Contoh Kalimat Efektif Lengkap beserta Pengertian dan Ciri-cirinya

Pernahkah Anda menemukan kalimat yang terbilang “belibet”? Atau mungkin pernah mendengar orang yang cara bicaranya bikin pusing? Bisa jadi orang tersebut menggunakan kalimat yang kurang tepat atau ejaan yang kurang pas. Bahkan tak jarang bikin orang lain salah penafsiran. Itu karena kalimat yang ia susun tidak efektif.

kalimat efektif
meetthementor.wordpress.com

Hal tersebut lumrah terjadi karena mungkin bahasa yang digunakan tidak familier, atau baru belajar bahasa serapan. Namun ada juga yang karakter orangnya memang seakan punya penyakit “ketingggian” (Hehehe,,, tapi bukan hipotermia ya…). Maksud saya mungkin orangnya terlalu smart sampai-sampai kalimatnya penuh dengan istilah yang membingungkan bagi khalayak ramai.

Tapi jangan kalian lantas menyalahkan orang seperti ini lho. Mengingat hal ini bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Malah saya sendiri pernah mengalaminya. Kebetulan saya lebih sering menggunakan bahasa Jawa daripada bahasa Indonesia.

Saya sering dikira “nggrememeng” (tidak jelas mau berkata apa) oleh teman-teman, terutama ketika saya berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Padahal niat hati ingin mengungkapkan rasa. Duhh…. (Keliatan banget modusnya…)

Masalah ini menjadi semakin serius apabila kita berbicara dengan orang banyak. Penulis sendiri sering memperhatikan cara berbicara teman yang berlainan daerah. Mereka juga mengalami hal yang serupa ketika presentasi makalah, rapat dan lain sebagainya. Kendalanya mulai dari tidak jelas ketika berbicara, terlalu bertele-tele jika bertanya, sampai berputar-putar saat menjawab pertanyaan.

Anehnya hal itu justru tidak dialami oleh orang asing yang baru belajar bahasa Indonesia. Mungkin karena mereka menggunakan kata yang mudah diserap orang Indonesia kebanyakan, sehingga tidak ada masalah berarti ketika kita memahami apa yang mereka katakan.

Sekian banyak kesalahan dalam berbahasa ini lantas menimbulkan pertanyaan. Apakah bahasa Indonesia memang susah dipahami dan susah diaplikasikan? Bisa ya bisa tidak. Karena ini semua bergantung pada kemampuan seseorang dalam menyerap bahasa yang digunakan. Namun komunikatornya juga tidak bisa disalahkan karena dia sudah berusaha menyampaikan informasi dengan bahasanya itu.

Pada intinya, hal-hal tersebut terjadi karena terdapat penggunaan kata, ejaan serta kalimat yang tidak tepat dan tidak efektif. Nah, maka dari itu penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif, agar kita bisa menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain. Syukur-syukur biar calon mertua anda mengerti apa yang anda inginkan. Cieeee……

Pengertian Kalimat Efektif?

contoh kalimat efektif
aos.iacpublishinglabs.com

Yuk langsung praktekkan ilmu kalimat efektif untuk menulis Contoh Esai dan Contoh Opini

Seperti kejadian di atas, banyak sekali orang salah paham hanya karena masalah sepele. Bukan karena tidak paham maksudnya, atau memang kalimatnya bikin ambigu. Jadi terkadang kita salah memahami apa maksud orang tersebut. Itu baru manusia biasa, belum termasuk kalau sudah di lingkungan pekerjaan. Bisa lebih runyam lagi apabila penyampaiannya kurang tepat atau salah dengar.

Kalimat efektif sendiri adalah kalimat yang mudah dipahami antara komunikan dan komunikator dengan satu tujuan yang sama (tidak multi tafsir). Sehingga antara komunikan dan komunikator tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterpretasikan sebuah pesan, atau sesuai dengan konteksnya.

Kenapa saya katakan tidak multi tafsir? Karena apabila kalimat tersebut bisa diartikan bermacam-macam, dikhawatirkan kalimat tersebut justru melebar dan tak sesuai dengan konteks awal kalimat. Lebih tepatnya tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan dan menimbulkan kesan ambigu bagi si komunikan. Nah, jadi kalimat yang efektif diharapkan bisa mengatasi hal tersebut.

Anda pernah mengikuti atau melihat berita sidang uji materi undang-undang Mahkamah Konstitusi di layar kaca? Jika saya lihat, kebanyakan sidang tersebut lebih banyak berkisar kesalahannya pada kalimat yang dinilai ambigu, multi tafsir, bias dan lain sebagainya.

