99 Pertanyaan Cara Membuat Artikel dari Penulis Pemula

Segala puji bagi Allah, di pagi yang agak gimana gini, jari ini bisa tergerak kembali atas izin-Nya.

cara membuat artikel
pixabay.com

Sebenarnya, artikel ini adalah pesanan salah satu teman di facebook Jasa Penulis Artikel. Di Facebook, Wa atau media chatting lain biasanya memang ada interaksi antara admin Facebook dengan para user. Awalnya mudah saling tukar pikiran terkait dunia kepenulisan, namun lama-kelamaan ada beberapa yang intens jadi perlu dibuatkan tulisan khusus.

Nah, tulisan ini adalah jawabannya. Saya berharap semoga tulisan ini menjadi secuil manfaat bisa dibaca untuk dipelajari tanpa terikat waktu dan tempat.

Oh iya, selain dari website ini, Anda pun bisa belajar terkait dunia tulis menulis di Jurnalistik Online. Kepoin ya hehe…

Cara Membuat Artikel

cara menulis artikel dan cara membuat artikel singkat
pixabay.com

Artikel ini saya beri judul 99 Pertanyaan Cara Membuat Artikel dari Penulis Pemula. Saya lebay-lebaykan biar jadi best viewer haha…

Sesuai judulnya, artikel ini berisi pertanyaan, lalu saya jawab dengan pengetahuan yang saya miliki— atau dari guru-guru saya.

Saran saya, agar Anda merasa mudah ketika belajar menulis, cobalah Anda praktek terlebih dahulu barang  100 atau 1000 kali.

Tujuannya biar Anda tahu bahwa menulis itu susah. Nah, bila nantinya ada yang menjelaskan kepada Anda perihal menulis secara face to face, kemudian Anda paham, kiranya Anda akan mengatakan, “Oalah…Walah… cuma begitu?”.

Ok, apakah sudah siap? Mari kita awali artikel Cara Membuat Artikel ini dari pertanyaan pertama:

1. Bagaimana Agar saya Bisa Membuat Artikel yang Baik?

Bisa membedakan antara tulisan yang baik dan yang kurang baik adalah modal utama yang sangat penting. Misal, coba Anda membaca artikel di Kompas dengan artikel majalah amatiran. Analisislah di mana letak kekurangannya.

Jika Anda sudah bisa peka dan mampu membedakan mana tulisan yang baik dan mana yang kurang baik, berarti Anda sangat berbakat untuk menjadi penulis professional.

Salah satu cara yang bisa Anda praktekkan adalah dengan banyak-banyak membaca buku. Dengan membaca buku, wawasan Anda akan luas dan pengetahuan Anda akan semakin dalam.

Selanjutnya, Anda bisa meresensi buku yang sudah Anda baca. Kelompokkanlah buku-buku yang memiliki tema yang sama, lalu bedahlah satu persatu.

Carilah kelebihan dan kekurangan buku masing-masing, bila sudah cobalah Anda menulis tema yang sama pula jangan pula tambahkan dengan wawasan maupun pengalaman yang berasal dari diri Anda sendiri. Masih ingat materi resensi bukukan?

Selebihnya Anda hanya dituntut untuk memperbanyak jam terbang saja. Sehari sudah nulis berapa kali?

2. Bagaimana Cara Membuat Resensi Buku?

Hemm… Anda bisa membacanya secara mudah dan detail di artikel berjudul Cara Membuat Resensi Buku

3. Buku-buku Apa Saja yang Harus saya Baca?

Barangkali pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sering disampaikan oleh beberapa teman-teman.

Terkait pertanyaan di atas, saran saya perbanyaklah membaca buku-buku yang berkualitas. Pertanyaannya, buku seperti apa yang berkualitas tersebut?

Bagi saya, buku yang berkualitas adalah buku yang didalamnya membahas sebuah tema secara spesifik dan menukik. Bila Anda pernah belajar mengenai lingustik, Anda akan tahu makna dari kata yang sebenarnya.

