Contoh Paper Kuliah Terbaik

 Apa sih yang membedakan paper dengan makalah? Pasti banyak yang bertanya tentang perbedaan antara paper kuliah dengan makalah? Pada intinya keduanya hampir sama, namun sedikit ada perbedaan. Artikel tentang contoh paper kuliah akan menjawab pertanyaan Anda.

contoh paper kuliah
squarespace.com

Unsur yang ada dalam paper sendiri cenderung lebih banyak daripada apa yang ada dalam sebuah makalah. Membuat paper sendiri umumnya untuk memenuhi tugas dari dosen untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa. Lebih jelasnya perhatikan contoh paper kuliah di bawah ini.

Contoh Paper Kuliah

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Globalisasi tidak bisa dijauhkan dari perkembangan teknologi yang semakin mutakhir. Perkembangan teknologi dalam kehidupan masyarakat berkembang sangat pesat. Berbagai informasi dari berbagai belahan dunia bisa diakses secara cepat dan ringan.

Wal hasil, perkembangan teknologi kini sudah tidak bisa dihindari lagi, salah satu buktinya adalah dengan adanya konvergensi media. Konvergensi media memudahkan siapa saja bisa mengakses informasi melalu online.

Lalu sejauh mana pergaulan di dunia maya di era konvergensi media ini? Apa dampak yang dihasilkan oleh konvergensi media ini?

2. Tujuan Penulisan

Tujuan dituliskannya paper tentang dunia maya di era konvergensi media ini adalah untuk menunjukkan sejauh mana peran media. Terlebih saat ini semua media berbasis online, tidak lagi konvensional.

Seperti yang diketahui sendiri, media online banyak sekali media yang bisa dikatakan abal-abal. Oleh sebab itu, adanya paper ini bertujuan agar pembaca memahami benar dampak adanya konvergensi media.

BAB II

PEMBAHASAN

Dunia Maya di Era Konvergensi Media

Contoh paper kuliah tentang konvergensi media
executiveplacementsofva.com

Globalisasi tidak bisa dijauhkan dari perkembangan teknologi yang semakin mutakhir. Perkembangan teknologi dalam kehidupan masyarakat berkembang sangat pesat.

Berbagai informasi dari berbagai belahan dunia bisa diakses secara cepat dan ringan. Wal hasil, perkembangan teknologi kini sudah tidak bisa dihindari lagi, salah satu buktinya adalah dengan adanya konvergensi media.

Konvergensi media adalah penyatuan atau penggabungan berbagai media dan teknologi komunikasi. Konvergensi media merupakan integrasi dari fungsi-fungsi beberapa media ke dalam satu media.

Hal ini membuat runtuhnya tembok pemisah antara berbagai teknologi dan aplikasi komunikasi dan informasi, sehingga antara teknologi satu dan yang lainnya tidak dapat dibedakan lagi.

Konvergensi muncul didorong oleh kebutuhan pengguna akan beberapa fungsi teknologi. Fungsi-fungsi tersebut awalnya berada pada media yang berbeda-beda, karena dorongan ini maka dihasilkanlah perpaduan dari beberapa fungsi ini ke dalam satu media saja. Di sinilah konvergensi terjadi.

Konvergensi media memungkinkan para profesional di bidang media massa untuk menyampaikan berita dan menghadirkan informasi dan hiburan, dengan menggunakan berbagai macam media.

Komunikasi yang sudah dikonvergensikan menyediakan berbagai macam alat untuk penyampaian berita, dan memungkinkan konsumen untuk memilih tingkat interaktivitasnya, seraya mereka bisa mengarahkan sendiri penyampaian kontennya.

Media sudah tidak lagi bisa dipercaya kevaliditasan beritanya. Segalanya telah diframing oleh kepentingan pemilik media masing-masing.

Ironisnya politisasi dan eksploitasi frekuensi publik oleh pemilik media untuk melindungi kepentingan dan asetnya sebenarnya telah lama berlangsung. Publik telah mengetahuinya, tapi negara seolah abai.

Di era yang sarat kemajuan teknologi ini, banyak sekali terjadi kapitalisme media dan pararelisme media politik yang disokong oleh aktor-aktor politik demi kepentingannya.