Nah inilah salah satu kenapa kalimat efektif sangat dibutuhkan untuk mengatasi hal-hal tersebut. Agar semua pihak dapat menerima dan mengaplikasikan undang-undang secara terarah dan sesuai dengan tujuan awal.

Ingat, itu baru di ranah hukum. Lain soal kalau sudah menyentuh keilmuan lain yang membutuhkan penalaran bahasa tingkat tinggi seperti filsafat, politik, teknik atau pendidikan di kalangan akademis.

Kalimat efektif sangat dibutuhkan untuk menjembatani pemahaman seseorang, berdasarkan tingkat keilmuan, pendidikan, dan kerumitan program studi masing-masing. Ini dilakukan agar pesan keilmuan tersampaikan secara jelas dan dapat dipahami semua pihak.

Manfaat Kalimat Efektif

Manfaat dam syarat kalimat efektif
cultbranding.com

Anda juga bisa mempraktekkan ilmu kalimat efektif ke dalam jenis tulisan Contoh Laporan Perjalanan

Soal manfaat, anda sebetulnya sudah bisa menerka jawabannya. Terutama bagi Anda yang sering mengalami gangguan kebahasaan. Namun karena permasalahan ini belakangan menjalar terutama di lingkungan akademis, mungkin perlu saya jelaskan dulu kenapa kalimat efektif masih harus dipelajari oleh mahasiswa.

Ketika saya duduk di semester 3, dosen saya mengajukan sebuah pertanyaan sederhana dengan jawaban yang cukup menarik. Kenapa bahasa Indonesia tetap diajarkan meskipun Anda mempelajari jurusan lain?

Jawabannya, karena mahasiswa ketika menjelaskan sesuatu lewat tulisan dia tidak tahu apa itu fungsi titik, koma, titik dua bahkan spasi. Itu belum termasuk penulisan catatan kaki, kutipan, wawancara dan lain sebagainya.

Fungsi dari tanda baca saja tidak tahu, apalagi cara menulisnya. Mungkin itu yang dimaksud dosen saya. Itulah kenapa kalimat efektif sangat diperlukan. Karena kalimat efektif juga membahas hal-hal kecil tapi mematikan seperti itu.

Hal-hal tersebut sering juga saya alami ketika teman saya sedang seminar proposal maupun sidang skripsi. Teknis penulisan adalah hal utama yang dibahas sebelum membahas isinya. Nah di sinilah yang sering jadi momok menakutkan bagi mahasiswa.

Ya kalau dosennya komunikatif, biasanya hanya akan memberi tahu di mana letak kesalahan penulisannya dan catatan lain. Kalau dosennya killer? Titik dan koma salah sedikit saja bisa langsung dihabisi. Lebih konyolnya lagi, anda tidak mengerti apa yang sebenarnya anda tulis. Nah lho… Saya tebak anda akan langsung berpikir “kenapa gue sebego itu… huhuhu…”

“Penting memang Anda sendiri harus memahami apa yang anda tuliskan. Tapi belum tentu orang lain paham apa yang sebenarnya anda nyatakan”

Tentu saja saya tidak menginginkan hal itu terjadi. Apalagi jika proposal, makalah atau semacamnya melayang di muka saya. Hehehe, saya yakin anda juga tidak mau kelihatan tolol hanya karena penulisan yang amburadul. Tapi kalimat efektif juga bukan digunakan agar kita kelihatan pintar atau semacamnya. Bukan itu maksudnya, setidaknya inilah manfaat penulisan kalimat yang efektif.

  1. Dapat memahamkan orang lain tentang ide yang ada dalam kepala kita secara lebih mudah.
  2. Efisien dari segi penulisan, sehingga orang lain dapat mengerti tulisan anda dalam waktu yang singkat.
  3. Menjembatani informasi yang mungkin belum atau akan disampaikan dengan cara dan bahasa yang tepat.
  4. Agar orang lain dapat menginterpretasikan tulisan anda sesuai dengan apa yang anda inginkan.
  5. Setidaknya kalimat efektif dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan oleh si komunikator.
  6. Pesan tersampaikan secara lebih jelas dan terang maksud serta tujuannya.
  7. Tidak terpotong oleh penerima pesan (komunikan) dalam memahami isi pesan si pemberi pesan (komunikator).

Ciri-ciri dan Contoh-contoh Kalimat Efektif

ciri-ciri kalimat efektif
musliminc.com

Ada banyak sebenarnya contoh kalimat yang efektif. Masing-masing ahli sebenarnya punya berbagai pendapat mengenai hal ini. Adapun agar Anda lebih mudah memahami apa itu kalimat efektif,  saya merangkumnya berdasarkan apa  yang sering terjadi di kehidupan kita sehari-hari.