So, satu kata dibahas secara lengkap dan mendalam, mulai dari sebab-sebab munculnya sebuah kata sampai pergeseran-pergeseran makna kata yang selama ini terjadi.

Buku-buku yang saya rekomendasikan antara lain kitab-kitab para ulama; kitab-kitab mereka sangat popular dan abadi sepanjang masa. Anda juga bisa membaca buku-buku Cak Nun terkait pemikiran-pemikiran dan juga buku-buku dari Almarhum Gus Dur untuk melatih keruntutan sebuah tulisan.

Bagi saya sendiri, bila pikiran sedang ruwet saya sering membaca tulisan Gus Dur. Saya pun mengakui bahwa tulisan Almarhum Gus Dur adalah tulisan yang paling jelas mulai dari segi keruntutan, gagasan, sampai cara penyampaiannya. Begitu juga kata orang lain; banyak yang menilai sama.

Intinya, carilah buku-buku yang ditulis oleh pengarangnya langsung. Buku yang ditulis ulang atau direview kemudian berupa kumpulan artikel biasanya rentan terjadi kesalahpahaman.

4. Setiap Menulis, saya Selalu Berhenti di Tengah Jalan. Bingung dah Mau Nulis Apalagi. Apa yang Harus saya Lakukan?

Itu wajar. Ada salah satu guru menulis saya dia pernah bilang, kalau kalian sedang buntu ketika menulis di tengah jalan, maka tulis aja apa yang ada di pikiran. Jika di pikiran Anda hanya ada kata buntu, maka tulis aja “Buntu buntu buntu buntu…….” Terus… sampai Anda mendapatkan inspirasi untuk melanjutkan tulisan Anda.

Ada lagi cara yang lain. Bila Anda buntu saat menulis, istirahatlah sejenak. Bacalah buku-buku yang berkaitan dengan tema yang Anda tulis, atau Anda bisa keluar ngobrol-ngobrol dengan teman-teman Anda yang memiliki wawasan lebih.

5. Bagaimana Kiat Membuat Judul yang Baik

Itu mudah. Bacalah artikel di ACADEMIC INDONESIA bertajuk Cara Membuat Judul

6. Apa Perbedaan Bahasa Ilmiah dengan Bahasa Non Ilmiah?

Pertanyaan yang bagus. Pertanyaan ini akan terasa bermanfaat sekali apabila Anda sedang mengerjakan skripsi.

Bahasa ilmiah adalah bahasa yang mempunyai makna tunggal. Adapun bahasa non ilmiah adalah bahasa yang memiliki makna majemuk.

So, apabila Anda mengerjakan skripsi, fokuslah menggunakan bahasa ilmiah agar konsep masalah yang ada di skripsi Anda memiliki makna yang sama ketika dibaca siapapun. Termasuk dosen Anda hehe…

7. Mengapa Artikel saya Tak Pernah Dimuat di Media Massa Baik Online Maupun Offline; Bahkan di ACADEMIC INDONESIA pun tak dimuat? Padahal Sudah Mengirimkannya beberapa kali?

Haha… Kalau Anda benar-benar terjun di media massa, sebenarnya dunianya lebih keras. Bila hanya tulisan ditolak sebenarnya itu wajar-wajar saja. Yang tak wajar adalah tidak mau berbenah memperbaiki tulisan.

Maka dari itu, ketika Anda mengirim sebuah tulisan di media lain, cobalah periksa ketentuan yang diberikan media bersangkutan; seperti jumlah kata, kemudian apakah ada catatan untuk mencantumkan biodata lengkap, foto dan sebagainya.

Tapi ada sesuatu yang perlu Anda ingat. Bahwa ketika tulisan Anda ditolak, bukan berarti tulisan Anda tidak bagus.

Bisa jadi artikel Anda belum terbit lantaran untuk menguji seberapa kuat mental Anda ketika menulis. Jadi biasa-biasa saja ketika ditolak.

Terus produktif, kirim lagi, kirim lagi lupakan dan lupakan setelah dikirim. InsyaAllah nantinya juga ada satu, dua atau lebih yang dimuat. Itu namanya jurus najur. Gak tahu juga artinya, intinya begitu.

