama berjalan. Budaya tersebut sering dinamakan Sekaten Jogja. Sekaten berasal dari nama Syahadatain yang artinya dua kalimah syahadat. Sekaten digunakan sebagai nama popular sebab lidah orang Jawa yang simple sehingga menyebut istilah syahadatain menjadi Sekaten.

Sekaten dahulunya rintisan dari Raden Mas Said yang dijuluki Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam sangat mengutamakan perdamaian, kelembutan dan kasih sayang. Melalui dakwah itulah setiap orang yang masuk Islam dirayakan dengan penuh kesyukuran sebab Allah telah memberikan hidayah.

Itulah Perayaan Sekaten, Perayaan bagi orang-orang yang telah bersyahadat.

 

 

Tinggalkan komentar