1. Keharmonisan Kata

Maksudnya yaitu kata atau pasangan yang digunakan dapat dibaca secara seimbang dan tidak terkesan diulang. Kesalahan paling umum dari masalah ini biasanya dapat dilihat dari segi pengulangan kata, dan kelebihan ide pokok kata. Sehingga ketika dibaca terlihat “belibet”, karena terdapat gagasan yang berbeda dalam satu kalimat.

Contoh:

Jika kamu-kamu semua ingin berhasil dalam belajar, giat dan tekunlah membaca buku. (X)

Semua orang berjalan-jalan sehat di hari minggu karena untuk menjaga kesehatan. (X)

Yang Benar:

Jika kalian ingin berhasil dalam belajar, giat dan tekunlah membaca buku.

Semua orang jalan sehat di hari minggu, untuk menjaga kesehatan.

Caranya, jangan mengulang kata yang memang sudah jamak. Kata yang jamak seperti “kamu” merupakan kata jamak untuk menunjukkan orang kedua tunggal. Untuk yang kedua, kata jalan juga sudah jamak. Namun tidak perlu ditambah imbuhan, karena menyulitkan pemahaman seseorang. Kata “jalan sehat” saja sudah cukup untuk membuat orang lain paham.

2. Kesejajaran Kalimat

Kalimat yang ditulis maupun yang diucapkan harus sepadan dari segi kata sambungnya. Misal kata sambung pe-an seperti pekerjaan, pertanian, pepesan, pencurian dan lain sebagainya. Apabila ada 2 kata dalam satu kalimat yang sama, salah satunya tidak boleh menggunakan kata sambung yang lain.

Contoh :

Mereka semua memiliki kemampuan, cerdas dan kebutuhan yang matang. (X)

Memanen, diolah, dan memasarkan cabai adalah pekerjaan yang cukup berat. (X)

Yang Benar:

Mereka semua memiliki kemampuan, kecerdasan dan kebutuhan yang matang.

Memanen, mengolah, dan memasarkan cabai adalah pekerjaan yang cukup berat

Apabila terdapat lebih dari satu kata untuk menunjukkan sifat, diperlukan kata yang juga memiliki imbuhan yang sama. Ini tentu memudahkan pendengar untuk mengetahui sifat seseorang secara lebih mudah dan terarah.

3. Kefokusan Kata

Kalimat yang efektif haruslah jelas maksudnya. Karena jika sampai melebar, dikhawatirkan dapat menimbulkan hambatan dalam berkomunilkasi. Kalimat yang susah ditangkap maksud dan tujuannya adalah ciri-ciri dari permasalahan ini.

Contoh:

Sangat susah untuk dibaca buku ensiklopedia ini (X)

Sangat efektif, sangat efisien dan sangat mudah dipahami buku ensiklopedia ini. (X)

Yang benar:

Buku ensiklopedia ini sangat susah untuk dibaca.

Sangat efektif, efisien dan mudah dipahami buku ensiklopedia ini.

Predikat seharusnya diletakkan sesudah subjek agar tidak membingungkan bagi yang mendengar atau membacanya. Kata seperti “sangat” atau “terlalu” merupakan kata untuk menambah nilai pada suatu sifat. Jika terdapat lebih dari satu sifat yang mengharuskan kata tambah, maka cukup ditulis satu saja di depan kalimat.

4. Efisiensi Kata

Ini dia penyakit yang sering diderita oleh orang “ketinggian”. Hehehe,,, tenang kawan, saya juga sering mengalaminya. Kalimat efektif salah satunya mengharuskan seseorang untuk membuang kata yang memang tidak diperlukan alias mubazir. Ada beberapa sebab, mulai dari pengulangan kata yang seharusnya jamak, subjek ganda, sampai kalimat atau kata yang tidak mendukung makna.

Contoh:

Pengulangan kata jamak                         :Bukti-bukti ini harus diperlihatkan ke publik. (X)

Subjek ganda                                              :Motor itu saya pernah kendarai. (X)

Kata yang tidak mendukung makna     :Para polisi dituntut untuk memberi tindakan pelanggar lalu lintas. (X)

Yang benar:

Bukti ini harus diperlihatkan ke publik.

Saya pernah mengendarai motor itu.

Para polisi dituntut untuk menindak pelanggar lalu.