Nah, lebih lengkapnya lagi Anda bisa membuat kata pengantar artikel Anda. Bisa dibaca lebih lengkapnya di Cara Membuat Kata Pengantar

8. Bagaimana Menyiasati Artikel-artikel yang Tak Dimuat atau Tulisan-tulisan Tugas Kuliah yang Numpuk agar Bermanfaat?

Hemm, Iya “eman-eman” kalau dibiarkan begitu saja. Bahkan bila Anda masih semester muda, ada baiknya bila Anda mendapat tugas dari dosen Anda, tugas tersebut Anda jadikan artikel sekalian. Kirim deh ke koran atau media online. Double manfaat!

Bila Anda masih mempunyai artikel-artikel lama, cobalah modifikasi mulai dari judul, kemudian gagasan dan semua terkait kepenulisan. Barangkali bisa layak untuk dikirimkan di media massa.

9. Bagaimana saya Bisa Mendapatkan Ide Segar nan Brilian?

Sebenarnya, kunci menulis itu hanya ada di jam terbang ya. Sebab menulis itu kan ketrampilan, bukan teori.

Ya menulis itu seperti ketika Anda berlatih naik sepeda, bila awalnya Anda diberikan teori harus begini dan begitu, nanti akhir-akhirnya Anda sudah bisa mengendarai sepeda tanpa harus mengingat teorinya.

Begitulah dengan menulis, seorang wartawan yang jam terbang menulisnya sudah lebih dari 10 ribu kali, ketika melihat daun yang jatuh pun akan bisa jadi satu tulisan.

Begitu pula misal ada rombongan presiden lewat, Ia akan cepat menemukan hal-hal menarik untuk dituliskannya dari sudut pandang yang ia kehendaki.

Berbeda bila jam terbangnya masih belum tinggi, barangkali yang terjadi hanyalah kebingungan, “Mau nulis apa ya”, padahal di depannya banyak terdapat moment-moment yang seru.

Maka dari itu, cobalah perbanyak jam terbang. InsyaAllah belajar menulis tidak ada ruginya. Yakin deh!

10. Berapa honor yang diberikan Academic Indonesia dan etiskah bila saya mencantumkan nomor rekening saya?

Etis saja, itu baik. Yang tidak baik itu apabila Anda menulis namun tulisannya belum baik dan menyegerakan untuk mendapatkan hak.

Di ACADEMIC INDONESIA itu sendiri, kami akan memberikan reward kepada penulis artikel bebas apabila viewernya mencapai 5 ribu sampai  10 ribu dalam sepekan.

Bersama teman-teman satu tim ACADEMIC INDONESIA, kami baru merencanakan akan memberikan fee untuk kolom opini. Doakan saja semoga segera rilis.

11. Bagaimana Cara Membuat Feature?

Anda bisa membacanya di artikel Cara Membuat Feature

12. Bagaimana saya Memulai sebuah Tulisan? Sebab saya Sering Kesulitan untuk Memulai sebuah Tulisan

Belajar yang paling mudah adalah melalui pengalaman. Bila Anda ingin menulis novel, tinggal ceritakan saja pengalaman Anda. Di sana Anda pasti sudah mengetahui awal dan akhirnya karena yang mengalami Anda sendiri.

Bila Anda ingin menulis artikel, di bagian opini atau solusi tinggal Anda sertakan pengalaman Anda. Menulislah seperti Anda berbicara menceritakan pengalaman Anda sendiri.

13. Bagaiamana Cara Membuat Berita?

Gampang, coba baca artikel berikut ini

14. Terkadang saya Dirundung Rasa Bosan ketika Menulis, Tips Seperti Apa agar saya Bisa Selalu Menulis?

Coba simak artikel tips yang dinukil dari pendapat Andrea Hirata

15. Berapa Halaman atau Kata agar Tulisan Kita Mudah di Muat di Media Massa Cetak maupun Online?

Setiap media berbeda-beda. Tinggal Anda lihat dibagian kolom yang ingin Anda tuju. Ini penting sebab terbit atau tidaknya berkaitan dengan space rubrik media itu sendiri.