Tidak semua masyarakat bisa memahami adanya pararelisme politik media. Masyarakat seolah  dituntut untuk  cerdas menganalisa media yang memiliki pararelisme kuat dengan politik. Masyarakat dituntut untuk melek media, sebab saat ini media hanya menjadi kancah kepentingan pemodal.

Oleh sebab itu, adanya konvergensi media ini menjadi bentuk kekuatan baru, wajah baru dan formulasi baru bagi segenap lapisan masyarakat. Hal ini agar bisa menyampaikan aspirasinya dan segala bentuk keresahannya terhadap sengkarutnya Negeri ini ketika media konvensional sudah tidak bisa menjadi harapan.

Dunia maya di era konvergensi media tidak mengenal strata sosial maupun hirarki di dalamnya. Untuk itulah, aktivitas masyarakat di era konvergensi media saat ini bisa dikatakan tergolong tinggi.

Dikutip dari Kompas edisi 22 Desember 2015, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta orang atau 34,9% dari total jumlah penduduk Indonesia. Perkembangan globalisasi yang begitu melejit tinggi mulai memudahkan masyarakat untuk  ikut berkontribusi pada problematika yang dihadapi pemerintah saat ini.

Ya, belajar dari adanya konvergensi media ini, sudah tidak bisa diragukan lagi bahwa masyarakat juga bisa berperan dalam pengambilan kebijakan publik. Ruang publik bertujuan untuk membentuk opini dan kehendak yang mengandung aspirasi untuk mewakili kepentingan umum.

Dan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri adalah, bahwa dunia maya sudah menjadi sebuah medan bagi para penggunanya untuk bisa mengekspresikan diri.

Kekuatan konvergensi media memungkinkan masyarakat media massa untuk berinteraksi dengan media massa dan bahkan mengisi konten media massa. Masyarakat  sekarang dapat mengontrol kapan, di mana dan bagaimana mereka mengakses dan berhubungan dengan informasi.

Hanya dengan sebatas tweet saja atau ikut meramaikan hashtag yang menjadi tranding, masyarakat telah ikut berperan dalam merumuskan sendi-sendi pemecahan pada suatu permasalahan di pemerintahan.

Atau bisa juga sebaliknya, kekuatan dunia maya di era konvergensi media justru menjadi momok baru bagi pemerintah jika apa yang diharapkan tidak sesuai dengan apa yang masyarakat inginkan.

Era konvergensi media menunjukkan jalan demokrasi di mana rakyat sungguh terlibat dalam dialog publik. Dialog publik atau diskursus publik merupakan sistem baru dalam menimbang kebijakan publik.

Sesuatu bisa dikatakan kebijakan publik apabila hasil final dari kebijakan itu merupakan formasi opini dan aspirasi publik secara demokratis. Di titik ini klaim kebenaran publik yang dibentuk karena kepentingan golongan atau kelompok tertentu dihapus. Klaim kebenaran publik tersebut harus menjadi tunggal milik publik.

Dunia maya membawa kenyataan publik dan terbentuklah masyarakat cyber. Inilah  yang perlu diantisipasi, bagaimana dampak negatif dan positifnya. Sebab adanya konvergensi media membuat masyarakat semakin leluasa mengaktualisasikan keinginannya yang tidak bisa diaktualisasikan di dunia nyata.

Meskipun kekuatan dunia maya di era konvergensi media ini begitu menjanjikan, yang namanya pembatasan perlu dilakukan agar masyarakat tidak kebablasan. Bagaimana bentuk pembatasan itu?

Mungkin saja adanya kebijakan UU ITE bisa menjawabnya. Tapi jika ruang virtual pada dunia maya juga ikut dikebiri, di mana lagi masyarakat bisa berekspresi jika media saat ini hanya bisa menjadi alat politisi?

***

Seperti itulah contoh paper kuliah yang bisa kami ulas. Di dalam sebuah jangan lupa sertakan identitas lengkap penulis. Jangan lupa sebelum masuk ke pendahuluan harus ada kata pengantar, ada baiknya juga memberi abstraksi.

Di akhir pembahasan paper sertakan pula kesimpulan, penutup dan daftar pustaka pula. Sebab yang membedakan paper dan makalah adalah bahwa di dalam paper analisis penulis sangat diunggulkan. Apalagi jika analisis tersebut juga disertai data dan fakta. Selamat mencoba!

[neuvoo_jobroll]

 

Tinggalkan komentar