Kesalahan utama orang yang menggunakan kalimat ini rata-rata karena ingin menunjukkan bahwa hal tersebut punya nilai yang sangat penting. Sehingga kata yang muncul sering tidak tepat dan terkesan berlebihan. Nah, maka dari itu sebisa mungkin hindari pengulangan kata yang tidak perlu, serta carilah satu kata predikat yang tepat untuk mewakili semua subjek.

5. Kecermatan

Kalau yang ini biasanya membutuhkan ketelitian dalam membuat kalimat. Jika tidak teliti, imbasnya orang lain yang membacanya akan ambigu.

Contoh:

Artis yang dikenal itu punya sifat rendah hati. (X)

Terima kasih sudah diberikan kesempatan bagi kami. (X)

Yang benar:

Artis yang terkenal itu punya sifat rendah hati.

Terima kasih yang sudah memberikan kesempatan bagi kami.

Memang, dalam hal ini membutuhkan ketelitian. Sebab rata-rata dalam kasus ini, si komunikator maupun komunikasi biasanya tidak menyadari kesalahannya. Kalau ada orang yang mendengar, biasanya akan terdengar janggal.

6. Logis

Kalimat efektif haruslah masuk akal. Ide kalimat yang ada haruslah sesuai dengan konteksnya. Rata-rata kalimat yang membutuhkan sebuah kata logis,  memang bisa dipahami maknanya. Namun jika dilihat dari segi tujuannya, kalimat tersebut tidak tepat untuk menggambarkan dan mewakili situasinya.

Contoh:

Untuk menyingkat waktu, mari kita lanjutkan pembahasan ini. (X)

Pak Kevin memang dosen yang cerdik, penuh dengan ide dan gagasan. (X)

Doni menggunakan biola saat belajar musik klasik. (X)

Yang benar:

Untuk menghemat waktu, mari kita lanjutkan pembahasan ini

Pak Kevin memang dosen yang cerdas, penuh dengan ide dan gagasan.

Doni memainkan biola saat belajar musik klasik.

Kalau untuk kasus ini, biasanya akan lebih baik jika kata yang janggal tersebut diganti dengan kata yang lebih tepat makna dan konteksnya. Misal kata “cerdik” biasanya digunakan untuk mengonotasikan seseorang secara negatif. Tidak tepat apabila pasangannya kalimat dengan konotasi positif.

Kata “menyingkat” tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut. Ini dikarenakan seolah-olah anda ingin agar waktu cepat berakhir. Padahal maksudnya agar waktu yang ada tidak terbuang percuma. Nah, malaya lebih tepat menggunakan kata menghemat.

7. Penekanan Ejaan

Biasanya letak kesalahan yang paling umum dari masalah ini adalah penempatan titik dan koma. Namun ada juga yang letaknya sudah tepat, tetapi ejaan dan struktur kalimatnya tidak enak untuk didengar.

Contoh:

Mencabut rumput Pak Tani untuk pakan kerbau. (X)

Ibu Budi baru, mau pergi ke pasar. (X)

Gara-gara dia sering emosi, dia dijauhi teman-temannya. (X)

Yang benar:

Pak Tani mencari rumput untuk pakan kerbau

Ibu, Budi baru mau ke pasar/Ibu Budi baru mau pergi ke pasar.

Gara-gara sering emosi, dia dijauhi teman-temannya.

Untuk masalah ini, akan lebih baik jika terlebih dahulu menggunakan subjek di depan. Cermati pula kalimat yang memiliki titik dan koma. Sering juga kesalahan terjadi karena panjangnya kalimat yang ada sehingga penulis lupa di mana harus berhenti sejenak serta bagaimana menghentikan kalimat yang sudah lengkap.

Oleh karena itu, ada baiknya sebuah kalimat tidak perlu panjang-panjang penulisannya. Melakukan variasi kalimat boleh asal kaidahnya benar dan efektif.

syarat kalimat efektif
citywharfassociates.co.uk

Pernah membuat konten pilar? Yuk simak cara poduksi konten pilar 

Hehehe… Saya yakin masih pada bingung ya? Kalimat efektif memang membutuhkan banyak latihan dan kehati-hatian. Membaca berulang-ulang adalah solusi lain apabila anda masih bingung dalam membuat kalimat yang efektif.

Oh ya, jika kalian ingin latihan bagaimana mengidentifikasi kalimat yang tidak efektif menjadi efektif, ada baiknya anda membaca buku yang sudah diterjemahkan. Biasanya di buku terjemahan masih terdapat kalimat yang membuat pembacanya kebingungan. Jadi anda bisa berlatih mengoreksi dan memperbaiki kalimat supaya menjadi efektif.

Tinggalkan komentar