16. Bagaimana Cara Mengirimkan Naskah ke koran atau ke ACADEMIC INDONESIA Sendiri? Bolehkah Menyertakan Link?

Caranya bisa melalui email media masing-masing. Lihat juga ketentuan-ketentuannya ya.

Di ACADEMIC INDONESIA sendiri ketentuannya meliputi:

Artikel belum pernah dimuat di web atau blog manapun

Artikel terdiri dari 1000 – 2000 kata

Panjang per paragraph ada 2-3 baris

1 kalimat panjangnya 1 sampai 1,5 baris

Terdapat sub judul

Menyertakan identitas dan foto diri

17. Apakah Latar Belakang Penulis atau Pejabat Sangat Mempengaruhi Dimuatnya sebuah Tulisan?

Bila tulisan Anda menarik dan baik tentu saja tidak berpengaruh. Namun bila Anda adalah penulis pemula kemudian Anda ingin tulisan Anda segera dimuat ya hasilnya nihil.

So, sebenarnya pertanyaannya kurang tepat, sebab latar belakang atau jabatan yang Ia sandang merupakan kerja kerasnya selama ini. Semakin seseorang menekuni salah satu bidang keilmuan, semakin lama ia akan dikenal.

Semakin lama ia dikenal, maka semakin dipercaya pula ia dalam hal keilmuan tersebut. Ada satu keilmuan yang dikuasai.

Tentu saja akan lebih dimuat karena dari segi pengalaman, wawasan dan gagasan memang sudah lumrah unggul mereka yang sudah terlebih dahulu mengeyam banyak pil kepahitan.

Maka dari itu, ada pentingnya pula mengingatkan agar kiranya kita selaku insan akademis memilih satu keilmuan lalu kita kaji perdalam sampai akar-akarnya. Lakukan saja yang terbaik sesuai bidangnya masing-masing.

18. Bagaimana Tips Menulis Cerpen Menarik?

Silahkan baca tipsnya di Cara Membuat Cerpen

19. Apa yang Dimaksud Tulisan Parodi?

Tulisan parodi adalah tulisan yang bersifat mengejek atau ada unsur ejekan. Ejekan itu sendiri bisa mengarah kepada diri sendiri, atau mengarah ke person tertentu.

Bila unsur ejekan tersebut mengarah ke diri sendiri, Anda bisa mengambil contoh bertajuk Waktu.

Anda bisa menceretitakan waktu itu apa sih, sampai sedetail-detailnya. Kemudian Anda juga bisa mendeskripsikan kegiatan Anda dan mempertanyakan tentang kegiatan Anda sendiri. Ada unsur yang lucu, tak masuk akal atau konyol?

Bila artikel parodi bertjuan untuk menggambarkan orang lain, biasanya isinya terkait ejekan keseharian person yang ditulis. Mulai dari kekhasan bicaranya, kata-kata yang sering diucapkan atau terkait tingkah laku kebiasaannya sehari-hari.

20. Apa Perbedaan Opini dengan Esai?

Opini berangkat dari masalah dan dijelaskan dengan solusi. Adapun esai adalah tulisan yang berangkat dari masalah namun solusinya juga diakhiri dengan masalah. Bingung? “Sama”.

21. Apakah Penulis Cerpen Bisa Menulis Artikel?

Bisa. Sebab cerpen lebih mempunyai unsur-unsur yang lengkap. Kecuali kalo dibalik, kebanyakan besar mungkin penulis artikel kurang bisa menulis cerpen.

Hemm…. Tapi juga tergantung orangnya juga dink. Saya pikir ini bukan persoalan krusial.

22. Bagaimana Menuangkan Ide agar Karya Tulis Menjadi Utuh dan Idenya Tidak Loncat-loncat?

Di awal-awal gunakan saja rumus ATM alias amati, tiru dan modifikasi. Bila sudah terbiasa dan jam terbangnya sudah tinggi, nantinya ide akan runtut sendiri.

Memang awalnya terkesan wagu, bahkan ketika kita menulis pertama kali, mungkin kita membaca tulisan kita sendiri dengan satu mata tertutup karena malu membaca tulisan kita sendiri.

Tidak apa-apa, latih terus dan tinggikan jam terbang, nantinya juga terbiasa bisa.

23. Ketika Kita Menulis, Judul atau Isi Artikelkah yang Harus Kita Dahulukan?

Sebenarnya pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan. Pertanyaan retoris namanya. Disebut begitu sebab bila tidak ditanyakan akan menambah pusing dan jika dijawab sebenarnya jawabannya pun “saya kembalikan pada diri Anda sendiri”.

Misal Anda sudah menemukan judul yang baik, maka bolehlah Anda menuliskan judulnya terlebih dahulu. Tapi misal Anda belum menemukan judul yang pas, maka Anda pun bisa menuliskan isi artikelnya dahulu.

24. Jika Kita Ingin Menulis, Utama yang Mana antara Menguatamakan Topik yang Hangat dengan Ide Tulisan?

cara membuat artikel beserta contoh artikel
pixabay.com

Kira-kira bisa tidak keduanya disatukan? Bila bisa, kenapa tidak? Malah saling mendukung donk jika bisa.

Namun bila belum bisa dan Anda sudah mempunyai kerangka yang utuh untuk menuliskan keduanya, maka pilihlah yang topiknya hangat terlebih dahulu.

Hal ini dikarenakan pilar media massa adalah kecepatan, jadi bagi mereka yang cepat merespon isu, maka tulisannya berhak dimuat.

25. Apa Perbedaan Pokok antara Tulisan Feature, Esai dan Artikel?

Feature adalah karangan berkisah dari kejadian nyata, dituliskan dengan gaya bahasa yang bebas dan tak terikat waktu. Maksudnya, kejadian lama pun bisa menjadi  feature.

Esai adalah tulisan yang berangkat dari masalah dan cara penyelesaiannya pun dengan menggunakan masalah. Pernahkah menemukan masalah dan ketika di rasa-rasa ternyata jawabannya juga masalah?

Artikel pun ada dua. Ada artikel popular; artikel ini biasanya ada di koran-koran atau media cetak lainnya. Disebut populer sebab dalam penulisannya menggunakan gaya bahasa yang umum dan mudah dipahami.

Adapun artikel ilmiah bisa Anda temukan di jurnal-jurnal ataupun tugas-tugas kuliah Anda. Artikel yang di dalamnya menggunakan bahasa ilmiah sesuai lingkup akademik.

Persamaan dari pengertian artikel sebenarnya ada pada datanya. Untuk bisa dikatakan sebagai artikel, maka Anda perlu menyertakan data, baik data yang diawali dengan teori sebagai penguat juga data riil dari lapangan.

Konkritnya, bila artikel tanpa teori atau data itu biasa disebut opini alias pendapat.

26. Bagaimana Cara Membuat Essai?

Anda bisa membaca tulisannya Mahasiswa S2 UGM Mas Khairul Arif berikut ini Cara Membuat Esai

27. Bagaimana Pedoman Bahasa untuk Menulis Artikel dan Cerpen?

Cukup sederhana. Artikel menggunakan bahasa ilmiah, sedangkan cerpen menggunakan non ilmiah.

28. Bagaimana Cara Mengatasi Kendala dalam Menulis— Dulu Lancar Sekarang Tiba-tiba Redup

Coba motivasinya dikaji ulang. Salah satu motivasi yang paling kuat yang dimiliki kebanyakan penulis adalah soal kepedulian, keprihatinan dan kegelisahan.

Lha Anda masuk yang mana?

29. Apakah Puisi Termasuk Kategori Jurnalistik?

Selama masih ada unsur mengumpulkan bahan kemudian mempublikasikannya maka selama itu pula tulisan tersebut bisa disebut jurnalistik.

30. Bagaimana agar penulis Tetap Idealis dan Tak Hanya Mengejar Nilai Pragmatisnya Semata?

Justru menurut saya seorang penulis itu harus idealis. Ini tidak boleh ditawar ya.

Maksud saya begini, idealis kan artinya mempertahankan kebenaran sesuai versi kita. Bila ada tulisan Anda yang kurang baik, atau Anda mendapat masukan atau arahan dari orang lain, alangkah lebih bijaknya Anda segera memperbaikinya.

Dalam hal keburukan jangan dijadikan idealis, sebab itu hanya akan membinasakan Anda sendiri. Tahukan kenapa huruf ‘p’ di dalam kata penulis itu selalu menggunakan huruf kecil?

Sebab penulis identik dengan kerendahan hati.

So, ketika seseorang benar-benar ingin terjun ke dunia kepenulisan, tetaplah idealis. Idealis berkaitan erat dengan kejujuran dan tulisan yang indah tentu saja adalah tulisan yang jujur. Bukan dibuat-buat.

31. Bagaimana Cara Menyusun Karya Tulis dengan Kalimat Efektif agar Tidak Membosankan Para Pembaca dan Memikat Hati Para Redaktur Surat Kabar?

Inti kalimat efektif sebenarnya hanya mengandung unsur kalimat S-P (Subjek-Predikat). Selebihnya Anda bisa menambahkan objek beserta keterangannya.

Berbicara mengenai kalimat efektif memang menarik, selain merupakan kesalahan yang sering dilakukan penulis, kalimat efektif biasanya juga tak sadar kita ucapkan.

Maju ke depan, mundur ke belakang. Ya iyalah! Masak mundur ke depan?

Nah itu contohnya hehe…

Mengenai kalimat efektif ini sendiri, saya pernah mendapat nasehat bahwa bila Anda mengirimkan artikel namun ada 3 kesalahan kalimat efektif saja, maka tulisan Anda akan langsung dibuang redaktur.

Kalimat efektif di dalam dunia kepenulisan memang sangat penting, terlebih bila Anda membuat tulisan fiksi, hal ini akan mempengaruhi jalan ceita Anda, bertele-telekah atau sebaliknya?

Baca mengenai Kalimat Efektif

32. Bagaimana Cara Menumbuhkan Minat Menulis?

Kalau Anda bukan anak seorang raja, namun Anda akan dikenal banyak orang maka menulislah.

Jika Anda ingin hidup selamanya, maka menulislah. Sebab, dengan menulis nama Anda akan abadi. Jasad boleh terkubur, namun ide dan gagasan tulisan Anda akan tetap ada; hidup.

Beberapa kawan yang menghubungi saya pernah bilang bahwa sebelum ia meninggal, ia ingin sekali mewarisi satu buku kepada anaknya.

Ia berharap kelak bila ia sudah tiada, buku tersebut tetap bisa menemani anaknya, menasehati dan membimbing anak-anaknya.

Cukup?

33. Bagaimana Cara Membuat Artikel Opini?

Anda bisa membaca tulisan saya di Cara Membuat Artikel Opini

34. Apakah kita Diperkenankan Membuat Karya Tulis dengan Mengutip dari Karya Penulis Lain; Sejauh Mana kita Bisa Membawa Pikiran Mereka ke Dalam Karya kita?

Saling merujuk berupa referensi itu bagus. Itu bukan berarti kita menjadi lebih rendah, justru dengan adanya berbagai referensi, kita terlebih dahulu melihat tulisan orang lain.

Maksudnya begini, bila kita melihat-lihat dulu tulisan yang ada, berarti secara otomatis kita mengetahui gagasan seperti apa yang belum ada, ada yang kurangkah, belum tepatkah atau belum sempurnakah.

Nah, tugas penulis selanjutnya adalah melengkapi tulisan yang sudah ada.

35. Bagaimana Cara Membuat Makalah?

Coba Anda bisa baca di artikel ini,… Jika Anda belum puas, Anda bisa chatting bersama saya atau mengundang saya sebagai pembicara jurnalistik hehe. . .

Tinggalkan komentar